12 Hamil ?

396 11 0
                                    

27 Maret 2020

Aku bangun dari tidurku pagi ini. Ku buka mataku dan pandanan pertama ku adalah Mas Doyoung. Yaa aku masih dalam masa hukuman yang diharuskan untuk mengikuti perintahnya, dan tentang cara memanggilku bisa saja akan menjadi kebiasaan begitu.

Saat ini Mas Doyoung tepat didepan mataku, masih terlelap, tangannya masih melingkar di badanku, dan tentu dengan tubuh polosnya. Tidur tanpa busana sepertinya menjadi kebiasaan kami. Aku benamkan lagi wajahku pada tubuhnya dan mendekapnya. Hal itu membuatnya terbangun.

"Happy birthday adek." Katanya yang pertama terucap.

Aku langsung teringat, hari ini adalah ulang tahunku. Sempat aku lupa, padahal tahun-tahun sebelumnya aku selalu menantikan hari ini, karena dirumah kami selalu merayakan ulang tahun berempat, seperti ulang tahun Jisung bulan lalu. Namun karena aku sudah tidak lagi tinggal disana jadi aku tidak mengharapkan kejutan apapun dari mereka.

"Mau kado apa?" Tanyanya.

"Apa yaa, sehari aja aku bebas hukuman gimana?"

"Hmmm nggak mau, mending kamu minta tas apa makeup aja daripada minta bebas hukuman."

"Aaaaa, sehari aja."

"Yaudah tapi diganti 3 hari lagi hukumannya."

"Yah masa berlakunya bertambah dong, nggak mau deh. Yaudah nggak jadi."

"Aku kado dedek bayi aja gimana?" Godanya.

"Emang bisa?" Timpalku.

"Kamu masih dalam masa hukuman ya, inget nggak boleh ngelawan."

Seketika ia langsung kembali berada diatasku, seperti yang ia lakukan tadi malam. Ya hukumanku adalah ini, dan perintah yang ia berikan adalah untuk ini.

"Kakinya dibuka dong." Suruhnya.

"Mainin susu kamu sendiri dong aku pengen liat." Suruhnya lagi.

Sesuai keinginannya, aku meremas payudaraku. Namun tidak ada sensasi apapun. Tidak senikmat saat ia yang menyentuhnya. Kemudian ia merebutnya dariku. Disingkirkannya tanganku dari kedua dadaku dan kini kedua tangannya memainkan dua buah dadaku ini.

"Gemes, b cup, jangan-jangan sekarang jadi c cup dek. Kok makin gede rasanya?" Godanya.

"Ahhhh....." aku tidak bisa membalas omongannya, hanya bisa mendesah menikmati permainannya.

"Aku masukkin ya, coba jangan ndesah. Kalo ndesah dihukum."

Aku pun menahan desahanku ketika ia memasukkannya lagi kedalam diriku. Rasanya tidak bisa ku tahan, tapi ku bungkam mulutku dengan cara menggigit bibir bawahku.

"Kamu gemes banget sih kalo kaya gini." Godanya dalam tengah permainan.

"Emmmpppp......." aku masih menahan desahku.

Dan ketika ia memulai aksinya, mulut dan tangannya pun ikut bermain. Tangannya memainkan payudaraku dan mulutnya menciumi leher hingga telingaku. Cumbuannya begitu nikmat hingga aku tidak bisa menahannya lagi.

"Aahhhhh, massssshhh."

"Ahhh, nggak kuat ya dek, aahhh." Godanya sambil ikut mendesah.

Dan desahannya malah membuat jantungku semakin berdegup, dan membuat desahku pun semakin memburu.

"Aahhhhh massshh aaahhhhh ahhhh."

"Aku hukum yaa."

Kemudian ia mencium pundakku, melumatnya sedikit. Terasa sedikit ia menggigitku namun rasanya tidak sakit, rasanya benar-benar nikmat. Kemudian ia melepas cumbuannya, merah, di bagian yang baru saja ia cumbu terdapat bekas kemerahan. Sial, dia memberiku cupang.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang