kabar

14 2 0
                                    

Part kali ini bakal panjaaaaang banget
Plus sad gituu
Jadi...

Selamat membaca:)
***

Langit sore tampak mendung, angin berhembus pelan di luar sana. Iqbal dan Hanna sedang duduk di sofa, mereka tertawa karena melihat acara komedi di televisi. Tak lama Hanna melihat pak Radit dan Bu Rina sedang menuruni tangga, mereka berpakaian rapih. Ia penasaran, mau kemana orangtuanya?

"Mah pah, mau kemana?" Tanya Hanna.

"Mau kerumah temennya kakakmu" jawab pak Radit.

Iqbal langsung menoleh "temen aku? Siapa?"

"Itu loh, Dika." Bu Rina menanggapi.

Dika adalah teman Iqbal di kampus, mereka kadang suka bermain basket bersama. Dulu mereka mempunyai team basket di kampusnya, tetapi sekarang team tersebut sudah terpecah belah karena keegoisan muncul hingga terjadi masalah. Jadinya sekarang Iqbal dan Dika sudah tidak berteam basket lagi.

"Loh, mamah sama papah ngapain kesana?"

"Iya, mamah mau reunian sama temen SMP mamah, kan orangtuanya Dika temen mamah sama papah waktu SMP"

"Hah, emang iya?" Kata Iqbal dengan mata membelalak.

"loh memangnya kamu baru tau?"

"Iya."

"Jadi tuh, mamahmu, papah, dan orangtuanya Dika dulu itu sahabatan, kemana-mana kita selalu bareng bareng, bahkan sampai sekarang."

"Oh ya?" Ucap Hanna.

"Iya, jadi kalian tau gak, dulu mamah itu gak pernah bisa  jauh-jauh dari papah, bawaannya nempel... terus" kata pak Radit meledek Bu Rina.

" Apaan sih papah, udah ah, gak usah dibahas.." Bu Rina tersenyum malu.

"Yaudah lah, sekarang mamah sama papah pergi dulu ya." Ucap pak Radit yang berjalan menuju pintu utama.

"Jagain adiknya ya, Bal" kata Bu Rina.

"Ih, emangnya aku anak kecil dijagain" kata Hanna cemberut.

Bu Rina, pak Radit, dan Iqbal tertawa melihat tingkah lucu Hanna.

"Ya udah mamah pergi dulu ya sayang" kata Bu Rina mengelus kepala Hanna.

"Iya mah.."

♡♡♡

Disebuah ruangan berwarna merah muda dengan kesan feminim. Hanna sedang menjulurkan kakinya diatas ranjang, menyandarkan tubuhnya pada dinding kamar.

"Gue.. suka sama aska!!"

Lagi-lagi suara itu terdengar  dipikiran Hanna. Membuat ia merasa gelisah, bingung harus bagaimana, ia tidak mau persahabatannya hancur hanya karena menyukai orang yang sama.

Drrrtt.. Drrrtt...

Ponsel berdering, rupanya ada panggilan masuk dari neysa. Baru saja Hanna memikirkannya dan tiba tiba Neysa menelponnya. Ia sedikit ragu untuk mejawab telpon tersebut. Tetapi tak mungkin ia mengabaikan Neysa.

"Iya, kenapa Ney?" Sebuah kalimat pertama yang Hanna ucapkan saat ia menerima telpon tersebut.

'Hanna!!!!' Neysa berteriak senang hingga membuat Hanna reflek menjauhkan ponsel dari telinganya.

'Gue seneng banget pokoknya hari ini!!! Sumpah deh, gue berasa mimpi pas tadi gue boncengan sama Aska. Dia itu care banget deh, masa dia dengan senang hati nganterin gue sampe ke rumah. Dia itu super super super baik.... Banget!!!' Teriak neysa kegirangan.

HannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang