Bab 7

26 7 3
                                    

Gilang tidak menjawab pertanyaan Gandar. Ia malah menatap satu persatu teman-temannya sehingga membuat mereka bertanya-tanya sendiri. Sungguh, Gilang sangat aneh hari ini. Sebelum mengeluarkan suara, Gilang minum terlebih dahulu agar tenggorokannya tidak terasa kering sebab ia akan berbicara panjang lebar kali ini.

"Kalian pernah suka sama orang gak sih?" tanya Gilang membuat mereka berlima yang ditanya seperti itu diam sejenak. Merasa aneh saja jika pertanyaan itu dilontarkan oleh Gilang yang memang tidak pernah ada gosip mengenai dirinya yang berpacaran dengan sosok wanita.

"Pernah lah," jawab mereka serentak selang beberapa menit kecuali Gandar. Gilang mengangguk-angguk pertanda mengerti.

"Emangnya kita gak punya hati apa ya, gak bisa suka sama orang," sahut Keysha yang diangguki oleh keempat anggota geng best part.

"Ngapain lo nanya gitu?" tanya Rafif penasaran. Gilang menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung harus menjawab apa.

Tiba-tiba saja dan entah karena apa, Gilang  memfokuskan dirinya menatap Rafif. Ia ingin bertanya pada cowok itu dan penasaran dengan apa jawaban yang terucap dari bibirnya.

"Fif, kalau lo suka sama orang, lo bakal ngapain?" tanya Gilang.

Rafif menatap teman satu gengnya. "Ya, berjuang lah, Bego," jawab Rafif.

"Kalau ditolak?" Gilang merasa tidak yakin untuk memperjuangkan orang yang ia suka saat ini. Ada ketakutan tersendiri dalam dirinya.

"Perjuangin terus sampe dapet. Gak laki banget lo, langsung nyerah gegara ditolak sekali," ujar Rafif dan memberi jeda ke kalimat berikutnya, "tapi kalau dia gak suka, jangan maksain, juga. Yang ada lo bikin dia risi."

Gilang nampak kebingungan dengan apa yang dikatakan Rafif. Maksudnya apa sih? Ia tidak mengerti. "Gimana, sih, maksud lo? Gue gak ngerti sumpeh."

Rafif mengacak-acak rambutnya prustasi. Temennya sangat bodoh jika dihadapkan dengan cinta. "Tau. Bego lo, ah, Sat."

"Serius nanya anjir."

Rafif menghela napas berusaha sabar sebelum melanjutkan berbicara. Cowok itu mendekatkan tubuhnya ke arah Gilang bermaksud agar Gilang dapat memahami maksud dari ucapannya. "Kalau semisal lo udah berjuang sampe pengen mati dan nyerah aja rasanya, tapi dia gak ada tanda-tanda buat suka sama lo juga atau dalam artian lo ditolak mentah-mentah, lo harus berhenti dan cari gebetan baru."

Gilang menoyor kepala Rafif merasa tidak suka dengan akhir  kalimat  yang diucapkan Rafif  yang  dibalas  dengan  dengusan dari cowok tersebut.

"Tau, males. Pengen bikin truk aja." Gilang menelungkupkan wajahnya di meja kantin merasa putus asa.

🍭🍭🍭

Gilang berlari ketika mendapat perintah dari Bu Neni untuk memanggilkan seseorang bernama Fidelya Kirania kelas XI IPA-5 menuju kelas cewek itu. Sebelumnya, ia habis dari ruang guru sebab dipanggil oleh Bu Neni, ada yang ingin dibicarakan guru itu padanya secara pribadi.

Mendengar nama Kiran, membuatnya teringat pada seseorang yang sempat mengisi hatinya sampai sekarang dan Gilang tidak mengetahui kabar gadis itu sejak satu tahun yang lalu. Ia menghilang bagaikan di telan bumi. Mereka sempat berjanji ingin melanjutkan sekolah di sekolah yang sama dan pilihan mereka jatuh pada SMA Gunadhya. Namun, sampai sekarang Gilang belum bertemu dengan Kiran. Hanya bertemu dengan sosok yang wajahnya mirip sekali dengan gadis yang ia sayangi itu.

Setelah tahu nama lengkap Fidelya dari Bu Neni tadi, Gilang kepikiran kalau Fidelya adalah Kiran yang dulu ia kenal. Di tahun ia mengenal Kiran, Gilang tidak mengetahui nama lengkap gadis tersebut. Dan sekarang ia mengetahuinya, Kiran mengambil nama belakangnya untuk menjadi nama panggilan gadis itu.

Latte MachiatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang