Giant Baby
Suara telepon berdering, bukan ponselku, milik Mas Doyoung. Aku mendekat pada sumber suara, si empunya ponsel entah berada dimana. Tiba-tiba deringannya berhenti, aku menyalakan layar ponselnya, jam menunjukkan pukul delapan malam. Dan beberapa panggilan tak terjawab dari Jisung. Aku terkejut, kemudian ponselku di meja rias bergetar lama. Aku langsung berlari mengambil ponselku, Jisung memanggil dan langsung ku angkat.
"Kak tolong!" Teriak Jisung.
"Dek kamu kenapa? Dimana? Kamu lagi ngapain aja sama siapa?" Tanyaku panik.
"Aku di depan ruko kakak, aku lupa passwordnya jadi nggak bisa masuk."
"Yaudah bentar kakak turun."
Aku melempar ponselku ke ranjang dan langsung bergegas turun. Aku buka pintu samping ruko dan mendapati Jisung disana.
"Jisung!" Teriakku.
Jisung langsung berlari masuk. Baru saja turun hujan dan cuaca sangat dingin. Wajahnya terlihat pucat seakan dia sudah berdiri lama ditengah hawa dingin ini.
"Kamu udah berapa lama disini?" Tanyaku.
"Seperempat jam, kakak aku telpon nggak diangkat, Kak Doyoung juga. Lagi ngapain sih kalian?"
"Kamu yang kenapa malem-malem gini kesini? Kamu kabur dari rumah?"
"Enggak ih, kak. Aku nggak disuruh duduk terus dikasih minum anget gitu aku kedinginan ini."
Aku langsung menyalakan lampu ruko, menyuruhnya duduk di meja pantry. Saat aku akan beranjak menuju dapur tiba-tiba aku mendengar teriakkan.
"Ahyoung? Kamu dimana?"
Beberapa saat kemudian sosok pemilik suara tersebut mendapati kami berdua. Ia kemudian bernafas lega setelah ia menunjukkan wajah paniknya beberapa saat yang lalu.
"Kenapa sih, mas?" Tanyaku.
"Aku kira kamu kemana kok nggak ada di kamar, dapur juga kosong." Kata Mas Doyoung dengan nafas terengah-engah.
"Jadi kamu ada apa kesini malem-malem?" Tanyaku pada Jisung.
"Aku barusan nonton horror sama temen-temen di bioskop. Terus aku mau pulang takut, jadi kesini." Jawab Jisung.
"Kamu kesini naik apa?" Tanya Mas Doyoung.
"Tadi sih aku sama Jaemin Jeno naik bus pas berangkat."
"Terus kesininya?" Tanyaku.
"Naik bus juga, kalo sampe rumah kan harus jalan jauh dari halte. Kalo kesini kan jalan dari halte deket. Aku takut pulang, masih kebayang setannya tadi." Jawab Jisung.
Mas Doyoung yang baru saja menghilang entah kemana tiba-tiba sudah muncul membawakan segelas teh hangat untuk Jisung.
"Kamu tu, adeknya lagi ketakutan malah di brondong gitu." Omel Mas Doyoung.
Aku hanya terdiam sedikit kesal dengan Mas Doyoung yang memarahiku. Akupun membawa Jisung naik ke kamar kami. Lantai atas hanya berisi kamar mandi, gudang yang kini menjadi ruang kerja Mas Doyoung, dan satu ruangan tanpa sekat berisi tempat tidur dan ruang tv, ya kamar dan ruang santai tanpa sekat. Kemudian aku bingung, bagaimana kami bertiga berbagi tempat tidur nanti.
"Aku tidur di sofa aja." Kata Jisung.
"Biasanya kamu kalo nginep sini tidur dimana?" Tanya Mas Doyoung.
"Di kasur, aku yang tidur sofa. Dia suka sabotase kamarku." Jawabku.
Jisung hanya terdiam teduduk. Merasa bersalah karena memang seperti itulah dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
FanficKota Seoulo (Seoul dan Solo) adalah dimana semua dimulai, ketika aku yang patah diselamatkan oleh sayap malaikat, tanpa ia sadari. Kak Doyoung, seorang seonbae disekolahku dulu, aku tidak menyangka akan dijodohkan dengannya. "Andai memilikimu sesede...