3

1.1K 178 7
                                    

Kini pemuda manis itu tengah berdiri di depan cermin seraya memperhatikan penampilannya, ia mendengus kesal kala melihat penampilannya yang begitu sangat berbeda dari sebelumnya. Sekarang ini ia benar-benar terlihat seperti salah satu bajingan yang sudah menghancurkan hidupnya.

"Aku bahkan sampai menyemir rambut begini" ucap Haechan seraya menarik rambutnya yang kini berwarna pirang ke atas.

Rambut yang awalnya berwarna hitam itu kini sudah berbeda jauh dengan warna aslinya, katakan saja jika ia terlampau niat karena sampai
menyemir rambutnya menjadi pirang agar terlihat sama persis seperti Donghyuck. Ia bahkan rela menutupi tahi lalat-nya yang indah itu menggunakan make up hanya agar benar-benar terlihat mirip dengan bajingan itu.

Sebenarnya pemuda manis itu kurang suka menyemir rambutnya, ia merasa tak nyaman dengan warna rambut yang terlalu mencolok. Tapi agar rencananya berjalan dengan lancar ia tak punya pilihan lain.

"Lumayan juga" ucap Haechan seraya menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jemari lentik-nya.

"Aku terlihat sangat tampan" lanjutnya seraya tersenyum senang, ia tak menyangka hanya dengan menyemir rambutnya seperti ini ke-tampanan-nya akan bertambah berlipat-lipat ganda.

"Ku rasa aku harus sedikit mengambil keuntungan saat ini" ucap si manis seraya membuka laci milik Donghyuck satu persatu.

"Ini semua kunci mainan kan?!!" tanya Haechan tak percaya, matanya bahkan tak berkedip kala melihat kunci-kunci mobil itu yang berserakan di dalam laci.

"Kalau ku jual satu tak masalah kan?" ucap si manis seraya tersenyum jahat, dengan membuat mereka jatuh miskin secara perlahan sepertinya layak ia coba.

Cklek

"Permi-"

"Apa kau tak punya sopan santun?!!" teriak Haechan kesal kala salah satu pelayan wanita dengan baju kurang bahan memasuki kamar Donghyuck tanpa permisi.

"M-maaf saya han-"

"Pergi atau ku pengal kau di sini!!" pelayan wanita itu langsung membukukan badannya takut sebelum berlalu pergi.

"Dasar jalang!!" si manis menggeram kesal menahan emosinya supaya tak meluap, ia rasa pelayan tadi adalah salah satu dari seribu orang yang suka sekali menggoda mantan kekasihnya.

"Apa dia sering di panggil Donghyuck ke kamar ini? Makannya tadi dia masuk tanpa permisi" ucap Haechan seraya meremat dadanya yang terasa sesak.

"Sialan!!" si manis menjatuhkan seluruh barang yang berada di atas nakas, menyalurkan emosinya yang kini tengah meluap.

'Akan ku hancurkan para jalang sialan itu karena telah berani menggoda kekasih orang lain' batin Haechan penuh dendam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Haechan menyeringai menatap jalang yang tadi masuk ke kamar Donghyuck tanpa permisi, kini tengah menggoda dirinya secara terang-terangan.

"Rasanya hari ini panas sekali ya" jalang itu tanpa rasa malu membuka dua kancing teratas nya, memperlihatkan belahan dadanya yang mampu membuat Haechan merasa mual ketika melihatnya.

"Mau ku siram dengan air kran?" jalang itu tersenyum kikuk kala merasa rencananya gagal.

"Mau sampai kapan kau menjadi pilar disana? kau merusak pemandangan ku saja" jalang itu pun langsung menyingkir tanpa di suruh, mendengar ucapan sinis sang tuan membuat dirinya tersadar jikalau kehadirannya disini tak di inginkan.

Si manis berdiri dari duduknya, kemudian ia berjalan masuk kembali kedalam rumah ketika merasa mood nya sudah hancur. Niat ingin berjemur di bawah sinar mentari pagi ini gagal totol karena kehadiran jalang sialan yang selalu mengekori nya.

"Habis melakukannya di luar?, Eh! Kau punya nyali juga" Haechan tersentak kaget kala mendapati keenam pemuda itu yang kini tengah menatapnya dengan senyuman menggoda.

"Kau memang tak tahu tempat" si manis mendengus kesal kala menyadari arah pembicaraan mereka.

