Bonus: Visit Seoulo

516 9 0
                                    

Hari ini Mas Doyoung tiba-tiba pulang lebih awal dari biasanya. Jam masih menunjukkan pukul dua siang, bahkan Yeri dan aku masih sibuk di toko.

Mas Doyoung langsung beranjak naik. Biasanya ia akan membantu di toko namun mungkin hari ini dia sibuk. Atau jangan-jangan dia sakit?

"Yer, tolong jaga bentar ya? Aku mau naik liat Mas Doy, takutnya dia sakit." Pintaku.

"Siap, eonni."

Akupun naik dan mendapati Mas Doyoung yang sedang sibuk. Dengan laptop menyala, dan sebuah tas berisi beberapa pasang kemeja dan jas. Serta saat ini dia telanjang dada.

"Mas, ngapain?" Tanyaku.

"Dek, jadi gini. Aku besok ditugasin buat ikut meeting di pusat."

"Di Seoulo?"

"Iya."

"Berapa hari?"

"Tiga atau empat hari. Berangkat besok."

"Jadi, aku bakal tidur sendiri? Aku bakal jauh dari kamu selama berhari-hari?" Cemasku.

Aku tidak bisa menyembunyikan raut wajah sedihku.

"Cuma beberapa hari kok, dek. Aku janji bakal ngabari kamu terus."

"Kalo aku kangen?"

"Bisa video call."

"Kalo pengen ketemu langsung? Kalo kangen dipeluk?"

"Pas aku pulang aku janji bakal peluk kamu semaleman."

Dan hari keberangkatan Mas Doyoung tiba. Dengan berat hati aku melepaskannya. Namun aku harus tetap beraktivitas. Dengan bantuan Yeri aku tetap bekerja.

Tiga hari berlalu dan malamku tetap sepi tanpanya. Kami hanya bertukar kabar di pagi hari dan tidak bertukar kabar lagi setelahnya. Yang membuatku semakin frustasi adalah ia tidak menghubungiku tadi pagi. Aku benar-benar khawatir, apakah dia sakit? Apakah pekerjaannya terlalu banyak dan membuatnya kelelahan? Bahkan pikiran seperti, jangan-jangan ia bersama wanita lain? Jangan-jangan ia menemui Kak Sejeong?

Aku memanggil nomornya, tak ada jawaban. Kucoba telpon lagi namun tak kunjung diangkatnya. Hingga aku menghubungi Yeri dan mengatakan agar besok ia tidak usah bekerja karena toko akan kututup.

Karena tidak tahan dengan rinduku, akupun menyusulnya ke Seoulo. Aku mencari alamat hotel yang ditinggalinya. Setelah mendapat kunci kamarnya, aku masuk ke kamar itu. Mendapatkan banyak sekali tumpukan kertas kerjaannya. Aku merasa mungkin ia terlalu sibuk sehingga tidak mengabariku.

Pintu kamar hotel terbuka. Mas Doyoung masuk dengan tergesa-gesa, terdengar dari langkah kakinya.

"Siapa kamu?" Bentaknya.

Aku yang berada di balkon kamar langsung masuk dan mendapati Mas Doyoung dengan wajah paniknya.

"Ini aku." Jawabku.

Ia bernafas lega setelah melihatku.

"Aku kira ada perampok yang masuk kamarku." Katanya dengan nada khawatir.

Ia semakin memajukan langkahnya mendekatiku. Kemudian memelukku dengan eratnya.

"Aku seneng banget liat kamu. Ini beneran kamu kan?"

"Ini aku, mas."

"Kamu ngapain kesini, dek?"

"Aku kangen banget sama mas. Aku nggak bisa nunggu dua hari lagi, mas nggak pernah ngabari aku juga."

"Maaf ya, aku sibuk banget dan tiap nyampe hotel langsung tidur saking capeknya."

"Aku kangen." Kataku.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang