27 Mei 2012.
--------------------Kamu mengetuk kertas dengan pulpen di tanganmu. Sesekali kamu ketukkan ke pelipismu. Lalu balik lagi ke kertas formulir yang kosong itu.
Saat suara itu semakin menggangguku, aku menegurmu.
"Kertasnya nggak akan terisi kalau kamu hanya mengetuk-ngetuk pulpenmu."
"Iya! Bawel. Terganggu, ya? Yaudah, pergi sana! Tinggal kedip kamu juga udah di mana. Malah cerewetin orang. Bantu, kek?! Katanya guru, tapi bantu murid aja-"
Bantal sofa itu kulayangkan ke mukamu.
"Zen! Bisa nggak sih, denger orang ngomong?!"
"Bisa, tapi hanya satu kalimat. Kamu kalau bicara selalu lebih dari satu kalimat."
"AAAAAA! Aku sebenarnya bingung!"
"Masih stuck di form karir itu? Isi terserah kamu saja."
"Nah itu yang aku nggak tahu. Bantuin brainstorming, dong."
Kututup buku yang kubaca, lalu aku duduk menyamping agar berhadapan denganmu.
"Baik. Karena aku guru yang baik, aku akan membantumu. Pertanyaan pertama, apa yang ingin kamu lakukan saat lulus SMA?"
"Eh. Gimana, ya... Entahlah,"jawabmu seraya menunduk, lalu melanjutkan dengan nada lesu, "yang aku tahu aku hanya akan menuruti arahan dari Kronologia. Tapi itu 'kan nggak mungkin kutulis di form itu."
Aku baru sadar, selama ini kamu tidak memikirkan dirimu sendiri.
"Lupakan Kronologia. Apa yang kamu inginkan?"
"Lupakan? Kamu kira aku bisa lupa? Aku punya photographic memory, tahu."
Aku mendelik menatapmu.
"Oh! Aku, tentu saja ikut pesta graduation, lalu tertawa puas di atas panggung sambil menggandengmu, dan bilang pada semua orang kalau kamu dan aku adalah pasangan! HAHAHAHA!"
Tanganku refleks melayangkan bantal sofa yang satunya. "Serius, Senna."
"Maaf. I have no idea."
Kamu lalu menatapku dengan wajah berseri. "Tapi aku suka melukis!"
Kamu lalu bercerita padaku tentang sanggar seni di luar kota. Kamu bilang, kamu ingin melukis musim gugur di Kanada. Kamu ingin membuat sirup mapel.
Saat kulihat semangat di wajahmu, ingin kuhentikan waktu...
agar aku bisa lebih lama bersamamu.
Andai kamu masih di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu yang Kuhabiskan Bersamamu - RAWS Festival 2019
Short StoryWaktu itu relatif. Kadang, di sore hari, kamu menemaniku untuk melukis, mengangkat kuas sebentar, dan tiba-tiba sudah malam. Di lain waktu, aku berdiam di halte bus itu, menunggumu, tapi lembayung senja seakan menetap dan matahari lama sekali terben...