Di Takdir yang mana,sebenarnya kau nyata
angin bahkan mengaung marah
meneriaki ku bahwa kau fatamorgana
yang sungguh hanya buaian ilusi semata,,
tapi untuk tersadar begitu mustahil
bahkan demi semua kemuakan mereka
untuk waktu yang ku jalani menanti mu
dalam serpihan-sepihan ketidakpastian
cinta dalam artian ku adalah menunggu mu
demi kau datang pada ku,,
mungkin suatu hari nanti
hari diantara aku masih bernyawa
Dalam ketidakpastian yang begitu nyata
angin lagi-lagi berbisik,,apakah itu cinta?
apakah mengabaikan yang membahagiakan
karena hati mu kau tutup untuk menunggu bahagia dari nya?
Maka pada sekian hari yang tlah berlalu
akhirnya benak ku mulai mempertanyakan,,
adakah kau dalam garis takdir ku??
atau sebenarnya aku tlah terjebak karangan pikiran,,,