Chapter 11

513 21 0
                                    

"Tidak ada yang tahu persis bagaimana perasaan ini, selain diri ini,"

~Mahesa Ary Pradana

AUTHOR POV

Siapa yang tahu, dibalik sikap diamnya sosok Mahesa Ary Pradana dia menyimpan sejuta rahasia. Dan dibalik sikap dinginnya dia menyimpan kepedulian tinggi jauh dilubuk hatinya yang tidak orang lain ketahui.

Dia yang katanya cuek, dingin, tidak peduli lingkungan sekitar, tidak berperasaan, namun nyatanya itu tidaklah benar jika kalian sudah mengenal Ary lebih dalam. Dia memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya begitu.

"Apa 'DIA' sadar?? Bahwa ada hati yang menanti selama ini?? Apa dia tahu??" ucap Ary pada hati kecilnya.

Drtt.....drt....... drtt.......drtt.........
Renungan Ary dan hati kecilnya buyar tatkala mendengar benda canggih itu berbunyi.

"Iya," ucap Ary.

"Lo dimana Ar?," tanya seseorang di seberang sana.

"Rumah," jawab Ary singkat.

"Gue ke rumah Lo ya? Gue mau curhat sama Lo," ucap seseorang di seberang sana.

"Hmm gw tunggu," jawabnya pendek.

Jika kalian kira yang tadi nelpon adalah seorang cewek kalian salah besar. Nyatanya yang tadi nelpon adalah sahabatnya sendiri yakni Rakha.

Sebenernya sifat mereka tuh agak mirip. Bedanya kalau Ary pendiam, maka si Rakha itu cerewet asal kalian tahu. Dia akan berubah cerewet sama orang yang dikenalnya saja. Kalau tidak kenal yaa orang" pasti ngira kalau Rakha tuh pendiam padahal itu SALAH BESAR.

Kembali lagi ke Ary, dia sedang merenungkan kembali nasib hatinya yang sedang kacau lantaran gara gara satu gadis yang telah berhasil memporak-porandakan hatinya. Mereka tak saling kenal, namun entah setan apa yang merasuki si Ary setiap kali mereka tatapan maka jantung Ary mendadak tidak terkontrol.

**macam laguu "entah apa yang merasukimu...... Hingga kau tega menghianatiku yang tulus mencintaimu****

****GaJe lo thor (Ary)

**"Serah Gue lah!! Dasar Bucinn," (author)

****serah lu (Ary)

Back to topic
Yaps manteman kisah cinta Ary bukanlah cinta pada pandangan pertama, atau cinta karena sudah terbiasa. Namun, cintanya dikarenakan hanya dari sebuah tatapan sang gadis yang menyinarkan binaran kebahagiaan tanpa mengenal kesedihan. Disitulah Si Ary mulai penasaran dengan 'Si Gadis' namun tak berani untuk mendekatinya.

"yaaah Gue emang terlalu pengecut untuk kamu yang terlalu berani Ra," ucap Ary.

Yaaa percaya atau tidak nyatanya si Ary memanglah mencintai Zahra. Cintanya begitu sederhana, hanya dari sorot mata lalu turun ke hati lalu jadilah cinta yang membuatnya gila setengah mati tanpa mau berjuang dan berusaha, namun ingin selalu bersamanya.

Dirinya tidak tahu, bahwa ada dua gadis yang mencintainya. Dirinya tidak sadar, bahwa ada dua gadis yang diam diam mengharapkannya.

***tok*****tok***tok

Lagi lagi renungan Ary buyar karena sebuah ketokan pintu yang tak tahu siapa pelakunya.

Akhirnya, Ary memutuskan untuk mengakhiri lamunannya dan memilih membukakan pintu yang tak diketahui siapa si perusak lamunan Ary.

"ck. Ganggu amat sih," gerutu Ary sambil berjalan ke arah pintu.

"Holla dedek Mahesa Ary Pradana," ucap Hendra. Lalu tanpa rasa bersalah karena telah menggagalkan lamunan Ary dia nyelonong saja dan dengan wajah tak berdosanya dia duduk di depan tv dan menghadap cemilan milik Ary.

"Hallo Ar," sapa Rakha.

"Hmm. Yok masuk," jawab Ary.

Lalu mereka masuk ke rumah Ary terutama si Rakha karena si Hendra dia di kamar mandi sedang BERAK karena kekenyangan. Emang yaaah si Gentong tuhh perutnya macem karet, nggak pernah ada penuhnya.

Mereka berkumpul di kamar milik Ary. Dengan nuansa dinding berwarna abu abu, dengan warna hitam sebagai variasi warnanya menambah kesan gentle untuk seorang lelaki.

"Ada apa kalian kesini?? Tumben," tanya Ary.

" Gue mau curhat sama lo Ar," jawab Rakha.

"Soal apa?" tanya Ary.

" Sanaya," jawab Rakha yang wajahnya mendadak sendu ketika menyebut nama tersebut.

"Emangnya kenapa dengan Sanaya?" tanya Ary.

"Gue sayang sama dia Ar, tapii........ Dia sayangnya sama orang lain," jawab Rakha.

" Emangnya Sanaya sukanya sama siapa?" tanya Ary pada Rakha.

"Nggak tau," jawab Rakha.

"Gue paling sebel sumpah Ar sama keadaan dimana kita jatuh cinta sama seseorang, tapi orang yang kita cintai cinta ama orang lain. Rasanya tuuh yaaa cukup sakit. Wajar banget deh kalau cewek sakit ati suka nangis, karena emang bener bener sakit Ar," jawab Rakha.

"Sok puitis!" jawab Ary.

"Lo mah belum pernah jatuh cinta, coba kalau lo pernah ngerasain, pasti lo bakal bilang kek gitu sama gue." jawab Rakha.

"Sok bijak," jawab Ary.

Rakha tidak tahu, bahwa jauuh di dalam hati Ary yang paling dalam dia membenarkan ucapan Rakha. Memang cinta sepihak itu menyakitkan. Cinta memang tak kasat mata, namun mampu dirasakan. Cinta tak bisa melukai, namun bisa menyakiti.

"Lagi lagi gue lemah karena lo Ra," ucap batin Ary.





Babang Ary sakit ati nooh. Ada yang mau jadi obatnya???



Happy holidayyy mantemann. Semoga liburannya menyenangkan. Rakha and Ary rindu nih katanya. Hehehe

Thanks. See you next chapter. Jangan lupa vote dan coment plisss🙁🙁

Byee...

RakSa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang