As always, selamat menikmati! :D
---
"Noh! Jadi apa yang akan terjadi dengan drum kita?!" Wow, luar biasa. Mereka ini sungguh menyayangiku. Hal pertama yang mereka tanyakan saat mereka melihat batang hidungku adalah uang.
"Belum ada perkembangan. Saat ini aku masih hidup, tapi terluka parah. Masih jadi buronan polisi. Sepertinya aku akan bersembunyi di daerah Phuket."
Plak!
"Geblek. Ga lucu tahu. Aku ngomongin uang drum, bukan pembunuhan."
Aku berkeliling tetawa melewati p'Nont yang barusan memukul kepalaku. Aku melempar tasku (milik Phun) ke sofa samping piano. Sekarang, aku sedang mencari si akar semua masalah ini, yang dimana sedang menghindari tatapanku. Oh, jadi dia sadar apa yang telah ia lakukan.
"Aku... Aku mau ijin ke kamar mandi." Hoho, dia berusaha kabur! Apa ia pikir, bisa kabur begitu saja?!
"Tunggu dulu, hey Ngoi! Dasar kamu penyebab semua masalah ini!" Dari sananya, bocah ini tidak lebih sigap daripada aku. Tubuhnya pendek. Aku berhasil mencengkram kerah bajunya sebelum berhasil kabur. Kemudian menyeretnya kembali agar bisa kita habisi di tengah ruangan ini.
"Jadi ceritanya, si muka-lubang-pantat ini hanya duduk diam saja selama rapat anggaran kemarin berlangsung. Membiarkan P'Aun dari Klub Budaya Thailand mengambil jatah kita. Apa yang harus kita lakukan kepadanya?" Aha, perlahan emosi semua anggota klub mulai ikut terpancing menghadapi Ngoi.
"Plorotin celananya dan gambarin 'sosisnya' pakai spidol permanen." Anjir, Per memang ahli pencetus ide yang benar-benar kelewatan. Idenya terlampau parah dan aneh. Aku juga tidak mau menyaksikan 'sosis-nya' itu.
"Suruh dia menari tarian ayam di dekat tiang bendera pas pagi-pagi." Kalau ide ini terlalu menghibur.
"Suruh dia mengerjakan tugas kita semua selama sebulan!" Terus itu hubungannya apa coba!?
"Kita bisa memperbudaknya mulai saat ini sampai nanti akhir semester. Dia harus mau melakukan apapun yang kita minta." Hmm...
"Ide bagus tuh, Om. Sudah 11 tahun kita saling kenal, dan baru kali ini aku setuju dengan apa yang kamu bicarakan." Aku balik badan dan menepuk punggungnya. Dia tersenyum lebar namun hanya untuk sesaat sebelum senyumnya pudar.
"Trus 11 tahun terakhir, kamu menganggapku apa?"
"Kayak sosok yang perlu pakai berangus..." Semuanya tertawa terbahak-bahak kecuali Om karena dia adalah orang yang aku hina.
"Geblek, hati-hati aja mulai sekarang. Kalau Yuri telpon lagi, aku gebet dia."
"Tidak ada yang menghentikanmu kalau kau mau. Aku malah berharap, kalau kamu bakalan sukses." Amin! Tuh, bahkan aku sampai rela berdoa buat dirinya. Jangan salah paham, Yuri itu memang imut dan manis. Memang aku suka, tapi kenyataannya bukan dengan perasaan seperti yang kalian bayangkan.
"Iya benar, Khun Phaen2! Coba lihat dirimu sendiri sok akting terjebak dengan gadis cantik yang mencoba meng-gebet dirimu. Baru tahu rasa kalau dia membuangmu nanti."
"Ha. Aku sebenarnya adalah Romeo."
"Bukankah seharusnya kau sekarang sedang dalam perjalanan untuk menemui Wan Thon2? Aku dengar kau membuat rencana denganya?" Si brengsek ini. Sejak kapan Romeo bertemu dengan Wan Thong? Oh, iya. Aku jadi ingat. Aku bilang ke Yuri kalau akan datang terlambat, tapi sekarang tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk klub ini. Mereka semua berlatih drum-band untuk pertandingan sepak bola nanti. Tapi itu tugas Film, bukan tugasku.
YOU ARE READING
Love Sick - Kehebohan Manusia Celana Biru
Novela JuvenilDalam situasi yang genting, Noh, tokoh utama dalam novel ini, hanya bisa meminta tolong kepada PHUN, si ketua OSIS. Hanya dengan satu syarat. Noh harus mau menjadi pacarnya Phun. Sebuah novel karya Indrytimes, yang sudah menjadi TV Series (2 Season...