Bagian Satu

1.2K 134 5
                                    

"Byun Baekhyun, lagi?!"

Baekhyun tersentak kaget mendengar bentakan guru kedisiplinan sekolahnya. Tangannya terangkat tinggi-tinggi, ia berlutut dengan kepalanya yang menunduk namun ia masih melirik takut-takut ke arah guru laki-laki yang berdiri dihadapannya sambil berkacak pinggang tersebut.

"Maaf, Saem"

"Apa lagi sekarang?"

"Bangun kesiangan" cicit Baekhyun.

"Kau selalu saja mengatakan itu setiap kali terlambat!" bentak guru Kang dan lagi-lagi membuat Baekhyun terperanjat kaget di tempatnya. "Sebenarnya apa yang kau lakukan, hah?! Ini sudah hampir ke seratus dua puluh kali kau terlambat dalam dua tahun ini, Baekhyun. Semua guru bahkan sudah malas memberikan hukuman"

"Maaf, Saem" cicit Baekhyun lagi. Kepalanya semakin menunduk mendengar helaan nafas dari guru kedisiplinannya itu. Matanya melirik takut-takut dan ia kembali menunduk ketika matanya bersinggungan dengan pelototan tajam yang dikeluarkan gurunya itu. "Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, Saem" ucap Baekhyun. Ia menurunkan tangannya dan mengatupkannya di depan dada. "Bolehkah Saya masuk? Saya ada ulangan di jam pelajaran pertama"

"Aku tidak memperbolehkanmu menurunkan tanganmu, Baekhyun!" Baekhyun tersentak dan kembali mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya. "Dan kau berani minta untuk masuk?!"

"M-maaf, Saem. Tapi sungguh saya ada ulangan di jam pertama"

"Kau bahkan selalu di peringkat akhir. Untuk apa peduli dengan ulangan?"

Baekhyun menatap gurunya dengan tatapan tak percaya. Sedikit banyak ia tersinggung dengan ucapan gurunya. Ia tau kalau ia bodoh, ia peringkat terakhir, tapi-

Bung, kata-kata itu kejam sekali.

Bagaimanapun, ia kan masih murid disini dan ia masih wajib untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar termasuk ulangan. Lagi pula kalau ia tak peduli, bisa-bisa ibunya memberhentikan Baekhyun dari sekolah dan menikahinya paksa.

Mana mau ia begitu. Membayangkannya saja ia ngeri setengah mati.

"Saem jahat sekali" tangannya kembali ia turunkan. "Peringkat terakhir atau bukan, saya tetap harus menjalankan kewajiban sebagai murid" ucap Baekhyun. "Jadi, izinkan saya masuk, Saem" mohon Baekhyun. Tangannya kembali mengatup di depan dadanya dan wajahnya kini memelas.

"Tidak bisa, Byun"

"Saem!"

"Selamat pagi, Saem"

Guru Kang dan Baekhyun menoleh. Keduanya mendapati sosok tinggi dengan seragam yang sama dengan Baekhyunserta tas ransel dipunggungnya berdiri dua langkah di dekat mereka. Sosok itu tersenyum hangat pada Guru Kang.

"Oh, selamat pagi, Chanyeol"

Sosok itu-Chanyeol-tersenyum lagi pada Guru Kang. Mengabaikan eksistensi Baekhyundisana. "Maaf Saya terlambat. Saya bangun kesiangan karena semalam sibuk belajar untuk ulangan hari ini"

"Ya, tak apa-apa, Chanyeol. Cepat masuk"

Senyuman Chanyeol bertambah lebar dan Baekhyun nyaris tersedak ludahnya sendiri. Tak menyangka dengan apa yang terjadi di hadapannya kini. "Terima kasih, Saem" Chanyeol membungkuk pada Guru Kang dan berjalan masuk ke sekolah setelah sebelumnya melemparkan senyuman mengejek-yang sangat terlihat menyebalkan-pada Baekhyun.

"SAEM!!"

Guru Kang terlonjak kaget disana. "Siapa yang menyuruhmu berteriak, BaekhyunHaksaeng?!"

"Tidakah Saem keterlaluan?! Chanyeol juga terlambat tapi kenapa dia tidak di hukum?!"

"Dia kan tidak pernah terlambat. Lagi pula dia belajar semalam suntuk untuk ulangan hari ini"

Soulmate [Chanbaek Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang