15. Waktu yang Kamu Habiskan untuk Menjaga Janjimu

40 8 4
                                    

Malam itu, di hari pertama tahun 2007, pesta meriah diadakan di gedung pertemuan Kronologia.

Dari luar kelihatannya sama saja. Bedanya, seluruh tamu pestanya adalah Pelintas.

Pernah berharap melintasi ruang dan waktu?

Orang-orang ini benar-benar melakukannya.

Secara harfiah.

Aku berdiri di ruangan ini, sebagai salah satu tamu yang termuda, dijadwalkan bertemu seseorang yang akan menjadi rekanku.

Dia perempuan yang tiga tahun lebih muda dariku.

Dia baru sebelas tahun.

"Hai, namaku Senna Arundaya Hadinata. Salam kenal! Dan, oh, aku membaca biodatamu sebelumnya. Selamat ulang tahun! Maaf terlambat mengucapkannya, harusnya kemarin, ya? Sayang sekali kita baru bertemu hari ini..."

Sejak pertama, dia sudah meninggalkan kesan yang luar biasa. Dengan rambut panjang, senyum riang, dan kalimat panjang yang tak bisa disela, ia membuatku terpana.

Dia yang selama ini hanya diceritakan padaku, kini berdiri di depanku.

Hampir semua anggota keluarga Hadinata punya photographic memory, kata mereka. Kesetiaan keluarganya yang paling terjaga. Tak pernah keluar dari jalur, selalu sempurna.

Kudengar pula kelebihan lain dari keluarganya, segala hal yang sangat jauh dari jangkauan tanganku.

Namun, saat itu, dia mengulurkan tangannya padaku, menunggu jabat tanganku.

Kuraih dan kugenggam tangannya. Kecil. Tapi kuat, tegas, dan serius. Khas karakter keluarganya.

Dia punya karakter yang kuat.

Aku bukan tipe orang yang mudah percaya, bukan pula orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama.

Aku percaya padanya setelah bertahun-tahun, ia tidak meninggalkanku.

Ia selalu menepati janjinya, meskipun aku sering mengingkari dan menolak permintaannya.

Hanya satu janji yang tidak ia tepati.

Katanya, ia tidak akan meninggalkanku sendiri.

Akan tetapi, sama seperti semua manusia lainnya, ada takdir yang tidak kami ketahui, takdir yang tidak akan bisa diubah, apapun yang kami lakukan.

Biasanya, aku akan menyalahkannya, tentang apapun, meski sebenarnya ia tidak salah.

Kadang aku melakukannya hanya untuk melihat muka marahnya.

Aku tahu, yang ini, bukan salahnya.

Aku tidak akan menyalahkannya kali ini.

Waktu yang Kuhabiskan Bersamamu - RAWS Festival 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang