Matahari dengan malu-malu nya perlahan muncul dari ufuk timur. Hujan semalam menyisakan bekas basah pada jalanan. Tetes demi tetes air nya masih membekas diantara dedaunan.
Suara burung berkicau terdengar merdu. Sinar matahari mulai menelisik masuk melalui celah-celah tirai berwarna putih itu.
"AL EL BANGUNNNNNN!!!!"
Teriakan seorang wanita cantik terdengar menggelegar mengisi rumah mewah tersebut. Mata indah nya menatap nyalang pada kedua pintu kamar putra nya yang masih tertutup rapat-rapat.
"Aish! Ga anak, ga bapak, paling susah di bangunin!"
Sambil menghentakkan kaki, Freyya berjalan masuk kedalam kamar putra sulung nya. Pandangan nya seketika jatuh pada sosok cowok yang masih memejamkan mata dengan selimut yang masih membungkus tubuh nya.
"Al! Bangun!!!"
"Engg.." Al malah membalikan posisi tidur nya menjadi membelakangi sang bunda.
"Bangun Al! Kamu harus sekolah, udah siang!"
"Iya sayang."
Freyya spontan mengangkat satu alis nya ketika melihat kedua sudut bibir Al yang membentuk senyuman.
Sayang katanya?
Astagaaaa, pasti ini anak sedang mimpi aneh!
"Al!" Freyya yang gemas pun lantas mencubit pinggang Al dengan cukup keras.
"AWWW!" Al memekik. Ia merubah posisi tidur nya menjadi duduk. Kedua matanya menatap sang bunda sebal.
"Mom!" Protes Al.
"Cepetan bangun. Kalo mom ke sini lagi kamu belum bangun, mom bakalan hukum kamu!"
Setelah nya, Freyya bergegas memasuki kamar putra kedua nya, El.
Lagi lagi, pemandangan yang ia lihat adalah sosok cowok yang masih nyaman bergelung dalam selimut tebal nya.
"El, bangun!" Freyya mengguncangkan tubuh El.
"Sayang.." El tersenyum dengan mata terpejamnya. Tanpa sadar pun kedua tangan nya kini menggengam tangan sang bunda.
Freyya bergidik ngeri melihat bibir El yang tiba-tiba saja sengaja di monyong-monyong kan.
Tidak beres ini!
Plak!
Mampus. Freyya melayangkan tangan nya di pipi kanan El. El seketika membuka mata dan segera bangkit.
"Mom! Kok El di tampar?" Protes El.
"Kamu itu gila! Mimpi apa kamu hah?"
El malah senyum-senyum tak jelas.
"Emm, anu... Mom kepo deh ah!"
"Udah cepet kamu mandi, udah siang ini. Kalau sampe kamu sama abang kamu telat lagi, mommy sendiri yang akan turun tangan buat hukum kalian!" Ancam nya, kemudian bergegas keluar dari kamar El.
Baru dua langkah Freyya menapakkan kaki nya pada tangga, tiba-tiba saja suara teriakan si kembar menggelegar.
"AL BEGO, LO APAIN IKAN GUE!"
"EL GOBLOK, KENAPA KUCING GUE LO KUNCIIN DI DALEM TOILET ANJIR!"
Seketika, saat itu juga rasanya Freyya ingin sekali menggetok satu persatu mulut kedua putranya.
•••••
"Maksud lo apa kunciin Memet di dalam toilet hah?!" Al menatap El tajam, seraya mengelus-elus seekor kucing putih yang berada di pangkuan nya.
"Gue jijik anjir! Kucing jelek lo itu selalu buntutin gue!"
"Apa lo bilang? Kucing gue jelek?! Jelas lebih jelek'an lo!"
"Anj-"
"Bang! Berisik!" Itu suara yang berasal dari kursi sebelah Freyya. Cowok berseragam putih biru itu menatap jengah pada kedua abang nya yang sibuk beradu mulut.
Sementara Edsel dan Freyya hanya menjadi penonton gratis mereka. Biarkan saja. Jika nanti kesabaran Edsel sudah habis, pasti habis pula Al dan El oleh nya.
"Bacot lo Dul!" Ujar Al dan El serempak.
Cowok yang dipanggil 'Dul' itu memanyunkan bibirnya. Ia tidak terima di panggil seperti itu!
Nama aslinya, Asgar Juvenal Davies. Putra ketiga dari Edsel dan juga Freyya. Wajah nya lebih dominan mirip dengan wajah tampan sang ayah.
Putra ketiga Edsel dan Freyya kerap di sapa Asgar. Namun, kedua abang nya malah sangat suka memanggilnya dengan sebutan 'Dul'.
Lucu kata nya. Al, El, dan Dul.
"Mom! Tuh liat, abang panggil Asgar Dul lagi!" Adu nya pada sang bunda.
Freyya mengulas senyum tipis nya, seraya mengusap rambut tebal Asgar.
"Udah, yang waras ngalah aja."
Al dan El melebarkan matanya tak terima. Enak saja. Terus jika begitu, mereka tidak waras dong?
"Manja lo!" Sarkas Al.
"Diem lo!" Balas Asgar.
"Wah songong, minta di bogem?" Al menurunkan si Memet dan beralih beranjak.
"Kamu berani Al?" Edsel menyimpan garpu nya, menatap sang putra sulung dengan kepala yang di miringkan.
"Mau daddy sita motor sama mobil kalian?" Sambung Edsel, membuat Al kicep mendengar nya.
Lantas, Al langsung menggeleng dan segera tersenyum. Tangan nya terangkat mengelus lembut puncak kepala Asgar.
"Hehe, boong dad. Orang Al mau elus kepala Asgar. Ya gak Gar?"
"Eng....IKH JOROK! TANGAN ABANG BEKAS ELUS-ELUS KUCING!" Pekik Asgar setelah tersadar. Ia kemudian langsung saja menghempaskan tangan sang abang dengan kasar.
Al kembali duduk seraya menyengir lebar. Iya juga ya.
•••••
Ig : @elsaam___
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Love Of The Twins : Al dan El [Akan Diterbitkan]
Teen Fiction[TERSEDIA DI PLATFORM HINOVEL] Tentang Al dan El yang menyukai satu gadis yang sama. Tasha nama nya. Gadis cantik nan polos itu mampu menarik perhatian dua cowok tampan sekaligus. Padahal, banyak sekali dari beberapa gadis yang terang-terangan menga...