27.

7.8K 459 33
                                    

Happy reading...

"Akh..., Carl..le..pa....s" Shanty terus berontak mencoba melepaskan cengkraman Carly di lehernya yang semakin menguat. Suaranya tercekat, wajahnya sudah memerah, air mata lolos di wajah wanita paruh baya yang masih tetap cantik itu.

Namun Carly malah menyeringai kemenangan melihatnya, setidaknya ia sedikit puas menyakiti wanita ini, bila perlu hari ini ia menghilangkan nyawa saja, pasti menyenangkan. Ia tertawa keras memikirkannya.

"Hahahhahhaha..... sepertinya menyenangkan bila kau mati" ucapnya membuat air mata Shanty makin deras. Bukan mati itu yang ia takutkan, tapi rasa sakit di hatinya yang kini mendominasi. Bagaimana tidak, selama ini ia sangat tulus menyayangi Carly, ia menganggap Carly seperti anak kandungnya sendiri. Bagaimana bisa Carly membalas rasa sayangnya dengan ini? Benar benar ia sudah membesarkan seorang monster.

Brugh...brughh....

Bogeman kuat tiba tiba membuat cengkraman Carly terlepas dari leher Shanty dan ia tergeletak tak berdaya di lantai. Ia melihat siapa yang berani melakukan itu padanya, dan seketika ia membola melihat Jordan, Jackob dan beberapa orang yang berseragam polisi.
Dan ia tau pasti Jordan yang memukulnya tadi, pukulan dari lelaki paruh baya itu sangat kuat, usianya tidak membuatnya lemah.

Jordan tampak sangat murka, wajah nya merah emosi melihat kelakuan Carly pada Shanty. Jadi inilah akhir yang mereka terima dari rasa kasih yang mereka berikan untuk manusia tidak tau terimakasih seperti Carly. Ia memeluk Shanty yang tampak sangat syok dan ketakutan. Wanita itu masih gemetaran dan Jordan dapat merasakannya.

"Cepat tangkap dia" perintah salah satu polisi membuat bawahannya pun bergegas melaksanakan tugasnya. Carly gelagapan di tempat. Ia tak tau harus apa, kini ia tau ia akan berhadapan dengan nasib buruk, bahkan ia tak sempat lari, tangannya sudah terlebih dahulu di pelintir salah satu anggita polisi itu membuatnya memekik kesakitan. Ia tak bisa kemana-mana lagi, memang benar Jordan lah ternyata yang menyelidikinya. Dan sepertinya saat ini pria itu sudah meniliki segudang bukti untuk menuntut nya. Ia menatap tajam pada Jordan, bisa bisanya pria itu ingin menjebloskannya.

"Jangan menatapku seperti itu atau kau tidak akan berakhir di penjara, tapi mati di tanganku" ucap Jordan geram. Rahangnya sudah mengeras menahan emosi.

"Aku tidak percaya aku telah memelihara seorang psikopat sepertimu, bagimu nyawa manusia seperti mainan. Apa kau sudah gilak? Setelah kau ingin membunuh anak ku kini kau ingin membunuh istriku? Apa kau lupa berurusan dengan siapa? Kau bukan tandinganku, kau jangan menganggap remeh diriku, dan kau sudah melakukannya. Maka terima saja resikonya" tegas Jordan.

"Apa kau ingin mengatakan jika kau menyesal membesarkanku?"
"Sangat menyesal" jawab Jordan singkat membuat Carly geram.

"Kalau begitu nikmati saja deritamu karna kebodohanmu itu. Kau ingin mengatakan jika kau hebat, lebih hebat dariku? Cihhh.... aku malah ingin tertawa mendengarnya. Jika kau memang lebih hebat, kau tidak akan tertipu sampai sejauh ini olehku" ucap Carly berdecih sambil terkekeh senang melihat wajah Jordan yang kian tampak emosi. Pria itu mudah sekali ia provokasi.

"Aku memang bodoh karna itu, dan akan aku pastikan hal itu tidak akan terulang lagi. Kau akan menikmati hasil dari kejahatanmu seumur hidup, mulai saat ini kau bukan bagian dari keluargaku, dan nama keluargaku akan di cabut dari nama mu segera" putus Jordan. Shanty termangu di tempat, itu hukuman yang pantas untuk Carly, tapi tetap saja hati kecilnya sebagai seorang ibu tetap terluka.

"Dan kau harus membayar dosamu di penjara sebelum kau ke neraka" ucap Jordan, namun Carly malah semakin terkekeh.

"Kau tau.... itu tak akan terjadi" ucapnya kemudian dengan gerakan cepat ia menendang polisi yang memeganya sedari tadi, dan berlari dengan sigap membuat para polisi tersebut pun sempat linglung namun kembali segera mengejarnya setelah mereka sadar.

Accident With Prospective Brother In Law (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang