Sasuke masih asyik berkeliling, menikmati udara segar di pagi yang cerah ini. Mentari belum terlalu terik, namun ia sudah merasa kehausan.
Sasuke mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana, “Baru 25 menit, tapi aku sudah lelah.” Batinnya.
Ia memutuskan untuk membeli sebotol minuman sekaligus rehat sejenak di sebuah minimarket yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Sasuke mendudukkan dirinya di bangku dan membuka tutup botol minuman yang baru saja dibeli.
Dingin dan segar berpadu menjadi satu di tenggorokannya saat ia meneguk minuman tersebut. Sasuke melihat ke sekitarnya, jalanan ini tidak terlalu ramai, sangat cocok dengan kepribadian Sasuke.
Ia berpikir, mungkin akan sangat menyenangkan jika ia membeli sebuah rumah di daerah ini. Meski terlihat sepi penduduk, namun wilayahnya cukup strategis dengan banyak minimarket, apotek dan sebuah klinik.
Sasuke kembali meneguk minumannya sambil memainkan ponsel.
“Hikss..hiiks..”
Sasuke menatap sekeliling saat mendengar isakan kecil, matanya menyipit kala melihat sesosok bocah tengah duduk meringkuk di samping minimarket.
Sasuke berinisiatif menghampiri bocah itu, “Hei.” Panggilnya.
Bocah itu mendongak dengan mata yang dibanjiri tangisan, hidungnya memerah, bibirnya pun bergetar.
“Ahjussi.” Lirih bocah itu.
Sasuke sempat terkejut, “Apa dia orang korea?” Batinnya.
Sasuke kebingungan, ia ingin sekali menghibur bocah itu. Namun jika dia benar-benar orang Korea, maka Sasuke hanya bisa mengangkat tangan. Ia sama sekali tak mengerti dengan bahasa Korea.
Sasuke terdiam sambil menatap bocah itu. Namun, tak lama kemudian...
“Huaaaaa... Aku ingin pulanggggg..” Rengeknya dalam bahasa Jepang. Tangisannya semakin pecah, membuat beberapa orang yang lewat mengalihkan pandangannya pada mereka berdua.
Sasuke terlonjak, “Tenanglah, cup cup cup.” Ucap Sasuke sambil mengusap punggung bocah itu. Dalam hati, Sasuke cukup bersyukur karena bocah itu tidak merengek dalam bahasa Korea.
“Hikksss.. Ibu.” Gumam bocah itu.
Sejujurnya Sasuke sangat payah jika berurusan dengan anak kecil. Namun, bocah ini mengingatkannya pada keponakan yang belum pernah ia temui sekalipun.
“Hn, kau mau permen?” Tawar Sasuke.
Bocah itu menatap Sasuke dengan ekspresi lucu, ia terlihat berpikir sejenak. Sebelum menganggukkan kepalanya.
Senyum tipis terbentuk di bibir Sasuke, “Ayo, akan ku belikan permen. Tapi janji jangan menangis lagi. Oke?”
Bocah itu mengusap air matanya dan ikut tersenyum. Sasuke menggandeng tangan mungil bocah itu dan mengajaknya masuk ke minimarket.
~~~
“Kau menunggu kekasihmu?” Tanya seseorang yang memakai jubah dokter pada wanita berambut merah muda yang tak lain adalah Sakura.
“Ya, sepertinya dia merindukanku setelah dua hari sama sekali tak bertukar kabar.” Jawab Sakura sambil terkikik pelan.
“Ah, Haruno Sakura memang selalu pandai menaklukkan hati pria.” Puji orang itu.
“Kau berlebihan, Tenten.”
Wanita yang dipanggil Tenten itu tertawa, “Oh, kekasihmu datang, Sakura.” Tenten menunjuk ke arah seorang pria yang baru saja memasuki klinik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA (Hiatus)
Fanfiction~~ Begitu menyakitkan, ketika melihatmu pergi meninggalkan berjuta rasa perih yang hingga kini masih singgah di hatiku. ~~ Sequel dari oneshoot berjudul Broke, jadi sebelum baca cerita ini, readers dipersilakan untuk membaca Broke terlebih dahulu ag...