5 Februari 2020
Aku melepaskan pelukanku dari Kak Doyoung. Berat rasanya meninggalkannya, tapi aku tetap harus pulang.
"Kalo sampe kabari, loh. Kalo ada apa-apa hubungi aku." Katanya.
"Iya kak, sana berangkat nanti telat."
Kemudian aku masuk ke gerbong kereta. Jam menunjukkan pukul 6.30 dan kereta yang ku tumpangi melaju sesuai jadwalnya. Ku lihat Kak Doyoung melambaikan tangan padaku, ku balas lambaian tangannya. Aku ingin menangis, rasanya ingin dia kubawa pulang.
Selang dua jam aku sampai di kota tempat tinggalku. Aku langsung menuju rumah. Sampai dirumah aku melihat mama. Ya, Jisung sedang bersekolah dan papa sedang bekerja di kantornya.
"Ma, Jisung pulang jam berapa?" Tanyaku.
"Jam dua kayanya. Mau ngasih surprise?"
"Iya. Aku bikinin roti tart dulu deh."
Kemudian aku mulai membuat roti tart untung ulang tahunnya. Mengadoni dan memanggangnya. Kemudian menghiasnya. Hanya butuh waktu satu jam bagiku.
Jam menunjukkan pukul sepuluh. Aku masuk kamar Jisung dan merapikan kamarnya yang sudah seperti rumah ngengat ini.
Kemudian aku turun, masuk ke gudang. Mencari beberapa dekorasi untuk ulang tahun, sepertinya aku masih menyimpan sisa dari dekorasi ultah dari tahun kemarin. Dan akhirnya ketemu. Beberapa balon dan pita. Kuhias ruang keluarga dengan itu.
Menghias membutuhkan waktu lebih lama bagiku. Hingga tepat tengah hari aku baru selesai. Aku menemui mama yang sedang berkutat di dapur.
"Masak apa ma?"
"Masak banyak. Nggak usah bantuin ntar malah rusak." Suruhnya.
Aku masuk kamarku, rasanya lelah dan mengantuk. Benar juga, semalam aku dihajar habis-habisan oleh Kak Doyoung yang membuatku hanya tidur selama beberapa jam saja. Aku pun terlelap seketika.
"Kak, makan dulu." Kata mamaku membangunkanku.
Setelahnya aku turun dan kami berdua menyantap makan siang. Ku lihat jam menunjukkan pukul satu siang. Daripada aku menunggu adikku itu pulang kenapa tidak aku jemput saja dia? Kemudian mengajaknya jalan-jalan.
"Ma aku nyusul Jisung ke sekolah ya, nanti minta tolong keluarin roti tart nya kalo aku sama Jisung dah pulang." Teriakku sambil bersiap untuk pergi.
Akupun keluar rumah. Memanggil taksi dan pergi ke sekolahan Jisung. Sampai depan gerbang sekolahnya. Seperti sekolah pada umumnya, banyak penjual jajanan didepan. Tiba-tiba aku ingin makan batagor. Aku berjalan mengelilingi para penjual dan berhenti setelah menemukan penjual batagor. Membelinya seporsi dan memakannya. Setelah selesai aku kembali berdiri di samping gerbang sekolah.
Beberapa saat kemudian para siswa keluar. Aku melihat satu persatu dari mereka, adikku itu belum muncul batang hidungnya yang besar itu. Kemudian padanganku menangkap beberapa temannya yang sering main kerumah: Jaemin, Jeno, dan Renjun. Dan benar saja, bersama mereka ada Jisung diantaranya.
Jisung pun melihatku, kemudian ia berlari ke arahku. Aku sedang bersiap merentangkan tanganku untuk memeluknya.
"Ngapain sih kakak kesini?" Tanyanya dengan sinis.
"Ya jemput kamu lah, masa mau daftar sekolah lagi."
"Kak tau nggak sih, ntar malah jadi rumor yang enggak-enggak." Katanya sedikit berbisik.
Kemudian aku melihat sekeliling, benar beberapa gadis melihat kami berdua. Dan sedikit ku dengar bisikkan mereka yang kurang jelas.
"Bener deh, pacarnya Jisung seorang noona." Kata seorang perempuan berbisik kepada temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
FanfictionKota Seoulo (Seoul dan Solo) adalah dimana semua dimulai, ketika aku yang patah diselamatkan oleh sayap malaikat, tanpa ia sadari. Kak Doyoung, seorang seonbae disekolahku dulu, aku tidak menyangka akan dijodohkan dengannya. "Andai memilikimu sesede...