4. Concerns and Broken Hearts

1K 118 5
                                    

Aula Besar penuh sesak seperti biasanya dangan suara riuh menggema dari seluruh meja panjang asrama-asrama. Di sini, Hermione duduk di tengah kebisingan meja Gryffindor; Ginny yang duduk cukup jauh darinya, dan beberapa teman tahun ketujuhnya sedang bersemangat mendiskusikan pertandingan final Quidditch antara Gryffindor dan Hufflepuff akhir pekan mendatang.

Seperti yang diketahui, Hermione telah kembali untuk mengulang tahun ketujuhnya. McGonagall mengiriminya surat tepat satu bulan setelah perang berakhir dan perbaikan kastil Hogwarts selesai dilakukan, begitu pula Harry, Ron dan beberapa anak di tahunnya yang tidak bisa menyeleaikan sekolah selama perang. Tapi dari semua anak tahun ketujuh, hanya dia, Dean, Pavarti Patil, dan Seamus Finnigan dari Gryffindor; Susan Bones dan Hannah Abbott, Ernie Mcmillan dari Hufflepuff; Padma Patil, Michael Corner, Terry Boot, dan Roger Davies dari Ravenclaw; dan hanya Draco dan Theodore Nott dari Slytherin.

Pandangannya berlari ke meja panjang Slytherin, dan tidak menemukan apa yang dicarinya di sana. "Apa Malfoy baik-baik saja?" dia tampak khawatir. Setelah meninggalkan Malfoy di asrama Slytherin, Hermione tidak dapat berhenti memikirkannya. Terakhir kali dia melihat Malfoy minum-minum adalah berbulan-bulan lalu, dia selalu dalam keadaan mabuk setiap kali mereka bertemu di Menara Astronomi. Hermione pernah mengatakan padanya bahwa minum bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan, dan dia sendiri tidak percaya, dia tidak lagi mencium bau menyengat alkohol darinya pertemuan berikutnya. Melihatnya mabuk-mabukan lagi cukup membuat perhatiannya teralih. Dia khawatir.

"Hermione..."

Dia mengkhawatirkannya.

"Hermione..." ada yang menyenggolnya, dia tersentak. "Hermione, ada apa?" Ginny telah ada di sampingnya. "Apa yang kau pikirkan, Hermione?"

"Ahh, tidak. Tidak ada." dia mengambil piala berisi jus labu di depannya.

"Kau melamun, Hermione!" Ginny tak sabar. "Apa kau berpikir aku akan membuatkanmu begitu saja?"

"Oh, Ginny, tidak ada yang terjadi, sung—"

"Hermione..." dia mendesah.

Ginny tidak pernah berhenti mengkhawatirkan Hermione semenjak dia tidak pernah lagi menemukannya di kamar setiap malam. Dia selalu menanyakan pada Hermione kemana dia pergi setiap malamnya, tapi Hermione tidak pernah memberikannya jawaban yang memuaskan.

"Alright, Ginny, aku mengaku." dia mencari alibi yang cukup logis dalam pikirannya. "Aku melamun. Itu hanya karena..." jeda. "NEWT. Itu hanya karena aku sangat gugup untuk NEWT. Aku takut itu tidak akan seperti yang aku bayangkan." Itu tidak sepenuhnya adalah kebohongan, karena dia memang gugup akan ujiannya.

Ginny menyipitkan matanya pada Hermione, agaknya kurang percaya. Tapi dia mendesah, "Oh Hermione... Kau tidak harus selalu gugup akan ujian-ujian itu, kau tahu." katanya pengertian.

Dia mencelos, tersenyum tulus. "Yeah, mungkin kau benar." dia mengangguk.

Ginny balas tersenyum. "Dan kau sudah berjanji untuk datang ke pertandingan akhir pekan depan padaku." kata Ginny. Beberapa pertandingan terakhir Hermione selalu saja memiliki alasan untuk tidak hadir di sana, dan dia sudah tidak akan mau menerima alasan lain darinya.

"Of course, aku akan segera melihat tim Gryffindor memenangkan piala kau begitu?" dia sengaja menggoda.

"Terimakasih, Hermione."

Ginny pergi setelah itu, begitu pula dengan anak-anak yang lain. Hari ini adalah kunjungan terakhir ke Hogsmeade di tahun ajaran. Hermione mengasumsikan bahwa sekolah akan menjadi cukup sepi dengan tahun ketiga sampai ketujuh yang pasti tidak ingin meninggalkan kunjungan mereka, dan hanya akan ada tahun pertama dan kedua yang lebih suka menghabiskan waktu dengan bergosip ria di ruang rekreasi.

Astronomy Tower | Dramione FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang