05 : Bertanya pada Rembulan

20 8 1
                                    

Dia hanya mencintaimu
Tak ada tempat untukku
Namun aku tetap bahagia
Melihat orang yang ku cinta bahagia

 Orang bilang, setiap orang memiliki belahan jiwa masing-masing. Kalau bersamanya, kau akan melakukan apapun bahkan hal yang terlarang. Namun, bagaimana dengan diriku yang telah kehilangan belahan jiwa? Aku telah terikat kuat, tak ingin mencari yang baru. Hanya dirinya yang ku cinta, tak ada yang lain. Mengingatnya setiap hari dan berusaha untuk memanggil dan membawanya kembali, tetapi gagal.

Tahun terus berlalu, musim terus berganti. Namun perasaanku tidak berubah. Ragaku disini, tetapi jiwaku melayang mencari dirinya. Bertanya pada rembulan akan rindu yang membayang, membelenggu kuat dalam hati dan tidak dapat disampaikan.

Sekali lagi pria itu bergeming. Matanya memandang langit, seakan sedang menatap sang Ratu. Pria itu berkali-kali menggumamkan nama orang yang dicintainya.

"Yu. Yu Shi?"

"Rindu."

"Dimana dirimu?"

"Kembalilah."

"Aku mohon"

"Sungguh, aku berjanji!"

Hening.

      Tidak ada suara hewan malam, tidak ada derap langkah, tidak ada yang menjawab. Hanya gemerisik angin membelai perlahan, menghantarkan dingin yang membekukan.

***

Beberapa orang tidak sadar dengan perubahan yang terjadi. Beberapa lagi menyadari dan bersikap tidak peduli.


Aula kekaisaran begitu sunyi. Hanya Raja Zhao serta para pangeran dan putri yang mengisi ruang itu.

"Ayahanda, izinkan Lian bertanya, mengapa Ayahanda memanggil kami untuk hadir kesini?" tanya Zhao Lian, Pangeran Mahkota kerajaan Han.

"Benar, Yang Mulia. Apalagi saat ini, kerajaan sedang sibuk," ujar Zhao LiangYi  mengikuti kakaknya.

"Belum lagi perayaan kemarin, bukankah itu sedikit tidak normal?" Zhao YaoShan menyela.


"Ayahanda, maafkan kelancangan Li. Apakah benar jika Permaisuri Yu telah kembali?" Zhao QiuYue bertanya, suaranya pelan, takut jika ia salah bicara.

"Memangnya untuk memanggil kalian, harus membutuhkan izin? Tidak perlu membahas masalah kerajaan, lagipula perayaan kemarin hanya sebagai bentuk membagi kebahagiaan saja. Dan aku masih berharap dengan keajaiban langit, agar Permaisuri Yu kembali," ujar Zhao Li Hua, ia masih senantiasa memperhatikan putra - putrinya.


"Maafkan kelancangan kami, Ayahanda." Dengan segera mereka membungkuk, meminta maaf.

"Kalian sudah bertambah dewasa, ya. Aku rasa hari ini, kalian bebas untuk menghilangkan keformalan ini. Bagaimana pun, kalian adalah penerusku, pemilik sah di kerajaan Han. Entah apa pendapat Permaisuri Yu, jika tahu putra-putrinya terus dibebani keformalan ini." Zhao Li Hua tersenyum lembut.


Suasana aula kekaisaran yang biasanya dipenuhi aura gelap, kini tak lagi, bahkan beberapa pelayan dan prajurit yang berjaga mengintip sedikit kegiatan keluarga kerajaan. Tentu tidak ada yang berani bertanya akan ketidaksertaan selir-selir raja.

To Be Continue

Regards,
Ashira Morishima

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang