Doyoung's POV
Kubuka mataku dan mendapati sesosok gadis mungil didekapanku. Wajahnya terbenam dibalik selimut, tubuhnya masih hangat dipelukanku. Hangat kulitnya menyentuh kulitku, benar, kami tidur tanpa pakaian. Ku peluk tubuhnya semakin kencang, ia begitu mungil seakan tubuhnya bisa tenggelam dalam pelukanku. Kucium keningnya, kupandangi wajah cantiknya. Sesaat kemudian matanya terpejam mulai terbuka, memperlihatkan dua bola mata bulat yang begitu berkilau.
"Mas, aku laper." Katanya.
Aku hanya tertawa kemudian memeluknya lebih erat. Dia begitu menggemaskan, apapun yang ada padanya benar-benar menggemaskan. Aku melihat wajahnya lagi, mata bulatnya masih menatapku. Aku mengecup kedua bola matanya, kemudian aku tersenyum. Seketika ia mengecup bibirku kilat, membuat tubuhku memanas.
"Aku juga jadi laper, dek."
"Yuk makan."
"Aku pengen makan adek."
"Mas, aku tu beneran laper."
"Iya nanti aku masakkin, tapi kasih aku jatah dulu."
Ia malah beranjak. Belakangan sulit sekali memintanya untuk melakukannya. Aku menggapai tubuhnya, kali ini aku akan membuatnya menginginkanku. Ku gapai kedua buah dadanya yang cukup besar itu, tidak terlalu besar namun jika dibilang kecil miliknya tidaklah kecil. Bahkan meskipun ia memakai pakaian yang kebesaran juga masih terlihat tonjolannya. Salah satu yang kusuka darinya.
Ia terjatuh dalam pelukanku lagi, dengan tanganku yang masih memainkan payudaranya. Rasa nyaman yang hanya bisa dirasakan oleh kaum adam. Dan seiring dengan desahannya yang kian memburu, perasaan ini semakin terasa nikmat. Aku tidak peduli apapun, aku mencintainya lebih dari apapun.
"Saranghae, Ahyoung-ah." Bisikku di telinganya.
Hal itu membuatnya semakin mendesah dan aku suka desahannya. Langsung ku rebahkan dia kemudian badanku beralih menindihnya. Sangat mudah bagiku untuk melakukannya karena kita berdua sudah telanjang.
"Mas, cium." Pintanya dengan mata yang begitu menggoda.
Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku benar-benar ingin memakan gadis mungil ini. Ku lumat bibirnya sesekali ku gigit pelan bibir bawahnya. Ia membalas ciumanku, entah sejak kapan ia mulai memabukkan.
Aku kembali melancarkan seranganku. Dibawah sana aku memasukkan milikku padanya. Dan juga aku tetap menciuminya. Kini ciumanku berpindah pada lehernya. Disitulah aroma tubuhnya terasa begitu kuat, aku menyukai aroma tubuhnya lebih dari apapun. Aku menghirupnya kuat, membuatnya semakin mendesah dan aku begitu menyukai kebisingan itu.
"Aahhhh, masssshhh, aaaaahhhh." Desahnya yang mampu membuatku lepas kontrol.
Aku menyukainya, aku mencintainya. Itu yang ada di pikiranku saat ini. Dia begitu cantik, dalam keadaan apapun dia cantik. Dan bahagiaku adalah memilikinya.
Aku terus mencium bibirnya dalam permainan ini. Higga aku merasa ini akan datang, aku hampir mencapai puncak. Kupercepat tempoku hingga ia sedikit berteriak, hal itu membuatku semakin bergairah. Hingga pada akhirnya aku mencapai puncakku.
"Ahhhh...." desah kami berdua.
"Saranghae." Kataku.
"Saranghae." Jawabnya sambil memelum tubuhku.
"Mandi yuk." Ajakku.
Akupun menggendongnya ke kamar mandi. Setelah mandi aku bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Aku memasang dasiku, namun belum mengencangkannya. Kupikir istriku ini bisa jika hanya mengencangkannya, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
FanfictionKota Seoulo (Seoul dan Solo) adalah dimana semua dimulai, ketika aku yang patah diselamatkan oleh sayap malaikat, tanpa ia sadari. Kak Doyoung, seorang seonbae disekolahku dulu, aku tidak menyangka akan dijodohkan dengannya. "Andai memilikimu sesede...