Aku berdiam diri di kamar, hanya berdiam dan tenggelam dalam pikir,
Mengevaluasi kegiatan hari ini
"seharusnya kau tanya saja langsung nama gadis itu!"
Dan membuat diriku mengatakan hal yang memalukan? Bahh! Tidak akan...
"maluu? Hahh! Itu hanya satu dari emosi! Malu itu adalah penghenti saja!"
Yaa aku paham aku hanya kurang percaya diri... namun inilah diriku
"bahh.... inilah yg membuat dirimu tetap jomblo hingga sekarang..."
Aku tidak tertarik pada romansa...
"sepicik pun? C'est dommage... hidup kau hambarkan tanpa romansa dalam masa mudamu!"
Diam... inagatlah bahwa aku adalah tuan dari tubuh ini
"yaaa, dan aku adalah bagian dari dirimu, lalu apa itu cinta kawanku?"
Cinta... adalah salah satu manifesto dari kebahagiaan
"lalu apa itu bahagia?"
Bahagia, adalah perasan dimana kau puas akan sesuatu ataupun momentum
"aahhh lalu puas adalah berhasil mendapatkan, benar bukan?"
Benar,
"maka kawanku mungkin dengan cinta kau akan merasa bahagia, mungkin dengan menginginkan sesuatu maka lubang hampa yang kita rasakan setiap harinya bisa tertutupi!"
Tertutupi dengan puas? Bah! Apa kau lupa bahwa manusia ditakdirkan untuk tidak akan puas?
"yaaa jika itu hanya puas semata tentu kita tidak akan puas, namun! Bagaimana jika puas itu kita bungkus dalam bingkisan manis bernama cinta? Mungkin! Siapa tau... hal itu bisa memuaskan!"
Demi memuaskan diri sendiri? Bukankah itu namanya egois...
"hah? Sejak kapan kita bicara egois? Lagipula banyak orang di luar sana yg melakukan hal yang sama bukan? Mencari alasan untuk hidup, menutupi kehampaan"
Poin yg menarik...
"tentu, pikirlah kawan, hingga kapan kau ingin berjalan tanpa keinginan?"
...
"kurasa lebih baik sekarang kau bersihkan badanmu kemudian nyalakan rokokmu, kita bisa lanjutkan ini kapan saja kau mau"
Tentu
"dan sebagai permulaan kawan, demi kebaikanmu tanyalah nama gadis itu, tolong"
Ya, mungkin esok
"sekarang telah esok"
Diam...
Aku tersenyum kecil kemudian bangkit dari kasur, bergegas aku membersihkan diri, kubasuh tubuhku dengan dinginya air hingga kurasa menggigil.
Seusai itu aku mengganti sandang dan keluar dari kamar untuk menyulut rokok dan mulai memikirkan bagaimana caranya aku bisa mengetahui nama gadis itu tanpa mempermalukan diriku.
Ahh aku lupa, aku harus menyertakan namaku dalam pemilihan kelompok tugas kuliah, tiba - tiba terbesit sebuah pikiran "bodohnya aku..." bukankah aku tau wajah gadis itu? Maka dengan aku mencari - cari di kontak grup teman kelas aku bisa melihat namanya GENIUS!
Aku mencari dengan sedikit harap, bagaimana aku bisa lupa dengan alat secanggih ini kita tak perlu menampakkan dan mempermalukan diri? Bodohnya aku...
Ada, gadis itu ada, beruntung ia menggunakan foto aslinya ketimbang kebanyakan orang menggunakan topeng lain untuk profil mereka, aahhh aku tersenyum tanpa sadar, dari sana aku mencari ia ada di kelompok berapa, tanpa alasan yang dalam, aku hanya ingin lebih mengenalnya, mungkin dengan satu kelompok kita bisa saling mengenal lebih baik?
Aku tak peduli dengan anggota lain mungkin aku akan kesulitan untuk membaur dengan mereka namun persetan dengan kubu per kubu antar teman, alasanku hanya ingin mengenal gadis itu lebih dekat.
Disitu kutuliskan namaku tepat dibawah namanya
- .....
- .....
- Zestria Putri A.
- Vincent S.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai
PovídkyVincent berkaca pada dirinya, pada interaksi manusianya, pada para maha dan tragis yang bisa terlupakan. Sebuah kisah dimana ketidakpastian akan membuat asa kian putus tak tau arah. Sebuah kisah dimana hasil adalah apa yang harus dipilih untuk bis...