07 : Kebohongan Pertama

12 5 0
                                    

Cinta sejati memang nyata
Kamu mendekat
Aku kembali terpikat
Kemudian terikat

Alena sibuk mengelilingi taman paviliun Xu. Memetik beberapa tangkai bunga juga memindahkan beberapa pot yang membuatnya sempat dicegah oleh kasim. Alena bingung dengan keadaan ini, bukankah ia juga pelayan? Mengapa pelayan lain melayaninya?


Di tengah kesibukannya, ia tidak  mengetahui seseorang memandangnya namun tidak mampu tuk menghampirinya.

"Pelayan Li, Aku merasa seperti berada di surga saja. Siapa yang menanam semua bunga disini?" tanya Alena dengan pelayan Li, salah satu pelayan yang menyambutnya.

"Iya sangat indah memang. Yang Mulia Permaisuri Yu yang menanamnya juga menghias semua ini," ujar pelayan Li ikut memandang sekeliling.

"Mengapa Yang Mulia Permaisuri Yu meninggal? Apakah tabib di kerajaan tidak ada yang dapat menyembuhkannya?" Rentetan pertanyaan dilontarkan oleh Alena.

Pelayan Li menggeleng pelan, "Tidak tahu, Yang Mulia Permaisuri terkena sakit parah. Beliau ditemukan meminum racun untuk mengakhiri hidupnya."

Alena menyeka pelupuk matanya, "Menyedihkan. Kenapa Yang Mulia Permaisuri mengakhiri hidupnya? Bukankah sekalipun beliau sakit parah maka Yang Mulia Raja akan mencari obatnya?"

"Andai seperti itu. Namun, saat itu kerajaan Han pun sedang dalam keadaan kacau. Kita sudahi perbincangan ini, Nona Alena, Aku tidak ingin melanjutkannya," getir pelayan Li membuat Alena sedikit menahan napas.

"Baiklah." Alena menyetujui, ia melangkah pergi, kembali sibuk.

***

Beberapa waktu ini, Zhao Li Hua memilih untuk pergi menuju Utara, mencari informasi bagian Timur. Walau sebagian tetua percaya ada tujuan lain yang membuat Kaisar mereka ingin pergi ke Timur.

Di tepi danau dekat paviliun Xu, Zhao Lian dan Zhao LiangYi sibuk membahas kerajaan.

"Saudara Pertama, Lian, mungkinkah engkau tahu alasan Ayahanda pergi ke Utara?" tanya LiangYi pada Lian.

"Kalau pun aku tahu, Ayahanda tetap melarang saudara yang lain tahu," ujar Zhao Lian masih melempar batu ke danau.

"Apa karena Saudara Lian seorang pangeran mahkota, maka Ayahanda lebih mempercayai Saudara?" LiangYi masih bersikukuh mencari informasi.

Zhao Lian tersenyum lembut, menggeleng kepala. "Saudara LiangYi masih terlalu muda untuk mengetahuinya."

"Astaga, Saudara Lian, Kau kejam sekali. Kita ini kembar, mana ada yang lebih muda. Aneh sekali Pangeran Mahkota ini." LiangYi terkekeh pelan.

"Aku khawatir dengan Ayah. Bukannya menteri Qi yang seharusnya melakukan penyelidikan? Ayahanda seharusnya mengurus Kerajaan An di Timur yang sedang memberontak." Zhao LiangYi berucap tegas, ia memang tidak tahu alasan sebenarnya, namun bukan berarti ia tidak merasa janggal.

"Bagaimana jika Kau saja yang mengambil alih urusan kerajaan An? Ajak Pangeran Ketiga." Pangeran Lian memberi saran.

"Pangeran Pertama tidak bertanggung jawab! Bukankah Kau yang diminta Ayah untuk mengurusnya? Kenapa tiba-tiba memintaku menggantikanmu?"
Zhao LiangYi berucap sinis.

"Tidak, kemarin Ayah mengatakan agar Kamu yang mengurusnya. Aku diberikan tugas lain untuk kujalani. Atau, Kau takut dengan Adik ketiga?" Zhao Lian mengangkat alisnya.

"Tidak sepenuhnya benar. Kakak Pertama tahu, Selir Bai melihatku seakan ingin membunuhku, padahal aku hanya ingin dekat dengan adikku." LiangYi mengadu dengan arogannya.

"Selir Bai hanya takut kehilangan posisinya. Aku tidak berani mengatakan ia baik, tidak berani juga mengatakan ia buruk. Posisinya sebagai Selir Pertama adalah posisi yang pantas untuk menggantikan Ibunda." Zhao Lian tersenyum samar.

"Apakah Ayah setuju untuk menjadikan Selir Bai menjadi Permaisuri?" tanya Zhao LiangYi.

"Menurut Pangeran Kedua, bagaimana?" Zhao Lian tersenyum licik.

"LiangYi tidak berani menebak," ujar Zhao LiangYi memelankan suaranya.

"Untuk saat ini, lakukan semuanya dengan baik. Bersikap seperti biasanya. Pangeran Kedua tidak boleh terus bermain-main," ujar Zhao Lian juga memelankan suaranya.

"Ya. LiangYi tidak akan mengecewakan Ayah dan Ibu."

Pangeran Lian tersenyum lembut, bagaimana pun menurutnya inilah sikap asli kembarannya. Dan Ibunda pasti akan segera menyadarinya.

Regards, 24 May 2020

Ashira Morishima

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang