"Sayang, ada apa dengan wajah cantikmu huh?" Regan mengusap dahi Ara yang mengerut dalam dengan raut mukanya yang cemberut.
"Apa kau tidak inginkan pernikahan kita?" Ara tersentak dan menatap Regan intens.
"Kau bicara apa Regan. Aku sangat menginginkan pernikahan ini, tidak ada didunia ini yang aku inginkan selain hidup bersamamu.." tukas Ara menggenggam tangan Regan. Namun, kemudian Ara menundukkan kepalanya, menatap gaun pengantin nya yang indah berwarna merah maron itu.
"Lagi. Raut wajahmu itu sayang, kalau aku ada salah bisa kau katakan apa kesalahan ku, agar segera aku perbaiki sebelum keluarga mu tahu kau bersedih dan pastinya akan menunjuk aku."
"Tidak Regan, bukan begitu. Aku ... aku mengkhawatirkan Hana,"
"Hana? Dia bersama pamannya. Apa yang kau khawatirkan sayang?"
"Iya aku tau dia akan aman bersama pamannya, tetapi Regan. Tidak dengan Piter, aku...."
"Ada apa denganmu sayang? Apakah Piter ada berbuat salah padamu, sampai kau begitu membencinya? Hem." Regan menggelengkan kepalanya. Ia membawa Ara duduk di kursi pelaminan, menghiraukan tamu undangan yang menatap kearah mereka. Regan akan menyelesaikan dulu masalahnya.
"Aku tidak membenci Piter, Regan. Aku takut, aku hanya takut saja."
"Takut untuk apa?"
"Aku takut. Piter selalu bersikap lebih pada Hana, ya bisa saja kan Piter memiliki rasa pada Hana, lebih dari keponakan. Aku ... aku tak bisa membiarkan Hana bersama Piter."
"Kau terlalu jauh berpikir sayang, positif saja. Hana adalah putri kita yang cantik, dia sangat spesial penuh dengan cinta. Piter sama saja seperti yang lainnya, seperti Anton yang juga memperlakukan Hana seperti putri raja, semuanya wajar Ara, tidak ada yang perlu kau takutkan."
"Tapi Regan--"
"Ara, kalaupun memang Piter mempunyai rasa pada Hana. Itu mustahil adanya, karena umur mereka sangat jauh, Hana masih 7 tahun dan Piter 30 tahun, usia berapa nanti kalau Piter menunggu Hana, Piter sudah hampir 40 tahun saat itu nanti."
"Tak ada yang tahu rencana Tuhan, Regan."
"Iya. Katamu benar, jadi lihatlah nanti. Aku juga tidak begitu setuju kalau Piter ada rasa pada Hana. Dia pria playboy, aku tidak mau Hana nanti tersakiti dengan tingkahnya." ucap Regan. Ara menganggukkan kepalanya dengan memeluk lengan Regan, bersender dibahu suaminya itu.
"Terimakasih Regan, aku sangat beruntung memilikimu, jangan tinggalkan aku lagi, kita berjuang sama-sama, aku tak masalah akan penyakitmu. Kalaupun kau lupa tentang pernikahan kita, aku akan mengulangi lagi, kita menikah lagi. Asal kau tidak pergi dariku dan Hana. Sekali kepergian mu, ragaku hampir tak tersentuh, hatiku lemah menatap kaum adam, dan hanya kuat saat aku bersamamu."
"We will always keep together, honey. I will not leave my family again, quite a whole. My happiness is you and our daughter, Hana." Ara tersenyum mengusap airmatanya, ia semakin mengeratkan pelukannya pada Regan. Pria yang sangat ia cintai, dan takkan pernah ia lepaskan lagi. Hanya maut yang pantas.
🍃🍃🍃
"Bunda." Ara tersenyum melihat Hana yang masih mengenakan seragam putih merahnya itu berjalan mendekatinya.
"Hei sayang, bagaimana sekolahnya. Menyenangkan?" tanya Ara sambil melepaskan tas Hana dan seragam gadis cantik itu.
Hana mengerucutkan bibirnya, kepalanya menggeleng pelan. Ia lalu menatap Ara dengan penuh dalam.
"Bunda. Kapan Uncle Piter mengunjungi kita? Hana rindu sama Uncle Piter, bun."
Ara tersenyum samar. Ia mengernyitkan dahinya lantas menghembuskannafasnya.
"Uncle masih sibuk. Uncle Piter akan mengunjungi kita kalau dia tidak sibuk lagi,"
"Apakah itu besok?"
Ara menatap kebawah, tangannya mengepal erat merasakan cemburu pada Piter yang sudah mulai mengambil perhatian Hana darinya.
"Iya besok sayang."
Besok sampai nanti bumi runtuh. Tidak akan aku biarkan Hana bersama Piter. Pria itu terlalu kuat tarikannya, pesonanya sungguh diluar nalar. Aku harus memisahkannya dari Hana. Hana tidak akan pernah bertemu dengan Piter lagi, mulai besok dan sampai seterusnya.
E N D
《Don't COPY PASTE》
-+×÷<>📚Happy or Sad? Author mengucapkan selamat tahun baru 2020📚
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER MY WIFE (END)
Romance(Cerita Mini Novel) Kehidupannya lantas berubah saat ia tak menemukan sesosok yang berdiri diatas altar dan menyambutnya. Sementara sesosok itupun bersembunyi dibalik dirinya, merasakan rasa sedih juga kesakitan tanpa ia ketahui. Mampukah ia menjaga...