チャプターIV

175 40 1
                                    

Minggu pagi yang cerah ini, Minho sudah terbangun. Setelah membersihkan rumahnya, ia memutuskan untuk lari pagi.

Sudah cukup lama ia tidak melakukan kegiatan itu. Terakhir kali ia lari pagi adalah sekitar sebulan yang lalu.

Minho segera ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya. Setelah itu, ia mengganti piyamanya menjadi pakaian olahraga.

Udara di pagi hari ini sangat baik untuk kesehatan karena masih bersih dan belum terkontaminasi oleh polusi. Maka dari itu, Minho menghirup sebanyak-banyaknya sambil merentangkan tangan dan membiarkan angin menerpa tubuhnya.

Tiba-tiba terlintas di pikirannya tentang kehidupan yang telah ia jalani selama tiga tahun belakangan ini.

Hampa.

Satu kata itu dapat menjelaskan semua yang ia lalui.

Hidup sendiri di tengah kota dan melakukan kegiatan yang sama berulang kali selama bertahun-tahun. Jujur saja, Minho merasa kesepian. Bahkan di dalam keramaian pun, ia masih merasakan kesepian.

Minho berjalan menghampiri salah satu bangku panjang di taman tempat ia lari pagi.

Ia menghela napasnya panjang.

Lelaki itu merindukan masa kecilnya.

Keluarga kecil yang penuh dengan kebahagiaan.

Namun, semua lenyap begitu saja ketika orang tuanya ketahuan berkhianat. Iya, orang tuanya berselingkuh antara satu sama lain.

Tanpa terasa, setetes air mata lolos.

Minho menengadahkan kepalanya ke atas dan memejamkan kedua matanya. Berusaha untuk menahan tangisnya.

"Kak Minho,"

Mendengar seseorang menyebut namanya, ia menoleh ke arah kiri dengan cepat.

Sepasang matanya mendapati Han Jisung yang sedang berdiri di sana sambil memperhatikannya.

Minho segera menghapus air matanya.

"Jika ingin menangis, menangis saja. Tidak usah ditahan. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya kau sedang sedih."

Han Jisung tersenyum. Dan senyuman itu membuat Minho menundukkan kepalanya. Ia tidak bisa.

Sekuat apapun Minho menahan tangisnya, tetap saja gagal.

Kini, ia menangis. Dengan Han Jisung yang berdiri di hadapannya sambil menatap sendu.

Minho menutup wajahnya. Tidak ingin Han Jisung melihat kelemahannya.

Beruntung karena pada pagi itu, taman cukup sepi. Sehingga Minho dapat menangis tanpa mendapatkan tatapan aneh dari orang-orang yang lewat.

寂しい (Lonely) • Lee KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang