4

4.5K 319 18
                                    

Disinilah Sasuke sekarang, di depan sebuah apartemen yang lebih kecil dibandingkan apartemennya di Tokyo. Sasuke baru saja sampai di Kyoto setelah melewati masa-masa sulit akibat pertengkaran dengan keluarganya.

“Uchiha Sasuke?” Merasa ada yang menyebut namanya, Sasuke pun segera membalikkan tubuhnya dan terlihat seorang pria yang mungkin seumuran dengannya.

“Hn?”

“Perkenalkan nama saya Sabaku Gaara. Saya manajer di perusahaan anda.”

Sasuke mengamati pria bernama Sabaku Gaara itu, sepertinya ia tidak asing dengan nama itu. “Sabaku? Aku seperti tidak asing dengan margamu.” Sasuke mengerutkan dahinya.

“Benarkah? Mungkin ada rekan kerja atau karyawan anda yang bermarga sama dengan saya.”

Sasuke masih mengerutkan dahinya, mencoba mengingat-ingat, “Hn, lupakan. Itu tidak penting.” Ucapnya menyerah setelah tak menemukan ingatan apapun tentang Sabaku.

Gaara tersenyum, ia melirik koper yang dipegang Sasuke, “Biar saya bawakan koper anda.” Tawarnya.

Sasuke menatap heran, “Kau sudah tahu tujuanku kemari?”

Gaara mengangguk, “Ya, Ita-Maksudku, Tuan Itachi yang memberitahu saya sebelum anda datang. Tuan Itachi bilang anda tidak punya tempat tinggal disini, jadi beliau meminta tolong pada saya untuk menampung anda.”

Sasuke mendelik, bagaimana bisa pria ini mengatakan ‘menampung’ pada orang yang notabene akan menjadi atasannya. Ayolah, apa Sasuke sudah serendah itu hingga layak ‘ditampung’ oleh bawahannya sendiri?

“Aku hanya menumpang sementara karena belum menemukan tempat yang cocok untuk ku tinggali. Jadi, kau tidak perlu beranggapan jika kau menampungku karena besok atau mungkin lusa, aku akan tinggal di rumahku sendiri.” Ucap Sasuke tak terima.

“Maafkan saya, tuan.” Gaara membungkuk meminta maaf akibat perkataannya barusan.

“Hn. Dan satu lagi, bisakah kita berbicara informal? Kau memang karyawanku, tapi saat ini kita tidak sedang bekerja. Jadi, anggap saja aku ini hanya temanmu yang akan menginap disini.”

Gaara mengernyitkan alisnya, “Ada apa dengan orang ini? Kemana sikap dinginnya?” batinnya heran.

“Kau mendengarku?” Gaara tersentak akibat perkataan Sasuke.

“Maaf, mari masuk.” Gaara mencoba meraih koper Sasuke, namun pria itu menahannya.

“Biar aku saja yang membawanya. Ingat! Kita tidak sedang bekerja sekarang.” Ucap Sasuke.

“Tempatku ada di lantai tiga dan apartemen ini tidak memiliki lift. Jadi, kita harus menaiki tangga.” Jelas Gaara.

“Hn? Tangga?”

Gaara menatap Sasuke yang terlihat syok, “Ya, kau tidak menyesal menolak tawaranku tadi, kan?” Tanya Gaara yang mulai berbicara informal.

Sasuke berdehem, “Hn, untuk apa aku menyesal?”

Gaara mengangkat bahunya dan mulai berjalan mendahului Sasuke. Sedangkan, Sasuke tengah bersusah payah menarik kopernya yang selalu tersangkut di tangga.

Sekian lama hening, Gaara melirik Sasuke yang ada di sampingnya.

“Kita sampai.” Ucap Gaara sambil membuka pintu. “Masuklah.”

Sasuke mengamati seisi ruangan, “Dimana kamarku?”

Gaara menatapnya kikuk, “Ah, sebenarnya hanya ada satu kamar disini. Kau bisa tidur di kamarku.”

KARMA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang