07

12.2K 728 20
                                    

Tasha membaringkan tubuh mungil yang masih terbalut seragam sekolah nya diatas tempat tidur seraya menatap pada langit-langit kamar.

Entah mengapa hari ini ia sangat tidak mood. Ah, lebih tepat nya sejak kejadian di kantin sekolah tadi.

Tasha ingat betul bagaimana cara Monica memperlakukan Al. Dari mulai menuangkan saus serta kecap kedalam mangkuk bakso Al, bahkan mengelap bibir Al dengan tisu pun Monica lakukan.

"Aku ini kenapa sih?" Tasha mengusap wajah nya kesal.

"Tapi apa Monica bener-bener suka lagi sama kak Al? Kalo iya gimana? Ih kesel banget!"

"Coba aja kak Al tau perasaan aku yang sebenar nya."

"Ak.."

Drrtt!

Drrtt!

Suara ponsel milik Tasha terdengar membuat sang empu nya segera mengambil ponsel tersebut.

"Kak El?"

Dahi Tasha menyergit membaca nama seseorang yang menghubungi nya.

"Halo kak?"

"Halo sha, lo udah sampe rumah kan?"

"Udah kok."

"Nanti malem sibuk gak? Gue mau ajakin lo makan diluar mau?"

"Emm, aku.."

"Mau kan? Mau lah pasti. Oke, nanti malem gue jemput. See you."

"Eh kak, anu.."

Tut!

Sambungan di putuskan sepihak oleh El. Tasha mendesah berat, kemudian menyimpan ponselnya disamping.

"Kenapa harus kak El?" Tasha memejamkan mata nya. Bayang-bayang wajah Al terus saja terlintas di benak nya.

Sesulit ini kah mencintai Al?

•••••

19.30 wib.

"Ya mah, boleh ya? Cuma sebentar kok janji. Aku gak akan pulang malem-malem."

"Yaudah iya boleh, awas tuh kalo pulang lewat dari jam sembilan."

"Iya mama ku, sayang ku. Makasih ya assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam sayang."

Tasha segera menyimpan ponsel nya di dalam sling bag. Ia berjalan kearah cermin, membenarkan letak rambut nya kembali.

Tok!

Tok!

"Non, di luar ada teman non."

"Iya bi, aku keluar."

Tasha buru-buru keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga rumah nya untuk sampai di depan.

Sosok El yang sedang menyenderkan tubuhnya pada kap mobil menyambut kedatangan Tasha ketika gadis itu telah sampai didepan rumah nya. Oh, tak lupa pula dengan senyuman El yang selalu ia tampilkan.

"Silahkan tuan putri." Ujar El, membukakan pintu mobil untuk Tasha.

"Makasih kak."

El mengangguk, menutup pintu mobil dan kemudian berjalan masuk melalui pintu kemudi.

"Udah izin kan sama nyokap?" Tanya El, seraya menjalankan mobilnya.

"Udah kok kak. Oh iya, kita mau kemana?"

"Makan dong."

"Aku boleh request?"

El mengangguk, "Boleh."

"Gimana kalo kita makan nasi goreng aja? Kedai nya gak jauh kok dari sini."

"Gak papa emang makan di pinggir jalan?"

Tasha terkekeh, "Kenapa emang? Gak papa kali kak."

"Bener?"

"Iya astaga."

"Oke deh, gue nurut."

Selang beberapa menit, akhirnya mobil El berhenti di depan kedai tersebut. El dan Tasha segera keluar dari mobil dan memilih tempat duduk didalam kedai.

"Bang! Nasi goreng nya dua, sama es teh manis nya juga dua!" Teriak El pada abang sang penjual nasi goreng. Abang tersebut hanya mengacungkan satu jempol nya, sementara pengunjung lain malah menatap kearah meja yang di tempati El dan Tasha.

"Lah ngapa pada liatin gue?" Gumam El terheran-heran.

"Mungkin heran aja gitu liat cogan makan di sini." Kekeh Tasha.

El menatap Tasha, kemudian menyenggol lengan gadis itu malu-malu.

"Gue terbang loh tanggung jawab."

Tasha hanya menanggapi dengan senyuman.

"Sha?"

"Hm?"

"Nyokap lo orang bukan sih?"

Tasha mengangkat satu alisnya, "Maksud kak El?"

"Gue tadinya sempet berfikir kalo nyokap lo bidadari."

"Hah? Kok bisa?"

"Ya abisan, anak nya secantik ini." El tersenyum, begitupun dengan Tasha yang baru mengerti akan ucapan El.

Kak El baik, dia juga gak kalah ganteng dari kak Al. Tapi kenapa aku gak bisa suka dan sayang sama kak El? Batin Tasha, seraya menatap wajah El yang masih menyunggingkan senyuman.

•••••

Vote and coment

About The Love Of The Twins : Al dan El [Akan Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang