05

14.4K 881 123
                                    

Cuaca sore ini mendadak mendung. Langit-langit yang semula terang menjadi redup. Rintik hujan perlahan mulai turun membasahi bumi. Suara petir pun terdengar mulai saling bersahutan.

Beruntung, sebagian penduduk SMA JUVENAL ada yang sudah pulang sebelum hujan tadi. Ya paling yang tersisa hanya yang mengikuti ekskul saja.

"Hujan nya makin lebat lagi, kalo gini cara nya mana bisa aku jalan sampe halte." Gerutu Tasha yang baru saja keluar dari ruang PMR.

Gadis itu kemudian duduk di sebuah bangku besi yang sengaja di sediakan. Ia mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi sang sopir.

"Halo assalamualaikum pak, bisa jemput aku disekolah sekarang?"

"Wa'alaikumsalam sayang, ini mama. Maaf ya pak Falah gak bisa jemput kamu, ini lagi ngantar mama ke bogor. Oma kamu penyakit nya kambuh lagi."

"Ya ampun mah, terus sekarang gimana keadaan oma?"

"Mama belum tau, semoga oma baik-baik aja ya."

"Iya mah amin, papa juga ikut?"

"Iya nak, papa ikut. Kamu dirumah baik-baik ya sama bibi, maaf mama gak sempat kasih kamu kabar."

"Iya gak papa kok mah, mama sama papa juga hati-hati. Aku tutup dulu ya telfon nya?"

"Iya sayang, kamu minta tolong temen kamu aja suruh jemput, ini udah sore."

"Iya mah nanti aku coba ya. Assalamualaikum mah."

"Wa'alaikumsalam."

Setelah panggilan itu terputus, Tasha kembali menyimpan ponselnya dan beralih menatap ke depan. Masih hujan. Malah semakin deras.

"Ini gimana caranya aku pulang? Mana sekolah udah mulai sepi. Apa aku nekat aja lari ke depan?"

Tasha berfikir sejenak, sebelum akhirnya ia bangkit dan mulai melangkahkan kaki nya.

Ada sedikit keraguan dalam diri Tasha untuk menembus hujan. Namun harus bagaimana lagi? Jika dirinya tidak keluar dari sekolah, khawatir satpam akan menutup gerbang nya.

"Oke Tasha, kamu bisa."

Memejamkan mata seraya menghela nafas, kedua kaki Tasha perlahan mulai melangkah.

Namun, tunggu.

Kenapa kepala nya tidak basah?

Spontan, Tasha membuka mata dan mendongak. Matanya sedikit membeo ketika ia melihat sebuah jaket yang kini berada diatas kepala nya. Dan betapa terkejutnya Tasha kala melihat siapa sang pemilik jaket tersebut.

Alih-alih ingin berbicara, tiba-tiba saja sosok pemilik jaket itu merengkuh bahu Tasha dan mulai berjalan, yang membuat Tasha mau tak mau mengikuti langkahnya.

"Kak.."

"Masuk, baju lo udah basah."

Tasha hanya menurut saat lelaki itu membukakan pintu mobilnya. Hingga kemudian, lelaki itu pun berjalan memutari mobil dan masuk melalui pintu kemudi.

"Kak Al kenapa bisa masih ada disekolah?" Tanya Tasha.

Al menyugar rambutnya yang basah, kemudian melirik Tasha sambil tersenyum.

"Tadi nya gue udah mau balik, eh gue kepikiran lo. Yaudah gue balik lagi."

"Kak, serius."

"Mau gue seriusin sekarang?"

Tangan Tasha refleks memukul lengan Al, "Bercanda mulu!"

Al terkekeh. Di raih nya sebuah jaket yang berbeda dari jok belakang, kemudian memberikan nya pada Tasha.

About The Love Of The Twins : Al dan El [Akan Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang