...
Hanna memasukan kotak makan yang berisi pastel ke dalam tas nya yang cukup muat untuk kotak makannya tersebut. Dan ia segera melangkah keluar meraih gagang pintu dan membukanya sambil berkata,
"Mah.. Hanna pergi dulu ya." Seru Hanna yang tanpa menunggu respon ibunya ia langsung menutup pintu dan berjalan kearah pagar rumahnya.
Hanna mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan mengetik beberapa kalimat disana.
Hanna: sindy, sorry ya, gue lama. Ini gue lagi pesen ojek online
Tak lama Hanna memberikan pesan kepada sindy, sindy dengan cepat menjawab pesan dari Hanna.
Sindy : oke, gue tunggu. Hati-hati ya...
Setelah membaca pesan dari Sindy, Hanna keluar dari aplikasi WhatsAppnya dan beralih ke aplikasi ojek online, ia pun segera memesan ojek online, beberapa menit kemudian, sang ojek datang dan Hanna langsung naik keatas motor tersebut.
Saat diperjalanan menuju rumah Neysa, tiba-tiba saja motor yang ditumpangi mati mendadak, padahal perjalanan menuju rumah Neysa masih lumayan jauh.
"Yah.. neng, motornya mati, kalau mau, eneng pesen aja lagi ojek onlinenya, maaf ya atas kejadian ini." Kata abang tukang ojek merasa bersalah.
"Oh iya gak pa-pa kok bang." kata Hanna dengan ramah.
Abang itu pun pergi sambil mendorong motornya ke bengkel, dan kini Hanna sendirian, jalanan tampak sepi. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya. Berusaha untuk kembali mengabari sahabatnya.
Hanna : sindy, motor ojek online yang gue pesen tiba-tiba mati. Jadinya gue diturunin di jalan.
Sindy : Hah serius, terus sekarang Lo dimana?
Lo gak apa apa kan?Hanna : Ya gak pa-pa lah, santai elah.. Tapi sebenernya gue gak tau ini gue lagi dimana. Gak ada nama jalan, jadi gue sedikit bingung, mesen ojeknya gimana... hehe.. Gue aja gak tau gue lagi dimana.
Sahabatnya sudah sangat menghawatirkan Hanna, namun Hanna malah bersikap santai.
Hanna mendongak memperhatikan keadaan sekitar, lalu menunduk lagi melihat ponselnya dan seketika merasa tadi ia melihat sosok pria sekilas, padahal sebelumnya jalan disitu tampak sepi lalu ia mendongak lagi. Benar, ada seorang pria diseberang jalan yang sedang berjalan santai, tanpa sadar Hanna refleks tersenyum melihat pria itu.
Sreekk..
"Handphone gue!!!" Hanna berteriak, tiba-tiba saja seseorang merampas ponselnya.
Hanna pun mengejar orang tersebut namun orang itu berlari sangat cepat, langkah kaki Hanna mulai melemah. Hingga ia berhenti, seolah pasrah bahwa handphone dirampas.
Napasnya terengah-engah, ia menaruh tangannya di lutut, berusaha mengontrol pernapasan dan melihat sang pencuri yang berlari semakin jauh.Swing...
Seseorang berlari melewatinya berusaha mengejar pencuri itu. Lalu Hanna menyadari ternyata orang itu ialah pria yang berada diseberang jalan tadi.
Pria itu dapat mengejar pencuri tersebut. Ia menarik baju sang pencuri dari belakang lalu memukulnya membuat pencuri itu jatuh tersungkur. Karena merasa tak mau kalah akhirnya pencuri tersebut berdiri dan membalas pukulan pria itu namun pukulannya dapat ditahan oleh sang pria..
Perkelahian yang sangat menegangkan terjadi, namun akhirnya pria itu menang , dan pencuri tersebut kabur setelah sebelumnya memberikan ponsel Hanna ke pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanna
Non-Fiction"Ney, Lo pulang bareng Aska?" Tanya Hanna. "Iya dong.. eh, ngomong-ngomong gue belum bilang sama Lo ya, oh iya kan gue baru bilang sama Sindy ya." Kata neysa. "Ngomong apaan emang." Hanna menanggapi. Neysa lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Hanna...