4 Kabar Kelulusan

245 15 0
                                    

November 2019

Sudah dua bulan lamanya aku tidak berkabar dengan Kak Doyoung, aku tidak tau bagaimana keadaannya sekarang. Aku ingin tau, namun aku tidak berani menanyakannya.

Aku membuka jendela kamarku, langitnya benar-benar biru, hal itu membuatku tersenyum. Semoga hari ini secerah pagi ini. Aku turun kebawah, menuju dapur mengecek persediaan bahan roti, hanya cukup untuk hari ini, baiklah nanti aku harus belanja. Aku kembali naik ke kamarku untuk mandi. Ya aku tinggal di ruko, bagian bawah adalah toko roti dan dapur sedangkan bagian atas adalah kamarku.

Aku menata roti yang baru saja ku panggang, masih hangat dan aroma khas roti menyeruak hidungku. Satu persatu pelanggan berdatangan. Hari ini sedikit sibuk, sepertinya aku harus mempekerjakan seseorang.

Kunyalakan laptop, menuliskan lowongan pekerjaan untuk ku cetak. Setelah selesai, aku keluar dan menempelkan pengumuman itu di depan jendela ruko. Saat aku sibuk menempelkannya, seseorang tiba-tiba menepuk pundakku.

"Ahyoung-ah?" Suara lembut yang tidak asing.

"Kak Doyoung?" Aku terkejut.

"Kamu potong rambut? Dari tadi aku liatin, ada karyawan baru sekarang? Pas aku deketin terus liat yang lagi kamu tempel kok mencari pekerja, terus aku liat pantulan di kaca, ternyata kamu."

"Iya, udah hampir sebulan yang lalu aku potong."

"Kenapa?"

"Banyak hal sih yang tiba-tiba terjadi. Oh ya Kak Doyoung ada acara apa kesini?"

"Mau nemuin kamu."

Kami berdua masuk dan duduk di pantry. Sudah lama sejak dia terakhir kesini.

"Jadi mau ngomongin apa?"

Seketika ada pengunjung, belum sempat Kak Doyoung berbicara. Kemudian aku pergi menuju kasir dan melayani pelangganku, satu-persatu kemudian berdatangan dan membuatku tak bisa menemani Kak Doyoung.

Dia menghampiriku, kemudian mengatakan bahwa dia akan pulang dulu dan kembali lagi nanti.

"Tunggu diatas aja kak, bentar lagi istirahat makan siang aku tutup toko." Aku menyuruh Kak Doyoung untuk menungguku di dalam.

Pelangganku mulai berkurang dan setelah benar-benar sepi aku menutup tokoku sebentar. Aku menaikki tangga dan mendapati Kak Doyoung sedang berdiri memperhatikan rak bukuku yang penuh dengan komik jepang. Kemudian aku baru sadar, kamarku berantakan.

"Kak, yaampun maaf aku lupa rapiin kamar."

"Dasar cewek kok kaya gini."

Dia tersenyum kearahku, mendekatiku dan tiba-tiba memelukku. Aku terkejut sehingga memberikan sedikit penolakan. Dia melepaskan pelukannya.

"Maaf, aku tiba-tiba pengen peluk aja."

"Maaf kak aku kaget."

Kemudian kami terdiam beberapa saat. Aku mempersilakan Kak Doyoung untuk turun dan kita berbicara di pantry dapur.

"Aku sebenernya cuma mau ngomong kalo minggu depan aku wisuda."

"Kak kok nggak ngabarin kalo lulus?"

"Kamu sendiri nggak pernah ada kabar gimana aku mau ngabarin kamu?"

"Ya aku belakangan sibuk, kan aku kerja sendirian, semuanya sendiri."

"Iya makanya cari karyawan biar bisa bantuin."

"Iyaaa, kakak sendiri nggak pernah ngabari aku."

"Aku kan sibuk ngejar kelulusan, dek. Lagian kamu nggak pernah ngabari kan aku jadi aneh mau tiba-tiba ngabari kamu."

"Aku sebenernya sering mau hubungi kakak, tapi aku takut nanti malah jadi kangen."

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang