CHAPTER 5 (REVISI)

1.1K 133 3
                                    

NORMAL POV

Kelima sahabat itu tertawa bahagia sambil bercanda di ruang tengah rumah Saint, mereka lupa apa tujuan awal mereka dan itu membuat rumah yang selalu sepi itu menjadi penuh canda tawa.

"Anak-anak boleh Mae ikut duduk di sini" Mae Saint mendekat ke arah mereka.

"Yahhh..Mae ini kan rumah Mae kenapa harus meminta izin pada kami" ujar Saint manja sambil memeluk Maenya yang duduk disamping nya.

"Ehh...Saint apa kau tidam malu, bersikap manja di depan teman mu" ujar maenya sambil mencubit hidung Saint gemas "maaf ya anak-anak Saint selalu manja seperti ini maaf ya" ujar Mae nya Saint.

"Kenapa harus meminta maaf Khun nyonya ,saya jua seperti itu saat berada di rumah" sahut Wayo

"Menurut saya itu bagus kan kalau Saint jadi dirinya saat bersama kami" ujar Sammy.

"Iya Khun nyonya santai saja saya sangat suka karena rasanya seperti memiliki seorang adik hahaha" ujar Chimon.

"Hei...Chimon jaga mulut mu ya" ujar Mild sambil mencubit pinggang Chimon.

"Aduhh...sakit Mild!!!" Chimon mengusap usap pinggangnya yang terasa perih " hehe...maafin ya Saint maaf juga ya Khun nyonya".

"Tidak apa-apa sayang, bagaimana jika kita makan siang bersama ?, Apa kalian mau" tawar Mae Saint.

"Emmm....maaf merepotkan Khun nyonya tapi kami sudah makan tadi Khun nyonya" sahut Wayo.

"Iya Khun nyonya kita sudah makan tadi" sahut Chimon dan Sammy.

Kruk!!!!!

semua orang terdiam.

"Sepertinya ada yang sedang lapar ujar Saint sambil memandang ke arah Mild yang sedang tertunduk malu dengan wajah merah padam.

"Hehe....maaf na Saint" ujar Mild pelan namun masih bisa di dengar oleh yang lainnya.

"Ya sudah ayo kita makan dulu ya" ujar maenya Saint sambil mengajak kelimanya menuju ruang makan.

"Makasih Khun nyonya maaf merepotkan" ujar Mild malu.

Kini kelima sahabat itu dan Mae nya Saint sudah duduk sambil menyantap makan siang yang sudah di hidangkan.

"Oh ya jika boleh tau kalian tinggal di mana ?" tanya Mae Saint.

"Ohh saya bersama Mild tinggal berdua di apartement di dekat kampus Khun nyonya" sahut Sammy.

"Panggil Mae saja na jangan panggil Khun nyonya" ujar maenya saint.

"Ba..baik mae" sahut mereka kompak.

"Kalau saya tinggal sama Wayo, Mama dan Pho di rumah Wayo mae" sahut Chimon.

"Oh ya. Orang tua mu tinggal di luar kota Chimon ?" Mae Saint menatap ke arah Chimon yang tiba-tiba terdiam.

Chimon tak menjawab hanya menundukkan kepalanya, dan Wayo yang melihat itu pun langsung menjelaskan kepada Maenya Saint dan teman temanya

"Emmm... Begink Mae Wayo juga Chimon kami adalah saudara angkat" semua orang di sana diam, dan menunggu Wayo melanjutkan bicaranya.

"Chimon berasal dari sebuah panti asuhan yang berada di dekat rumah saya Mae, Wayo juga Chimon sangat akrab dan seringkali bermain bersama, dan saat kami berumur sepuluh tahun Mae juga Pho memutuskan untuk mengangkat Chimon jadi saudara Wayo Mae" jelas Wayo sambil memegang erat tangan Chimon di bawah meja untuk menenangkan Chimon.

"Ohh ya...maafkan Mae na Chimon" ujar mae Saint.

"Iya Mae tidak apa" sahut Chimon dengan senyuman.

Seketika Wayo memeluk Chimon dan Mild, Sammy dan Saint yang melihat itu langsung bangkit dan ikut memeluk Chimon.

Cinta Kita (M-preg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang