Sanaya POV
Gue lari dari kantin dan menuju rooftop sekolah. Di sana gue duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana.
Gue bingung, entahlah, rasanya di hati tuh nggak enak, rada-rada nyesek gimana gitu. Gue juga baru ingat bahwa sejak SMP Lulu sudah mencintai Bintang. Cinta Lulu pada Bintang hanya gue yang tahu. Ya ampun!! Gue jahat banget, mencintai orang yang sahabat gue sendiri cintai.
Gue salah apa siih!! Perasaan gue selalu mencintai orang yang sama sama sahabat gue mulu. Nggak ada anak cowo lain apa??
Gue bener-bener bingung harus bagaimana dan berbuat apa. Gue menatap ke langit yang sedang memancarkan sinar Matahari yang sangat terik.
"Nay," panggil seseorang yang sangat familiar ditelinga gue. Itu adalah suara Bintang.
"Lo kenapa?" tanya Bintang pada gue yang masih setia menatap ke langit dan enggan untuk menoleh.
Gue merasa langkah kaki Bintang mendekat dan duduk di sebelah gue.
"Bin," pangil gue pada Bintang. Bintang pun menoleh dan menghadapkan tubuhnya ke arah gue. Dia natap gue intens, dan itu membuat jantung gue kembali tidak normal.
"Kenapa?" jawab Bintang dengan nada lembut, tak lupa dengan tatapan yang meneduhkan untuk di tatap.
"Lulu sayang sama lo," ucap gue langsung mengalihkan tatapannya kembali ke langit, asalkan tidak menatap Bintang.
"Tapi gue enggak," jawab Bintang tegas dengan mata yang terus menatap gue intens.
"Tapi dia suka sama lo," ucap gue ngotot.
"Lo cemburu??" tanya Bintang dengam menaikan alisnya dengan tangannya yang tiba-tiba menggenggam tangan gue erat. Dan perilaku Bintang membuat detak jantung gue semakin menggila
"Apa hak gue?" jawab gue dengan menahan gejolak di dada yang menyakitkan karena melontarkan kata itu. Lalu gue tersenyum miris menatap Bintang dan kembali lagi menatap keindahan langit.
"Lo sangat berhak. Siapapun orang yang sayang sama gue, kalo gue sayangnya cuma sama lo mereka bisa apa?" ucap Bintang sambil mengeratkan genggaman tangannya pada tangan gue.
Gue terpana dengan ucapannya bahkan, jantung gue seakan sudah lompat dari tempatnya.
Gue dan Bintang saling menatap. Membicarakan suara hati yang tidak bisa diucapkan melalui mata, dan hanya bisa diucapkan melalui hati ke hati. Dan kontak mata antara gue dan Bintang tiba-tiba berhenti, ketika gue melihat siluet seorang gadis dengan perawakan agak pendek itu ada di sini, dia adalah Lulu.
"Jadi gini ulah Lo!!!" ucap Lulu pada gue dengan nada teriak.
Gue terlonjak kaget dan reflex berdiri sambil melepaskan genggaman tangan Bintang. Namun nihil genggaman Bintang terlalu erat.
"Maksud lo apa??" tanya Bintang pada Lulu.
Disana lulu membeku melihat tangan Bintang bertautan dengan jemari gue. Mata dia sudah berkaca-kaca.
"Nay, lo tahu kan kalo gue suka sama Rakha sejak lama?? Lo tahu kan kalo sejak dulu gue selalu ngagumin Rakha diem-diem, lalu kenapa lo justru nikung gue," ucap Lulu dengan meneteskan air matanya.
Gue bingung, tanpa sadar air mata gue ikut netes melihat Lulu menangis. Entah kenapa kali ini gue tidak mau mengalah, gue merasa tidak mau kehilangan orang yang gue cintai lagi?? Apakah gue udah bener-bener move on dari Ary?? Entahlah, hati gue masih bingung. Namun, sekarang gue tidak ingin memberikan Bintang untuk orang lain. Entah kenapa gue ingin selalu bersama Bintang.
"Lul," panggil gue dengan nada bergetar menahan isakan tangis.
"Gue...hiks. ......nggak nyangka......hiks lo setega itu Nay," ucap Lulu sambil segukan karena isakan tangisnya.
"Gue rela kok kalo.............."
"ENGGAK!!!!"
Ucapan gue terpotong oleh Bintang yang tiba-tiba menyela ucapan gue begitu saja. Wajahnya menyiratkan kemarahan, bahkan urat lehernya sudah keliahatan yang menandakan bahwa dia sedang menahan amarah.
"Lo nggak boleh ngalah Nay!! Dan Lo!!" ucap Bintang sambil menunjuk Lulu.
"Lo nggak ada hak buat larang Sanaya. Karena Sanaya P.A.C.A.R gue!!" ucap Bintang.
Gue kaget mendengar ucapan Bintang barusan. Gue nggak tau harus bereaksi bagaimana sedih, atau bahagia.
"Nay, kenapa lo jadi berubah gini. Kenapa lo jadi penikung gini. Ini bukan Sanaya yang gue kenal," ucap Lulu lirih sambil menundukkan wajahnya.
"Itu semua karena Lo!!!" ucap Bintang penuh amarah.
Gue kembali menutup mulut gue rapat-rapat. Tadi, ketika gue buka mulut untuk menjawab omongan Lulu Bintang langsung menyela sehingga gue mengurungkan niat gue untuk menjawabnya.
"Gue salah apa??" tanya Lulu diiringi isak tangis pilu.
"Lo tu banyak salah sama Sanaya!!! Lo dulu mengabaikannya!! Tidak menganggapnya!!! Bahkan tidak menghargainya?!?!!! Ciih!!! Sahabat macam apa Lo!!" ucap Bintang semakin menggebu.
"Bin, udah." gue berusaha menenangkan emosi Bintang dengan mengelus pundaknya lembut supaya emosinya mereda.
"Ayo," ucap Bintang sambil menyeret tangan gue pergi dari rooftop meninggalkan Lulu sendiri di sana ditemani isak tangisnya yang masih setia.
"Apakah gue harus kembali mengalah?? Bukankah dulu ia sangat egois, lalu haruskah gue yang selalu mengalah?? Kenapa harus gue?? Kenapa bukan lo yang ngalah??"
~Sanaya Chandra.
Hallo guyss!!!!! Gimana?? Akankah Sanaya mundur kembali??? Ataukah justru akan memperjuangkan Rakha??? Bagaimana dengan Lulu???
a) Lulu & Rakha
b) Sanaya & RakhaMana yang menurut kalian cocok??
Jangan lupa follow @julianrhdd_See u😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
RakSa (END)
Fiksi RemajaSEBELUM BACA, ADA BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU. Kisah tentang hati yang menginginkan perasaannya dibalas kembali oleh seseorang yang ia sukai. Namun, apakah orang itu akan menyadari bahwa diam diam ada seseorang yang menyimpan perasaaan untuknya...