07. Someone Else

456 68 21
                                    

Hari itu berlalu, saat dimana Mingyu berkata Irene hanya orang asing baginya, saat dimana Irene merasa tidak berdaya, dan semuanya berlalu begitu saja.

Matahari mulai menampakkan sinarnya membuat semua orang kembali beraktivitas, entah kenapa Irene sudah siap begitu awal hari itu. Ia bergegas meninggalkan rumahnya dan pergi ke cafe yang biasa ia pergi untuk meminum segelas americano hangat.

Ia pun tiba dan mungkin ia menjadi pelanggan pertama bagi cafe itu hari ini. Seperti biasa, band itu..

deg

Irene tidak sengaja bertatapan dengan Wonwoo dan ia segera menatap arah lain karena begitu canggung rasanya. Walau begitu, Irene tetap menikmati musik yang dimainkan Wonwoo dan teman temannya. Irene duduk di sebuah kursi disamping jendela dan sesekali menatap keluar jendela untuk melihat orang yang berlalu lalang.

Band itu pun menyelesaikan musik itu dan Wonwoo tampak berjalan ke arah Irene. "Hai, boleh aku duduk disini?" kata Wonwoo sambil melihat Irene. Irene mengangguk pelan mempersilahkan Wonwoo duduk di hadapannya. "Pagi sekali?" kata Wonwoo.

Irene menganggukkan kepalanya lagi "I..iya, aku hanya ingin meminum kopi sebelum pergi ke kantor," kata Irene sambil melihat Wonwoo. Wonwoo benar benar tampan baginya, tubuhnya tinggi, rambutnya yang hitam dan sedikit berantahkan, tapi itu keren, wajahnya terlihat tenang dan dingin, suaranya yang rendah tapi benar benar membuat Irene merasa gugup.

"Apa kau juga mau kopi?" tanya Irene pada Wonwoo membuat Wonwoo tersenyum tipis dan menggeleng. "Aku tidak minum kopi," kata Wonwoo. Senyumannya sangat.. Irene suka. Irene menepuk nepuk pipinya pelan "Sadarlah.." gumamnya pelan. Wonwoo pun tertawa pelan sambil berdiri "Baiklah, aku akan kembali bermain musik," kata Wonwoo mengakhiri percakapan mereka yang singkat pagi itu.

Setelah mendapatkan americano kesukaannya, ia pun beranjak pergi dari cafe itu, tapi sebelum pergi, ia melirik kearah Wonwoo yang sedang bermain gitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapatkan americano kesukaannya, ia pun beranjak pergi dari cafe itu, tapi sebelum pergi, ia melirik kearah Wonwoo yang sedang bermain gitar. Irene memukul kepalanya pelan "Apa yang kau lalukan rene," gumamnya sambil berjalan ke kantor yang tak jauh dari cafe itu.

Irene bergegas masuk melewati lobby kantor yang luas, ditangannya ia memegang gelas kopi dan dompetnya. Tapi di tengah jalannya, ia bertemu dengan ketua timnya, "Irene, bawa berkas berkas ini ke ruangan presdir," kata ketua tim itu membuat Irene terkejut. "Ke ruangan Mingyu?" kata Irene sambil membulatkan matanya.

"Berani sekali menyebut nama presdir seperti itu, cepatlah, saya tidak sempat mengantarnya karena saya ada urusan lain," Irene menganggukkan kepalanya. Dia pun mengambil setumpuk berkas itu dan masuk ke lift untuk menuju ke ruangan Mingyu.

Sesampainya ia di depan ruangan Mingyu, ia mengetuk pintunya pelan. Tidak ada jawaban. "Permisi," teriak Irene sambil mengetuk pintu lagi. Tangan Irene sudah pegal karena memegang barang yang banyak, ia pun membuka pintu itu, tanpa izin Mingyu.

Klek

Pintunya tidak terkunci, Irene menghentikan langkahnya karena ia pikir yang ia lakukan bukanlah hal yang benar. Masuk ke ruangan orang lain tanpa izin.. "Ah, kan hanya untuk menaruh barang.." gumamnya melanjutkan aksinya. Ia masuk keruangan Mingyu dan sesekali berdecak kagum.

"Luas sekali. Semuanya sangat mewah," katanya sambil melihat kesana kemari. Irene meletak berkas itu di atas meja Migyu dan tiba tiba.. Ada seseorang yang menarik tangan Irene, mendorongnya ke tembok dan menatapnya dalam. Itu Mingyu.

"Apa yang kau lakukan di ruanganku!" kata Mingyu menatap Irene tajam. Irene tidak bisa berkata apa apa. Wajah mereka sangat dekat, Irene menatap Mingyu kembali tanpa berkedip. "A.. Saya ha..hanya," jawab Irene terputus putus karena ia benar benar sangat gugup.

Mingyu mencengkram tangan Irene kuat dan tatapan matanya itu benar benar mengerikan. Mingyu menghela nafas langsung melepaskan tangan Irene. Irene membungkuk dalam padanya. "Maaf, saya hanya mengantar berkas itu," Irene menunjuk berkas yang ada di meja Mingyu.

"Tapi, apa sopan memasuki ruangan orang lain begitu saja? Sekali lagi kau berurusan. Saya akan mengusirmu dari sini," kata Mingyu dengan suara yang yang berat dan menunjukkan bahwa dia benar benar marah.

Pak Lee hanya menatap Irene menyedihkan. Irene melihat Pak Lee juga dan menghela nafasnya. Irene melangkah pergi dan Pak Lee tersenyum tipis.

Irene tidak bisa menahan air matanya, ia menangis dalam diam. Air matanya terus mengalir karena Irene akan sangat sedih bila ia di bentak. Irene tau dia salah tapi menurutnya Mingyu memperlakukannya dengan sangat berlebihan.

to be continue
hope you like it gaes💛 aduh Mingyunya marah marah mulu ya, eh tapi ada Wonwoo nih
ditunggu kelanjutannya❣
jangan lupa vote

[Mingyu X Irene] [GYURENE] 10 Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang