"Bagaimana? Kau kan sudah janji akan menemaniku malam ini dirumahku. Jangan ingkar janji, Regan." Ara tersenyum tipis berlalu melalui antara Regan dan seorang wanita yang duduk disamping lelaki itu dengan sangat manja merangkul lengan Regan.
"Lepaskan tanganku, Lin. Tak enak dilihat Ara. Aku pasti menepati janjiku, jangan khawatir." Ara lagi-lagi tersenyum miris menatap kepada Regan yang masih berusaha untuk melepaskan diri dari Linya atau biasa dipanggil dengan Lin itu.
Lantas, kau tak menepati janjimu padaku, Regan. Kau tahu aku sangat sakit..
"Tuan? Makan malam sudah siap." Regan berdehem dan menganggukkan kepalanya. Saat ia hendak berdiri, seketika Lin bergerak maju kedepannya. Tatapan mata wanita itu seakan tajam menatap Ara.
"Regan? Aku tak suka dia disini." Regan mengernyit menatap diam kepada Lin yang terang-terangan sangat membenci kehadiran Ara dimansion pria itu.
Dan Regan pun hanya menghiraukan dengan lantas berjalan meninggalkan Lin tanpa melihat kearah itu lagi. Ara yang hanya diam pun seakan mengerti, ia tersenyum miring dan lalu berjalan menyusul langkah Regan tanpa memperdulikan tatapan Lin padanya yang semakin tajam.
"Regan!? Kau tak bisa meninggalkan aku sendiri. Lihat, pembantu itu mengikuti langkahmu."
"Dia bukan pembantu ku. Dia ...
Please, Regan. Aku Ara, kekasihmu. Kumohon.
... asisten pribadiku." Ara melengoskan wajahnya, tatapan nya langsung sendu penuh kesakitan. Ia lantas menatap ke lantai dan berjalan lurus mendahului langkah Regan. Dengan Regan, pria itu menatap Ara dengan penuh rasa sesal dalam hatinya.
"Masih ku ingat disetiap tatapan matamu, sayang."
"Apa? Kau bicara apa Regan?" Regan menoleh kearah Lin yang masih berdiri di belakangnya. Pria itu kemudian bergerak menarik pergelangan tangan Lin dan berjalan menuju ke ruangan kerjanya.
Blam
"Regan, aku--aku. Apa kita akan melakukannya, sekarang." Regan tersenyum misterius lantas bergerak menuju meja kerjanya. Tangannya sibuk mengotak-atik ponselnya dan lalu berbicara dingin dengan seseorang dari seberang sana.
"Tuan?"
"Tak ada basa-basi Piter. Urusi wanita ini. Jangan munculkan dia didepanku ataupun Ara lagi nanti, bawa dia pergi jauh. Atau, kau tau apa yang akan terjadi padamu kalau kau tak berhasil dalam tugasmu." setelah mengucapkan kata mengerikan itu, Regan dengan langkah cepat berlalu dari ruangan kerjanya. Membiarkan Piter mengerjakan tugasnya.
"Jangan! Ah.. sa-kitt.."
🍃🍃🍃
"Bunda, bunda menangis. Why did you make crying?" Ara menyentak tangisannya, tangannya terulur menggapai Hana untuk mendekapnya.
"Bunda sayang sama kamu, Hana. Bunda sayang sekali sama kamu.." Hana mendongakkan wajahnya menatap airmata Ara yang masih menetes dikedua pipi wanita itu.
Ara semakin menambah kencang tangisannya saat melihat kedua bola mata Hana, yang sangat mirip dengan Regan. Kedua bola mata itu teduh penuh tulus menatapnya sama seperti dulu Regan menatapnya untuk berjanji.
'Pegang janjiku sayang. Dengan segenap hidup matiku, aku tidak akan meninggalkanmu dan juga calon bayi kita. Kita akan menikah sayang, kita akan menjadi keluarga yang bahagia. Aku, kamu dan Hana.'
"Hiks.. Regan, I love you so much."
"Ayah.."
Tiba-tiba Hana meronta dari pelukan Ara. Ara yang sudah lelah pun hanya membiarkan gadis berusia 5 tahun itu bergerak berlari kecil menuju pintu kamar. Setelah beberapa menit Hana tak lagi muncul, dan Ara pun mulai gelisah. Apa yang ia pikirkan sampai-sampai tak memperdulikan Hana yang saat itu tengah bersamanya.
"Aku terlalu larut dalam sakit hatiku. Regan, aku sangat tidak bisa membencimu. Bantu aku, Tuhan."
"Ayah!?" Regan terkaget-kaget saat Hana yang seketika muncul dihadapannya. Gadis itu menatapnya dengan kedua bola mata yang sama persis dengannya. Ingin rasanya Regan memeluk tubuh mungil itu, yang sudah lama Regan rindukan.
"Ayah, bantu bunda."
"Bunda?" dalam pikiran Regan berkelana. Ara Ara Ara.
"Ada apa, sayang. Bunda kenapa?"
"Ayah, bantu bunda ayah. Ayah, bunda ku menangis...."
🍃🍃🍃
"Kau tak usah bekerja dulu hari ini. Masih banyak pelayan dan pembantu yang lain." Ara mengulum bibirnya sesaat ia membuka mata, pemilik wajah sosok yang sangat ia cintai itu hadir. Walaupun tanpa senyumnya, namun Ara sungguh bahagia. Waktu dimana yang sangat ia tunggu.
"Dimana Hana?"
"Sedang bersama Sam. Kau harus istirahat, kesehatan mu menurun, tubuhmu panas. Aku akan mengambil makananmu agar kau cepat meminum obatmu." Ara menganga tak menyangka Regan yang biasa bersikap dingin itu lantas berubah sikap padanya sekejap itu.
Ara hanya menganggutkan kepalanya masih tak menyangka. Apakah ini mimpi?
"Apakah aku masih tertidur?" Regan menatapnya dengan mengernyit. Lalu pria itu menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil.
"Kau tak sedang tidur. Kau sudah bangun, dan bersamaku disini. Ara Sugestianogoro Wijaya."
《Don't COPY PASTE》
-+×÷<>📚Salam Penuh Juara Dari Author📚
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MY WIFE (END)
Romance(Cerita Mini Novel) Kehidupannya lantas berubah saat ia tak menemukan sesosok yang berdiri diatas altar dan menyambutnya. Sementara sesosok itupun bersembunyi dibalik dirinya, merasakan rasa sedih juga kesakitan tanpa ia ketahui. Mampukah ia menjaga...