25. Waktu yang Alana Berikan untuk Membantuku

39 6 4
                                    

Aku ingin mengakui sesuatu.

Sebenarnya aku meminta bantuan Alana untuk mengulur waktu.

Karena, aku tahu, Alana sangat sibuk.

Perkiraanku, ia tidak akan menyediakan waktu untukku. Ia tidak akan memasukkan 'Membantu Ezzi sidang' dalam planner hariannya yang penuh. Jika masuk pun, tidak akan prioritas.

Namun ternyata, inilah yang terjadi; dia membantuku.

Berkali-kali, berhari-hari.

Sore ini, setelah bimbingan revisi, kami berjanji bertemu di perpustakaan. Saat aku datang, kutemukan ia tertidur di salah satu meja perpustakaan. Di depannya membentang planner berisi kegiatan hariannya.

Kamis, jam sepuluh sampai dua, bantu Ezzi sidang! Jam empat sampai enam, ngajar Aya... IPA SMP... Jam tujuh sampai sembilan, ngajar Rama... IPA SMA... Jumat... Sabtu... Minggu...  Part time di... Senin, bimbingan revisi, buat CV, apply kerja, bantu Ezzi sidang!

Di sudut bawah halaman itu, kutemukan satu kalimat yang membuatku menyesal.

Semoga Ezzi bisa sidang sebelum semester baru, agar ia bisa menyelesaikan masalahnya, apapun itu.

Melihat namaku terselip di hari-harinya yang berat dan melelahkan, melihat harapannya yang tulus untukku, aku terenyuh.

Di antara kesibukannya, ia tetap membantuku.

Dari semua hal yang ada di dunia ini, ia memberikanku waktunya.

Kita bisa meminta lagi barang-barang yang pernah kita berikan, tapi waktu, tidak bisa diminta kembali.

Dan aku, meminta waktunya yang berharga.

Dia seharusnya menggunakan waktu-waktu itu untuk dirinya sendiri.

Aku baru sadar, ia sudah jadi tulang punggung keluarga.

Aku bisa saja mengganti waktunya dengan uang, membayarnya sebagai tutor, tapi, saat kulihat ketulusannya... Mana mungkin terbayar dengan uang?

Memberikan waktu adalah hal lain.

Kupandangi wajahnya yang bulat dan terlihat lucu. Pipinya sedikit merah karena riasan. Matanya terpejam di balik kacamata yang hampir terjatuh.

Apa matanya kini minus? Dulu ia tidak berkacamata.

Kulepas kacamatanya perlahan.

Wajah Alana kelihatan seperti bakpau kacang merah yang lucu...

Kutopangkan kepala di atas meja seraya menatapnya.

Dear Alana, thank you for your hard work.

Waktu yang Kuhabiskan Bersamamu - RAWS Festival 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang