“Maneh teh aya naon nyuruh aing ikut maneh buat buntutin kakak maneh? Emangnya kakak maneh mau maling ya?” Bambam terus bertanya karena Shiela sedari tadi tidak memberi tahukan alasannya.
Sepanjang jalan Bambam terus saja mengoceh dan bertanya, namun Shiela tak kunjung menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Shiela terus saja berjalan mengikuti kakaknya dari belakang.
“Ih maneh mah aing kan tanya ama maneh tapi teu dijawab-jawab!” Bambam mulai kesal karena terus dikacangi oleh sahabatnya.
Kemudian Shiela menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Bambam, yang tepat berada dibelakangnya. Sontak, Bambam sangat terkejut akan hal itu.
“Astagfirullah... maneh bikin aing jantungan wae!” Bambam terus menyebut sembari memegangi dadanya, karena ia takut jika jantungnya akan copot seketika.
“Gue berharap sekarang gue bisa jahit bibir lu! Brisik tau gak sih! Ntar juga lu bakalan tau maksud gue kek gini!” Shiela benar-benar geram dengan Bambam yang sedari tadi tak bisa menutup mulut lemesnya itu.
“Ya maap atuh!” Bambam hanya bisa menunduk, tak berani memandang wajah Shiela yang sedang terbakar amarah.
Kemudian Shiela kembali berjalan mendahului Bambam, lalu ia bersembunyi di balik pohon yang berada tak jauh dari rumah pohon Bangtan. Diikuti dengan sahabatnya, Bambam bersembunyi namun ia tak mengerti mengapa ia harus lakukan ini.
“Kenapa maneh teu gabung ama mereka wae atuh? Mereka kan juga deket ama maneh!” Ucap Bambam secara tiba-tiba.
“Lu kagak liat di situ ada kak Jungkook!? Berabe urusannya kalo gue gabung sekarang! Ntar aja kalo kakak gue udah mulai macem-macem” Jawab Shiela dengan suara yang pelan.
“Oh seperti itu!?” Bambam hanya bisa ber oh ria, dengan volume yang tidak terkontrol.
“Shhhttt... jangan kenceng-kenceng juga kali ngomongnya!” Shiela takut jika suara Bambam akan membuat kecurigaan di antara anak Bangtan.
“Ya maap atuh!” Jawab Bambam sembari menutup mulutnya.
Shiela dan Bambam terus mengawasi gerak-gerik Taehyung dari balik pohon itu, dia benar-benar cemas akan kakaknya. Shiela sangat khawatir jika kakaknya akan memasuki amarah tertinggi.
🍁🍁🍁
“Kook!” Panggil Taehyung kepada Jungkook.
“Kenapa hyung?” Sang pemilik nama yang merasa namanya dipanggil pun menoleh ke sumber suara.
“Boleh gue ngobrol empat mata ama lu? Tapi gak disini!” Tanya Taehyung
dengan ekspresi wajah datar.“Gue juga mau ngomong ama lu hyung! Di bawah aja gimana hyung?” Jawab Jungkook polos.
“Iya ok!” Ucap Taehyung dengan santai.
Kemudian mereka berdua turun dari rumah pohon, tanpa ada satupun dari anak Bangtan yang curiga. Namun tanpa mereka sadari ada Shiela yang mengawasi mereka, juga khawatir jika terjadi sesuatu kepada mereka setelah ini.
“Gue apa lu dulu yang mau ngomong?” Tanya Taehyung masih dengan wajah datarnya.
“Gue baru inget satu hal hyung, please lu jangan marah! Ini soal ade lo hyung!” Jungkook takut jika Taehyung akan marah dan menghabisinya.
“Soal adek gue yang lo lecehin dua minggu yang lalu?” Ucap Taehyung dengan cepat dan tegas.
“Lo tau dari mana hyung?” Seketika Jungkook merasa jika dirinya setelah ini akan habis oleh Taehyung.
“Dia sendiri yang kasih tau, dia juga yang larang gue buat macem-macem sama lo. Apa lo tau gimana keadaan dia pas pulang dari kejadian itu?” Taehyung kini mulai terbakar amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Baby
Fanfiction"Mereka tidak bersalah, yang salah adalah apa yang telah kita lakukan" -Shiela "Maafkan aku atas apa yang telah aku lakukan! Aku adalah pria yang buruk untukmu! Bayi itu anakku, dan izinkan aku untuk jadi ayahnya!" -Jungkook