21. Dark

430 49 4
                                    

Lagu itu, lagu yang dulu menjadi kesukaan Irene, Mingyu pernah duduk bersampingan dengan Irene saat mereka di bus dan Irene memberi sebelah earphonenya untuk Mingyu. Sama dengan yang dilakukan Mingyu sekarang. Irene memejamkan matanya, Ia merasa hatinya begitu tenang saat mendengar lagu itu.

Mingyu masih memeluk tubuh Irene dengan erat. Irene membiarkan tubuh kecilnya didekap oleh Mingyu. Mingyu tertawa pelan melihat wajah Irene yang begitu tenang seperti seorang bayi tengah terlelap dalam tidurnya.

🌧

Wonwoo tiba di mansion mewahnya, banyak pelayan yang menghampirinya hanya sekedar untuk menyapa namun sama sekali tidak dihiraukan olehnya. Wonwoo hanya berjalan lurus dengan mata yang penuh amarah. Ia tampak begitu emosi dengan matanya yang berapi-api.

Ia mendudukkan tubuhnya di sofa. Datanglah seorang pelayan yang membawakannya segelas teh. Wonwoo mengambil gelas teh itu dengan kasar dan segera meminumnya. Betapa terkejutnya pelayan itu ketika Wonwoo melempar gelas tersebut. "Apa apaan ini? Manis banget," bentak Wonwoo.

Pelayannya heran dengan tingkah laku Wonwoo. Padahal teh yang diberikan pada Wonwoo itu tidak menggunakan gula sama sekali didalamnya. "T..tapi," jawab pelayan itu memberikan pembelaan diri. Namun hal itu membuat Wonwoo semakin marah.

Wonwoo memang pendiam, dia adalag seseorang yang sangat dingin dan cuek dengan hal apapun. Hatinya juga baik dan lembut, namun, ketika dia marah, maka dia akan menjadi seseorang yang sangat berbeda. Bila Ia menginginkan sesuatu, Ia akan melakukan hal apapun untuk mendapatkannya.

Wonwoo berjalan kedepan sebuah cermin besar. Ia menatap pantulan dirinya didalam cermin itu. "Irene.. apa yang kurang dariku sampai kau tak menginginkan aku?" kata Wonwoo sambil tersenyum tipis. Ia mengepal tangannya kuat, kemudian menonjokkan kepalan tangannya pada cermin itu hingga retak dan melukai tangannya.

🌧

Irene dan Mingyu duduk di sebuah rumah makan. Rumah makan itu menjual tteokbokki kesukaan Irene. Irene mengajak Mingyu untuk makan disana, "Ini enak sekali.. aku sangat sering makan disini," kata Irene sambil melahap tteokbokki itu kedalam mulutnya.

Mingyu menatap Irene, tersenyum, "Iya benar, makanan disini sangat enak," kata Mingyu juga memakan tteokbokkinya. Mingyu tak bisa berhenti menatap Irene. Menatap wajahnya yang cantik, matanya yang indah, dan... Mingyu rasa tak ada yang Ia tak sukai dari Irene.

"Soal kemarin.. Maaf aku sudah membentakmu, bahkan memecatmu," kata Mingyu dengan penuh rasa menyesal. Irene tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Aku terlalu emosi, jadi aku membentakmu begitu saja," Mingyu tersenyum tipis dan memegang tangan Irene. "Maafkan aku," katanya.

Irene mengangguk, "Kita tak begitu dekat, tapi entah kenapa aku merasa begitu akrab denganmu," kata Mingyu membuat Irene tertawa dan Mingyu juga ikut tertawa. "Aku memang seperti itu, orang yang tidak mengenalku akan menganggap aku dingin, namun saat mereka sudah kenal denganku, mereka akan merasa akrab dan nyaman," jelas Irene membuat Mingyu mengangguk.

🌧

Irene dan Mingyu benar benar menghabiskan hari itu berdua, saling mengenal satu sama yang lain lebih jauh. Mereka berjalan di sebuah taman, dan bahkan hingga langit sudah gelap. "Sudah malam, ayo kita pulang, aku akan mengantarmu," kata Mingyu.

Irene menggelengkan kepalanya menolak tawaran itu, "Tidak, rumahku sudah tidak jauh dari sini," kata Irene. "Aku bisa jalan kaki," lanjutnya. Mingyu menghela nafas, "Tapi ini sudah malam, bahaya kalau kau berjalan sendirian," kata Mingyu. Irene menggelengkan kepalanya lagi.

"Baiklah, hati hati ya, kalau sudah sampai tolong kabari aku," kata Mingyu, Irene tersenyum dan mengangguk kemudian berjalan pergi.

Irene berjalan menelusuri gang kecil untuk sampai rumahnya, gang itu memang sedikit kecil dan sangat sepi. Irene merasakan sesuatu yang tidak enak, seperti ada seseorang yang mengikutinya di belakang. Ia menoleh namun tidak ada siapapun.

Irene kembali melanjutkan jalannya dan merasakan sesuatu yang sama lagi, Ia membalikkan badannya untuk memastikan, namun tak ada siapapun yang didapatinya. Irene terus berjalan namun dengan lebih cepat. Ia mendengar ada langkah seseorang lain dibelakangnya, terdengar sangat jelas.

Irene membalikkan tubuhnya dan..
"AHHHHH,"

.
.
.
.
.

🌧

kringg..

"Bos, semuanya berjalan dengan lancar , gadis itu sekarang bersamaku," kata seseorang di ponsel dan penerima panggilan itu hanya tersenyum simpul. Ia melipat tangannya dan mengangguk senang mendengar kabar itu.

"Bagus," katanya sambil mematikan ponselnya. Ia berdiri dan melipat tangannya. "Inilah akibatnya bila bermain main denganku," katanya.

to be continue

aku usahain update sesering mungkin so beri aku dukungan dengan vote dann comment

thankyou guys ❤

[Mingyu X Irene] [GYURENE] 10 Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang