"Nih mang saya belikan nasi goreng buat mang." ujar gue yang langsung memberi sebungkus nasi goreng ke Mang Rojak yang sedang serius menonton bola di pos penjagaan kost.
"Wih, makasih banyak loh Neng Dini."
"Sama-sama mang."
Gue lantas membuka bungkusan nasi goreng punya gue dan memakannya di dalam pos Mang Rojak.
"Lah laper neng? Udah dimakan aja."
"Iya mang." balas gue yang tengah mengunyah lahap nasi goreng.
"Kok nggak malam mingguan sih neng?"
"Emang mau malam minggu sama siapa mang?"
"Sama pacarnya lah, masa sama mang."
Gue tertawa mendengar ucapan Mang Rojak. Bisa aja dia bilang gitu.
"Saya nggak punya pacar kali mang."
"Ah bohong aja nih si eneng."
Mungkin karena sifat gue yang cenderung masa bodoh dengan yang namanya percintaan, membuat jarang ada cowok yang serius mendekati gue. Gue sih masa bodoh dengan hal itu, yang jelas gue fokus dengan perkuliahan dan cepat lulus.
"Gimana mang situasi di rumah depan? Apa ada yang aneh-aneh lagi?" tanya gue yang coba mengalihkan pembicaraan.
"Nggak ada sih neng. Paling suara-suara dari luar aja."
"Oh paling suara kucing atau tikus ya?"
"Iya mungkin neng."
"Ya udah mang, dimakan itu nasi gorengnya. Nanti keburu dingin."
"Oke deh, mang makan ya. Makasih loh neng sebelumnya."
"Sama -sama mang."
Mang Rojak lantas menyantap nasi goreng dengan lahap. Karena nasi goreng ini, gue jadi teringat Rachel. Karena awal mula gue bertemu dan kenal dengan Rachel ketika kami membeli nasi goreng ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Rumah yang Kosong
Horror- SETIAP RUMAH MEMILIKI KISAHNYA SENDIRI - Gue Dini Rahmawati. Cewek berusia 19 Tahun yang akan mengenyam dunia perkuliahan. Kampus gue yang berada di luar kota memaksa gue harus merantau dan meninggalkan kakak gue sendirian yang ada di kampung. Ngg...