"Berhenti membicarakan omong kosong!, kalian membuat mood ku semakin hancur" ucap Haechan seraya berlalu meninggalkan keenam pemuda itu yang tengah menatapnya intens.

"Dia kenapa?" tanya Mark heran kala melihat sikap salah satu saudaranya itu yang terlihat sangat aneh.

"Entahlah, tapi aku merasa jika tubuh Donghyuck sedikit lebih pendek dari biasanya" ucap Jeno yang sukses membuat kelima saudaranya itu langsung menoleh ke arahnya.

"Jadi kau mengira tubuh Donghyuck menyusut?" tanya Jaemin seraya menidurkan tubuhnya di atas sofa.

"Mungkin?" Jawab Jeno seraya terkekeh pelan, merasa jika hal yang tengah mereka bahas saat ini terlalu konyol.

Kini pemuda manis itu tengah makan dengan lahap seraya di temani oleh jalang yang sendari tadi terus mengekori nya, makanan yang tersaji satu-persatu mulai memasuki mulut pemuda manis itu yang kini sudah sangat penuh. Bahkan kedua pipi bulat-nya sudah menggembung.

"Dia makan masakan rumah?!!" ucap Renjun kaget seraya menatap Haechan dengan tak percaya.

Jelas jika pemuda rubah itu kaget karena seingat-nya, Donghyuck itu sangat tak suka memakan makanan berat seperti nasi. Dia hanya akan memakan roti dan beberapa buah untuk mengisi perutnya, dan kini melihat adiknya itu memakan nasi dengan lahap rasanya seperti mimpi.

"Ini perasaan ku saja atau memang
benar, pipi Donghyuck hyung rasanya lebih berisi dari sebelumnya" ucap Jisung seraya memperhatikan pipi gemil si manis dengan seksama.

"Aku juga merasa tubuh Donghyuck lebih berisi dari sebelumnya" ucap Mark seraya menatap lekat tubuh Haechan yang memang lebih berisi dari Donghyuck.

"Ku rasa kalian benar" timpal Jaemin yang sendari tadi memang sudah memperhatikan pemuda manis itu.

"Aku kenyang!!" ucap Haechan seraya mengusap perutnya yang sudah terisi penuh, di sepanjang hidupnya ia tak pernah makan enak seperti ini jadi wajar saja porsi yang tadinya untuk tujuh orang itu malah ia habiskan sendirian.

'Kita ke samping-kan terlebih dahulu niat untuk balas dendam, sekarang yang terpenting menikmati hidup layaknya orang' batin Haechan seraya tersenyum senang.

Si manis menatap keenam pemuda tampan itu yang tengah berdiri di hadapannya layaknya patung yang sendari tadi tak bergerak.

"Aku akan pergi keluar sebentar" ucap Haechan seraya berdiri dari duduknya, kemudian ia berjalan menghampiri keenam pemuda itu yang masih bergeming.

"Ada kerjaan hyung?" tanya Jisung yang langsung di angguki oleh si manis.

"Aku akan kembali jika urusan ku sudah selesai" ucap si manis seraya berjalan dengan santai keluar rumah, menghiraukan tatapan keenam pemuda itu yang tak terlepas darinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Menikmati liburan mu?" Haechan hanya terkekeh kecil kala melihat mantan kekasihnya itu kini tengah terikat di atas kursi.

"Berani juga kau rupanya" ujar Dongsook seraya menatap si manis dengan tajam.

"Tentu, untuk membalas kalian aku akan melakukan apapun" ucap si manis seraya mendudukkan tubuh berisi-nya di atas pangkuan Donghyuck.

"Kau tak akan lepas dengan mudah, bear" ucap Donghyuck yang sama sekali tak di hiraukan orang pemuda manis itu.

"Masih memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu?" ucap Haechan mengejek.

"Berhenti bermain-main bear, kau tak akan sanggup menjatuhkan kami semua" Donghyuck terpaku kala melihat wajah mantan kekasihnya itu yang tampak lebih manis dari terakhir kali ia melihatnya.

"Kau duduk manis saja disini, sedangkan disana keluargamu akan aku buat hancur lebur" ucap si manis seraya tersenyum menyeringai, setelahnya ia beranjak dari atas pangkuan pemuda tampan itu.

"Kau akan menyesal, bear"

"Kita lihat saja nanti"

TBC

Ide aku makin hari makin ngilang. Jadi maklumi kalau ceritanya jadi aneh begini.

BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang