"Paman!! Kenapa melamun????".
Suara gadis kecil lucu nan menggemaskan ini seketika menyadarkan ku dari lamunan panjang nan indah ini.
Tanpa ku sadari, langit yang semula cerah berwarna biru disertai putih murni awan-awan yang melayang bagaikan kapas kini sudah menggelap dan bersiap menggugurkan air mata.
Cahaya matahari yang sedari tadi mencium tubuhku pun perlahan sirna ditelan awan gelap.
Ini pertanda akan hujan, tentu saja.
Untungnya, gadis kecil bernama lengkap Choi Yeona ini memiliki inisiatif untuk menyadarkan paman nya yang sejak tadi jiwanya berada di alam lain.
Aku melamun, tidak. Lebih tepatnya lebih dari itu. Apa ya sebutan nya???
Aku berdiam diri, menatap pemandangan yang ada di depan ku, namun jiwaku melanglang buana entah kemana.
Ya, kalau begitu mari kita simpulkan jika aku memang melamun.
Yeona, begitulah ia disapa, adalah putri dari seorang teman yang sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri.
Choi Yeonjun.
Usianya baru genap 4 tahun, memang sedang lucu-lucunya dan serba ingin tau.
Wajahnya 100% mirip seperti ibunya, ayahnya mungkin hanya kebagian sifat dan golongan darah.
Syukurlah.
Namun, aku tidak bisa menatap wajah gadis ini terlalu lama.
Wajahnya mengingatkan ku dengan seseorang.
Seseorang yang sekarang sudah pergi jauh dan tidak dapat ku temui lagi.
Seseorang yang sudah ku yakini akan menjadi cinta terakhir ku.
Seseorang yang tidak akan bisa kudapatkan penggantinya.
"Oh?? Paman melamun lagi ya, Yeona-ya??? ".
"Eung!! Paman Taehyun cebenalnya cedang memikilkan apa??? ".
" Tidak ada, paman sedang tidak memikirkan apapun. Wah cuacanya mendung ya??? Yeona-ya, kita pulang saja ya??? ".
" Tidak mau! Nanti kalau pulang kelumah eomma malah-malah lagi 😤 ".
Haaa~ benar, itulah alasan mengapa gadis kecil ini bersamaku sekarang.
Ayah dan ibunya tadi bertengkar hebat, hanya pertengkaran sepasang suami-istri pada umumnya.
Namun Yeona sepertinya merasa tidak nyaman dengan keributan yang ada di rumah, itu sebabnya kak Yeonjun menelpon ku untuk mengamankan gadis ini sementara.
Ini tidak terjadi sekali, aku memang sudah terbiasa dititipi gadis ini.
Mereka beranggapan jika aku sering berjumpa dengan Yeona mungkin aku akan terbiasa dan perlahan bisa menerima kenyataan.
Kenyataan jika seseorang itu memang benar-benar telah pergi.
" Terus sekarang Yeona maunya kemana??? Pulang kerumah paman?? Atau kerumah paman Kai?? Bermain dengan Lily??? ".
" Kelumah paman Beomgyu! Mau lihat Toto!! ".
" Tapi Toto nya sudah dibawa pulang ke Daegu ".
" Yaaaahhh ☹️☹️".
" Kerumah paman saja ya? Paman buatkan pasta??? ".
" Eung!!! Mau mam pacta!!! ".
Kelemahan putri Choi Yeonjun ini hanya satu, yaitu makanan! .
Sudah ku bilang kan kak Yeonjun mewariskan sifatnya pada anak gadis ini???
Sebelum hujan benar-benar turun, aku pun bergegas menggendong Yeona menuju mobil. Tujuan kami sudah jelas, pulang kerumah ku yang sunyi senyap dan menyedihkan itu lalu memakan pasta bersama.
Setidaknya, tawa gadis kecil ini membuat hatiku menghangat.
Persis seperti dulu, ketika gadis yang ku cintai masih dapat ku lihat dan ku dekap dengan erat.
Tante dari Yeona, adik dari ibunya.
Bahiyyih Huening....
KAMU SEDANG MEMBACA
HYDRANGEA LOVE ✔
RomanceThe more I spend time with you That's what I'll remember of you ~