2

45 30 0
                                    

"Awww"

Rambut yang ia kuncir ala ponytile ditarik paksa

"She lepas..."
Sherin menarik rambut Flora semakin keras.

"Apa lo bilang? Lepas? Lo udah gue peringatin ya , lo nggak boleh deket  deket sama Gary, awas aja kalo berani"

Flora menganggukkan kepalanya

"Tolong lepas"

"Ups sorry kekencengan ya?" Sherin mengelus rambut Flora

"Iya"

"Oke oke gue minta maaf, tadi aktingnya terlalu natural"

"Gimana bagus nggak ?" Sherin menatap Flora dengan mata berbinar

"Iya bagus, tapi jangan aku dijadiin monyet percobaan" Flora cemberut sambil mengusap usap kepalanya

"Ululu sorry Flola , janji deh nanti gue traktir makan di kantin, tapi benerkan gue udh cocok jadi aktris antagonis?"

"Iya udh cocok, banget malahan, aku yakin pasti kamu dipilih pas teater nanti"

"Aaaa lopyu Flola"

"Eh si Tivi mana? Kok gue kagak liat dia dari tadi?"

"Emm tadi.. e tadi Stevi bilang mau keluar dulu ya mau keluar dulu "

"Ooh oke , jadi temen gue ni dah pinter boong ya oke oke" Sherin berjalan menuju mejanya yang jau di pojokm

"Ehh She Sherin " Flora baru menyadari kebodohannya

~~~

Semilir angin menerbangkan rambut Stevi yang terurai indah, walaupun mata ini tertutup ia dapat merasakan kehadiran seseorang, harum parfum yang sangat tidak asing di indra penciumannya menyeruak masuk ke hidung, sepasang tangan menyentuh kedua pundaknya.

"Vi..." suara berat itu menggema di gendang telinganya

"Hmmm...." Stevi masih setia dengan mata tertutupnya

"Ngapain lo disini? Mau bolos lagi?"

"Hmmm....iya gue lupa buat pr math, lo juga ngapain disini?"

"Gue? Mana mungkin gue biarin cewek tersayang gue sendirian"

Stevi tetap keukeuh pada posisinya, perlahan lahan air matanya luruh, tak kuasa ia menahan tangis hingga dengan keberanian penuh ia membuka kedua mata dan ya seperti biasanya laki laki itu pergi meninggalkannya.

~~~

"Epi!"
Stevi berbalik lalu tersenyum

"Kamu kemana aja sih, keliling sekolah aku cariin"

"Biasa"

"Hmmm pasti di rooftop kan?"

"Kayak nggak tau gue aja"

"Tapi vi kan rooftop kekunci, gimana caranya kamu masuk ?"

"Nih" Stevi mengoyang goyangkan kunci di depan Flora

"Hah? Kok bisa?"

"Bisa lah, mana ada yang berani ngelawan Stevi, lagian biarpun rooftop nggak dikunci nggak akan ada orang yang berani ke sana"
Stevi menunduk lemah

"Stevi sabar ya "
Flora mengelus punggung Stevi

"Aduhhh kok jadi melow gini, yaudah nanti lo ikut gue ya jenguk Feno" Flora mengangguk sambil tersenyum

"Iya nanti aku temenin"

~~~

"Byurrr......"

Basah. Cuma itu yang bisa Flora rasakan saat ini, hari ini bukan hari ultahnya, bukan juga hari istimewa, tapi kenapa ia diceburkan ke kolam ikan ini?

"MWAHAHAHHAAHA"

Tawa seluruh siswa menggelegar di telinganya, ia mengangkat sedikit kepalanya, pengelihatannya buram, ya kaca matanya entah raib kemana, ia menarik napas panjang lalu berdiri keluar dari kolam

"Eh Cupu!!"

Suara yang sangat familiar, bahkan setiap hari ia mendengar suara itu .

"Woi Cupu!!! Lo budeg hah? gue panggil nggak nyaut - nyaut "

"Nama aku bukan cupu "

'Prok. Prok prok'

Jerry bertepuk tangan

"Oh udah berani ngelawan ya "

Ya itulah mereka Jerry and the gang, terdiri dari 3 anggota yaitu Arda, Gary ,dan Jerry sebagai ketua, suka membully tapi hanya satu orang yaitu Flora

Jerry mendekat ke arah Flora,

"Lo tau apa kesalahan lo hah?!!"

"Mmm maaf soal kejadian seminggu yang lalu"

"Heh tau juga lo apa salah lo "
Jerry berkacak pinggang

Sebelum melontarkan lagi kata kata yang akan menjadi bulan bulanan untuk Flora tangan Flora sudah ditarik oleh seseorang

"Mau lo apain Flora hah!"

My Unknown CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang