3

36 29 0
                                    

"Mau lo apain Flora hah!"
Stevi berkacak pinggang di depan Jerry

"Mau gue ajak nongkrong, gimana mau ikut?"
Jerry melipat tangannya di depan dada, menantang Stevi.

"Heh-_ awas aja kalau lo berani macem - macem sama Flora gue nggak akan segan segan aduin lo ke Paman Fedrik"

"Aduin aja gue nggak takut tu "

"Oke fine"

Stevi berbalik mengengok ke Flora
Seketika bola matanya ingin jatuh lepas dari tempatnya.

"Astagaaaa Flora  lo " Stevi menunjuk Flora dengan telunjuknya.

Itulah kebiasaan Stevi, hadis cantik nan tangguh ini terlalu tidak peka dengan sekitarnya. Peka dalam artian tidak pernah melihat apa yang ada disekitarnya. Bahkan ibunya sendiri sering mengatakan kalau Stevi itu buta tapi bisa melihat.

Stevi berbalik ingin meluapkan semua amarahnya tapi semuanya malah

'Sepi'

"JERRY AWAS LO YA " teriak Stevi menggelegar.

Dan Jerry tau itu, ia sudah melarikan diri sebelum mendengar pidato dari Stevi.

'Gue aduin lo sama nyokap lo Jer,' batin Stevi

~~~

'Tok tok tok'

Cklek

"Eh Stevi Bunda kira siapa " Bunda Rita a.k.a Bunda(hara)nya Jerry membukakan pintu untuk Stevi.

"Bi Ida kemana bun?"

"Ooh Bi Ida lagi didapur tuh, lagi goreng ikan "

"Stevi mau nyari Jerry? Belum dateng dia mah, kemana tu anak heran Bunda jam segini murid - murid lain pada pulang dianya malah keluyuran"

"Ehh enggak bun, Stevi mau ketemu bunda kok, mau ngaduin Jerry"

"Tu anak buat masalah lagi ya, dasar nggak tau diuntung punya anak lakik kerjanya buat masalah teross. Yasudah yuk duduk dulu Vi" Bunda Rita mengajak Stevi duduk di ruang tengah

"Bi bikinin Stevi jus ya "

"Eh nggak usah bun"

"Aduh nggak papa, gimana Jerry tadi di sekolah?, ngapain aja tu anak? Susah banget dikasi taunya"

"Tadi ya bun masak Jerry naruh banyak banget sampah di atas meja temen aku , udah itu masak pas pulangnya temen aku tu diceburin di kolam sekolah sama Jerry, Gary, Arda"

"Hah? Jerry ? Bunda bakalan kasi dia pelajaran, siapa nama temen kamu itu? Bunda mau minta maaf gara gara kelakuan Jerry"

"Flora namanya bun"

"Cewek? Bener bener Si Jerry" Bunda Rita mengepalkan kedua tangannya, ia sudah geram dengan prilaku anaknya yang semena mena. Bunda menarik napasnya dalam, lalu mengehembuskannya perlahan

"Keadaan mama sama papa kamudi Jerman gimana Vi? Kapan pulangnya?"

"Papa sama Mama aman kok bun, katanya lagi 3 hari aja"

"Kenapa nggak nginep aja disini biar bunda ada temen ngobrol. Biasanya kan temen arisan bunda ya mama kamu. Sekarang mama kamu nggak ada kamu dong ya ngewakilin"
Stevi hanya tersenyum menanggapi ucapan bunda tadi.

"Iya bun kapan - kapan Stevi nginep disini"

"Nah gitu dong"

Tiba tiba ada yang memeluk Bunda dari belakang

"Sore bunda ku " Jerry mencium kedua pipi sang Bunda

"Jerry coba kamu duduk dulu disamping bunda"
Jerry pun duduk disamping bunda tercintanya itu,

"Eh kok ada lo disini?"
Ia baru menyadari akan kehadiran sosok lain  di rumahnya

"Ya adalah kan gue mau curhat ke bunda, ya kan bun?" Stevi mengedipkan sebelah matanya ke bunda

'Duh, mampus dah gue hari ini, oke ambil langkah seribu Jer, sebelum negara api menyerang' batin Jerry

Saat hendak bangun tiba tiba telinganya terasa panas

"Aww ampun bun ampun, Jerry janji akan menjadi anak berbakti bun , ampuni Jerry bun"

"SIAPA YANG NGAJARIN KAMU BUAT NYAKITIN CEWEK HAH!!!!!!!! APA KAMU NGGAK BERPIKIR , BUNDA INI CEWEK , APA KAMU MAU NYAKITIN BUNDA JUGA "

Bunda semakin keras menjewer telinga Jerry

"Aw aw maafin jerry bun, jerry nggak bersalah dia duluan yang nyari gara gara sama jerry, ampun bun ampun"

"Pokoknya kamu harus minta maaf sama temen kamu itu, Stevi yang bakalan jadi saksinya, kalo nggak.."
Bunda menjeda ucapannya tetapi malah mempererat jeweran pada telinga Jerry.

"Aduh iya bun iya"

Bunda Rita akhirnya melepas jewerannya

"Hukumanmu menanti di ruang baca, INGAT" ancam Bunda

Jerry yang mendengar bergidik ngeri membayangkan hukuman yang paling ia benci sedang menantinya.

"Stevi kamu pasti laper, yuk makan bi Ida udah selesai masak kayaknya" Bunda menggandeng tangan Stevi ke meja makan meninggalkan Jerry pada tempatnya

"Oke bun"

Bunda Rita dan Stevi berjalan menuju dapur meninggalkan Jerry sendirian

'Lah yang anaknya siapa, yang disayang siapa'

Jerry berjalan menuju kamarnya yang teletak di lantai 2. Saat hendak menaiki tangga tiba tiba kepalanya pusing, sekelebat bayangan masa lalu menghantuinya

"Erikk jangan tinggalin aku ya"

"Iya eri nggak bakalan ninggalin Ana kok"

"Bener ya awas kalau bohong"

"Iya bener, iss kok nggak percaya banget sih"

Anak kecil yang dipanggil eri itu mengejar anak perempuan itu

"Aaa eri geli ih geli"

"Hahahahah"

'Brukkk'

Kepala Jerry sangat pusing dan tiba tiba warna hitam menguasai pengelihatannya

"Astagaa Jerry"

Bund,Stevi, dan Bi Ida bergegas menghampiri Jerry

"Yatuhan den, kok aden bisa pingsan?"

"Mungkin gara - gara di jewer bunda kali bik" Sahut Stevi

"Mungkin aja kali ya, padahal biasanya bunda jewer kayak tadi tuh dia biasa aja"

'Untung baru 2 anak tangga, gimana kalau udah diatas ya, bisa penyok muka lo Jer'batin Stevi.

My Unknown CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang