Bab 6 - Ada apa?

16 6 0
                                    

Jantung berdebar-debar saat lo deket sama dia. Itu kenapa ya?

_Fidelya

Fidelya merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan seprai berwarna abu. Kamar yang didominasi abu putih itu sangat membuatnya nyaman setiap saat dan menjadi tempatnya istirahat ketika di rumah.

Cewek tersebut mengeluarkan Lollipop pemberian Gilang sewaktu di sekolah dari saku jaketnya. Ia tidak terlalu penasaran dengan kertas yang tergulung dengan pita di batang Lollipop itu, tetapi tetap saja ia buka. Emang dasar orang gabut gini, nih. Ngasih Lollipop pake diselipin surat. Kerajinan!

Fidelya membaca surat itu, ekspresinya berubah ketika tulisan di kertas itu membuatnya tersenyum tanpa sadar. Isi surat itu tertulis Lollipop ini manis, kayak lo. Makannya jadi kesukaan gue. Jangan lupa dimakan:)

Fidelya mengangguk lalu membuka bungkus Lollipop tersebut dan mulai memakannya. Benar saja, Lollipop itu manis, tapi apa ia tidak salah lihat? Gilang muji ia manis? Kenapa? Apa dia kesambet sesuatu, jadinya seperti itu? Ah, entahlah.

Namun, sesuatu terlintas dari dalam pikirannya. Ia memuji siapa? Memuji dirinya atau Nadelya? Kembarannya?

🍭🍭🍭

Fidelya menelusuri koridor sekolah dengan sangat santai. Ia memutuskan untuk datang pagi hari ini, sesuai apa yang dikatakan Gilang kemarin. Tidak ada ekspresi di wajah cantiknya. Hanya tatapan datar yang menatap lurus ke depan membuat siswi-siswi yang berada di sepanjang koridor menatapnya tidak suka. Entah karena apa, padahal kenal saja tidak, tetapi tatapan mereka seolah-olah mengintimidasi.

Di tengah perjalanan, ia berpas-pasan dengan cowok berjaket hitam dan bertopi dengan warna senada. Cowok tersebut menghalangi langkah Fidelya yang baru saja ingin beranjak sebab tidak ingin berurusan dengannya hari ini.

"Minggir," ucap Fidelya ketus, menatap Gilang datar. Karena Gilang belum pergi dari hadapannya, Fidelya mendelik sinis dan menatap cowok itu tajam. Namun, Gilang berbalik menatapnya dengan santai.

"Tumben dateng pagi. Kesambet?" tanya Gilang menyentuh dahi gadis tersebut untuk memastikan apa Fidelya sakit sehingga datang pagi hari ini. Fidelya memutar bola matanya malas lalu menepis tangan Gilang dari dahinya.

"Jangan sentuh gue! Lo yang kesambet! Ngasih Lollipop ada suratnya," ujar Fidelya.

"Ah, masa?" tanya Gilang pada dirinya sendiri sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal berpura-pura berpikir apakah ia mengasihkan surat ke Fidelya melalui Lollipop itu. "Perasaan enggak, dah. Lo salah kali."

Fidelya mengeluarkan selembar kertas yang ia dapatkan kemarin lalu menyondorkannya pada Gilang. Cowok tersebut membaca surat tersebut, ber-oh ria.

"Oh, ini. Seharusnya ini bukan buat lo, tapi buat gebetan gue. Salah orang ternyata," ujar Gilang. Fidelya hanya menatap cowok tersebut sebentar lalu beranjak. Tidak mau berlama-lama disana. Gilang yang tersadar Fidelya pergi dari hadapannya, langsung mencekal lengan gadis yang belum terlalu jauh dari posisinya sekarang. Fidelya menepis dan bertanya ada apa dengan nada tidak suka.

"Lo baper, ya?" tanya Gilang terang-terangan. Fidelya diam saja tidak menjawab. Rasanya seperti ada sesuatu yang menusuk hatinya saat Gilang melontarkan pertanyaan tersebut sehingga bisa sesakit ini. Fidelya tidak tahu ini karena apa. Dia pun bertanya pada dirinya sendiri, apakah ada obat yang bisa meredakan nyeri di dadanya?

"Gak!" jawab Fidelya ketus setelah lima menit berselang. Gilang menatapnya lekat lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Fidelya dan tanpa sadar jantung keduanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dengan segera, Gilang menjauhkan kembali wajahnya. Berlama-lama berdekatan seperti itu dengan Fidelya, sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Bisa-bisa ia terkena serangan jantung.

"Apaan sih lo!"

"Yaudah gue pergi. Kalau Lo baper juga gapapa sih, tapi bilang-bilang gue dulu. Biarin gue yang berjuang," ujar Gilang dan berlalu dari sana. Fidelya mengelus dada sabar, cowok itu sangat terang-terangan saat mengatakannya. Kenapa sih dia? Apa hanya karena wajah ia dan Nadelya mirip, jadi ia berfikir jika dirinya adalah kembarannya? Gak, gak! Enak aja. Lihat saja nanti. Emang dia siapa bisa berbuat seperti ini pada sosok Fidelya?

🍭🍭🍭

Seperti biasa, ketika jam istirahat, anak best part berkumpul di kantin. Meski beda kelas, tentu saja berkumpul seperti sekarang itu harus dilakukan. Gilang menatap satu persatu teman satu gengnya itu. Merasa ingin menceritakan semuanya, tetapi ada perasaan takut yang mengidap pada hatinya. Sedari tadi ia hanya diam saja, masih kepikiran kenapa bisa ia melakukan hal aneh dari kemarin. Seolah hatinya lah yang bertindak, berbanding terbalik dengan tubuh yang ingin diam saja tidak bertindak. Biarlah tetap seperti itu. Sebatas siswi tukang bolos dan ketua OSIS yang sering memberi hukuman.

Melihat Gilang yang diam saja, Gandar pun bertanya, "Lo ngapa dah?"

Gilang terkejut mendapati pertanyaan itu dari Gandar secara tiba-tiba. Cowok tersebut tersadar dari lamunannya. Bahkan, makanan yang ia pesan pun belum masuk ke dalam perutnya dan itu membuat Gandar bertanya sebab pasti ada hal aneh yang terjadi pada Gilang. Gilang tidak biasanya seperti ini.

🍭🍭🍭

Hallo!
Update yeyy!
Semoga suka ya❤️

Latte MachiatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang