Happy Reading♡
Allahuakbar
Allahuakbar
Adzan shubuh menggema. Seseorang mengeliat, dan perlahan membuka matanya.
"Hoammm... Alhamdulillah. " Marsya bangkit dari tidurnya dan bergegas membersihkan diri dan segera melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim.
Kemarin kemarin saat Marsya bangun kesiangan adalah dimana dia sedang datang bulan, jadi dia tidak sholat shubuh.
Meski Marsya sedikit beringas, tapi dia tidak pernah meninggalkan sholat nya. Baginya sholat itu utama. Kedua orang tua Marsya selalu menerapkan kebiasaan baik, dan tidak pernah meninggalkan sholat.Karena sholat itu tiang agama. Itu kata Papa Marsya. Maka, sesibuk apapun Marsya, dia tidak pernah lalai mengerjakan sholat. Meski kadang suka tidak tepat waktu.
Marsya menuruni tangga, dan tidak lupa. Disana sudah ada Mama, Papa, dan Fye si kakak lucnat nya itu.
"Pagi semua. " Sapa Marsya.
"Pagi." Jawab mereka serentak.
"Kagak kesiangan lagi dek? " Tanya Fye.
"Gak dong. Kan emang Marsya mah anak rajin, yang cantik dan tidak sombong. " Jawab Marsya dengan pedenya.
"Pede kali kau nak. "
"Dih, emang rajin ya! "
"Iyalah, serah dirimu saja wahai adek kuh yang lucnat. "
Mereka berdua langsung diberi tatapan tajam oleh Harik. Sedangkan Marsya dan Fye, hanya menyengir kuda, tanpa dosa.
"Peace Pa. " Ucap mereka berdua, sambil mengacungkan dua jari yang membentuk V.
"Sudah sudah, jangan ngobrol terus ah. Ayo sarapan dulu. " Ucap Amira melerai.
Semua serempak mengangguk setuju. Tak ada yang bersuara, semua menikmati makanan dengan khidmat. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang saling beradu.
"Ma!, aku nanti pulang agak sorean ya. Soalnya ada kerpok bun. " Ucap Marsya memecahkan keheningan, karena Marsya sudah menghabiskan sarapannya.
"Kerpok? Apaan tuh??" Tanya Amira.
Marsya menepuk jidatnya, dia lupa. Mana ngerti Mamanya kata itu. "Kerpok itu, Kerja Kelompok Ma. " Ucap Marsya.
"Owalah, mana Mama tau. Lagian jaman sekarang mah aneh-aneh, ngomong aja pake disingkat singkat. " Ujar Amira sambil menggelengkan kepalanya.
"Biar irit ngomong kali Ma. " Celetuk Fye.
Marsya hanya mendengus kesal dengan percakapan Mama dan kakaknya itu.
"Dasar anak milenial. " Sambung Harik, yang sedari tadi hanya menyimak.
"Iya dong! Anak gahol aku mah Pa. " Kata Marsya dengan nada lebay.
"Itu apa lagi gahol? " Tanya Amira.
"Tau ah Ma, pusing aku. Mending berangkat aja deh. " Ucap Marsya kesal, sambil menengteng tasnya, dan menyalimin Harik juga Amira.
"Assalamu'alaikum."
"Gak mau salim sama kakak mu ini, gitu? " Kode Fye.
"Iya dek, Fye kan kakak kamu. Kamu harus sopan sama yang lebih tua. " Ucap Harik.
"Iya Pa. " Jawab lesu Marsya sambil mencium punggung tangan Fye.
"Assalamualaikum kakaku yang TUA. " Ucap Marsya dan lari begitu saja, sebelum kakanya itu akan mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsya
Teen FictionBagaimana seorang gadis berhijab yang tomboy, tidak takut terhadap apapun. Tapi dia takluk dengan seorang Barga, teman sekolahnya semasa TK. Apakah mereka jodoh, atau hanya rasa yang singgah sesaat? *** Cerita amatir, dari jari-jari yang watir. Se...