09

12K 730 44
                                    

"Iya, masa kaos kaki gue yang sebelah di cemplungin di kolem?"

"Terus yang lebih parah, sepatu gue di umpetin sama tuh bocah! Eh pas ketemu udah berubah warna!"

Al dan El berdecak kesal menceritakan perihal mengapa mereka bisa telat dan dihukum oleh bu Lisa.

"Ya lagian lo bedua kek orang susah, kan masih ada kaos kaki sama sepatu yang lain." Rayhan geleng-geleng kepala seraya meminum jus melon nya.

"Ih bodoamat." El mengedikkan bahunya acuh.

"Serah lo dah nyet!" Sahut Deon, melempar keripik pisang ke wajah El.

"Oh iya, semalem lo sama Tasha abis ngedate?" Tanya Dirgham pada El.

"Darimana lo tau?" El balik tanya.

"Gue gak sengaja liat mobil lo didepan kedai nasi goreng. Semalem gue abis nganter mbak gue belanja."

"Lo ajakin Tasha makan di pinggir jalan El?" Tanya Deon.

"Dia yang minta request sih, yaudah gue turutin." Balas El dan semua nya hanya beroh-ria.

Jadi bener El jalan sama Tasha. Batin Al. Pasalnya, semalam ketika ditanya hendak pergi kemana, El hanya senyam-senyum tak jelas padanya.

"Lah ntu orang nya, panjang umur dia." Rayhan menyenggol lengan El, membuat lelaki itu sontak saja langsung mengikuti arah pandang Rayhan.

"Gue samperin dulu ya." Ujar El yang kemudian beranjak menghampiri Tasha yang sedang membeli minuman dingin.

"Mau sampe kapan lo bohongin perasaan lo sendiri Al?" Deon menatap Al yang sedang melihat kearah El dan Tasha.

Al tersenyum. Ia menepuk bahu Deon dua kali.

"Selagi El seneng, gue fine-fine aja."

"Apa perlu kita bantu ngomong ke El soal perasaan lo ke Tasha?" Ujar Dirgham.

Al menggeleng cepat, "Engga, apaan sih lo. Gue gak papa."

"Sok tegar lo!" Rayhan tersenyum remeh menatap Al.

"Lebih baik begitu. Gue gak mau ngerusak hubungan gue sama El cuma gara-gara cewek. Toh, kalo emang Tasha jodoh gue, dia pasti akan kembali ke gue."

"Ya tapi siapa tau setelah lo ungkapin perasaan lo yang sebenernya ke El soal Tasha, El juga akan ngertiin lo." Ujar Dirgham.

"Bener. Dan gue liat-liat, kayak nya si Tasha juga suka kan sama lo?" Tambah Deon.

Al mengedikkan kedua bahunya, "Tau deh. Udah ah, ngapa jadi bahas beginian. Yuk cabut."

"Cemburu juga kan lo?" Tuduh Rayhan.

"Paan? Engga!"

"Halah! Mulut dan hati berkata lain."

*****

20.00 wib.

Al tampak terdiam menatap hamparan bulan dan bintang di langit lepas dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celana selutut nya. Wajah nya terlihat damai. Rambut hitam pekat nya bergerak seiring di terpa kencang nya angin malam.

"Bang."

Al refleks menoleh ketika tiba-tiba El menepuk bahu nya.

"Lo El." Al tersenyum tipis.

"Gue cari dimana, ternyata malah nyangkut di balkon. Ngapain sih?"

"Kagak, ngadem aja."

"Yakin cuma ngadem?"

"Iya lah. Lo ngapain kesini?"

"Biasa, mau curhat." El malah menyengir lebar, "Eh tapi sebelum nya, kali-kali lah lo curhat ke gue gitu bang."

"Curhat apaan?"

"Ya apa aja. Cewek kek, misal nya."

"Gue gak bucin kayak lo!" Kekeh Al seraya mengacak rambut El.

"Sialan lo!" El meninju pelan lengan berotot Al, "Tapi masa sih bang lo lagi gak suka sama siapa gitu? Lagi deket sama siapa gitu?"

Al tersenyum sekilas, kemudian menyangga tangan nya pada pagar balkon.

"Kagak ada."

"Masa sih?"

"Lo mau curhat apa?" Tanya Al mengalihkan pembicaraan.

"Soal....Tasha."

Al refleks menoleh kearah El yang tampak tersenyum setelah mengucapkan itu.

"Menurut lo gue sama Tasha cocok ga sih bang?" Tanya El.

"Cocok."

"Serius? Menurut lo Tasha suka ga sama gue?"

"Lo punya mulut kayak ga punya mulut ya, lo tanya aja sendiri sama orang nya."

El mangut-mangut sambil tersenyum, "Tempat yang bagus buat gue nembak Tasha dimana ya kira-kira?"

Mendengar itu sontak saja membuat Al segera menatap El kembali. Kali ini tatapan nya lebih datar. Al menatap El tanpa ekspresi.

"Kenapa muka lo?" Tanya El.

"Lo mau nembak Tasha?" Al balik tanya.

El mengangguk seraya tersenyum.

"Lo mau bikin anak orang mati?"

El spontan mengangkat alisnya. Tangan kanan nya refleks memukul kepala sang abang.

"Bego! Maksud gue itu gue mau nyatain perasaan gue ke Tasha. Makanya pacaran sekali-kali ah biar tau rasanya nembak cewek kek apa!"

"Gue ga kayak lo yang hobinya ngoleksi mantan." Sarkas Al dan El hanya tertawa mendengar nya.

"Jadi gimana nih menurut lo?" Tanya El.

Al menghela nafas, tatapan nya masih setia pada El.

"Gue tanya dulu, lo ke Tasha cuma mau main-main kagak?"

"Kagak, gue tulus ke Tasha."

"Bener?"

"Iya."

"Serius?"

"Iya bang elah!"

"Kalo lo berani nyakitin Tasha, lo sendiri yang tanggung akibat nya." Al menepuk bahu El, sebelum akhirnya ia melangkah meninggalkan sang adik.

"LAH NGAPA GUE DI TINGGALIN BANG? INI MASALAH TEMPAT GIMANA?"

"SEARCH GOOGLE!"

*****

Vote and comenttt

About The Love Of The Twins : Al dan El [Akan Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang