"What!! Serius lu Sya?!!"
Marsya menganggukan kepalanya.
"Emang ya, kalo udah pakboi mah pakboi aja. " Marsya mengangguk membenarkan ucapan Zahwa.
Mereka berdua sedang berada dikelas, karena hari ini Marsya berangkat sangat pagi sekali, sengaja sudah janjian dengan Zahwa sejak semalam. Marsya menceritakan tentang ia melihat Barga bersama dengan Nawang kemarin saat pulang dari rumah Zahwa.
Waktu mulai menunjukkan jam 07:10 , para murid perlahan berdatangan satu persatu. Marsya yang tengah asik berbincang dengan Zahwa pun tidak sadar, bahwa ada seseorang di ambang pintu yang tengah memperhatikan nya.
Dia Barga yang berada di ambang pintu, tatapan matanya tertuju pada Marsya.
'Ini gua harus gimana ya? Ah! Bego lu Ga, kemaren lu nyariin dia kayak orang kesetanan. Sekarang ada orangnya lu malah bingung?!!! ' rutuk dirinya dalam hati.
Barga memberanikan diri untuk menghampiri Marsya, dan Marsya pun tersadar bahwa ada seseorang yang menghampiri nya. Marsya mendongakkan kepalanya, tepat saat Barga berada di depan meja Marsya.
"Barga?! kenapa Ga?" Tanya Marsya.
'Lah, ni orang kok biasa-biasa aja ya?' batin Barga.
"Eh, emmm anu Sya! Itu.. "
Belum sempat Barga menyelesaikan ucapannya, Tiba-tiba___
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Selamat pagi!. " Sapa Bu Sukimah.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, pagi Bu!! " Jawab murid serentak.
"Heh! Barga?!!! Ngapain kamu disitu? Duduk ditempat kamu!! " Tegur Bu Sukimah.
"Eh! I.. Iya Bu. "
Barga segera pergi ketempat duduknya.
"Sial! Gagal kan gua ngomong sama Marsya. Emm! Tapi, kok kayaknya si Marsya biasa aja ya ketemu gua? Apa kemaren gua salah liat? Ah! Engga deh, orang itu bener-bener si Marsya kok. Hafal gua mah___"
"Heh! Kamu lagi ngomong sama siapa Barga?!!!! "
"Eh, engga Bu. Et dah Bu, Ibu sensian banget deh. Lagi peemes ya." Ucap Barga.
Barga langsung mendapat tatapan tajam dari Bu Sukimah.
"Canda bu! "
Bu Sukimah memulai pelajaran nya, semua murid terdiam dan fokus memperhatikan Bu Sukimah mengajar. Bu Sukimah termasuk guru killer, cukup di takuti oleh para siswa SMA CEMPAKA. Namun meski begitu, tidak berlaku untuk para badboy nya SMA CEMPAKA. Seperti Arvan and the geng misalnya.
Kelas mulai sedikit rusuh, karena Bu Sukimah keluar dari kelas XI IPA 1 dan tidak lupa memberi tugas pada muridnya. Ada yang masih mengerjakan, ada yang berbisik meminta contekan, ada yang sudah santai-santai karena sudah mengerjakan.
"ANJIRR BETE BANGET AING!! " Ucap Tony salah satu murid.
"Sekali lagi lu teriak, gua catet nama lu biar dapet poin! " Tegur Farel selalu ketua kelas.
"Mending lu selesaiin tugas lu! Daripada teriak-teriak gak jelas!! Ini sekolah, bukan Hutan!!!"
"Santai aja kali Rel, sensi amat kayak Bu Sukimah lu. Gak asik banget dah! Lagian gua ngomong bete gini, ya karena gua udah selesai ngerjain bambang!" Cibir Tomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsya
Teen FictionBagaimana seorang gadis berhijab yang tomboy, tidak takut terhadap apapun. Tapi dia takluk dengan seorang Barga, teman sekolahnya semasa TK. Apakah mereka jodoh, atau hanya rasa yang singgah sesaat? *** Cerita amatir, dari jari-jari yang watir. Se...