INI HANYA SEBUAH CERITA KARANGAN SENDIRI YANG HANYA DI BUAT SATU CERITA SELESAI
DAN SAYA AKAN LEBIH BERUSAHA UNTUK UPDATE SEMAKSIMAL MUNGKIN
SAMPAI JUMPA PARA READERS TERSAYANG
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
--------------🐾-------------
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah rumah besar bercat putih cantik terdapat bak pangeran tidur di tempat tidur king size nya dengan perasan gelisah dan risau entah apa yang mengangu nya apakah mimpi itu buruk atau tidak nya.
"Hu,,em ha..." seruan nafas pemuda itu dengan nafas tersegal segal yangbtak beraturan.
" jangan pergi..." ucap pemuda itu yang membuka mata nya dengan netra mata emas bercampur hitam itu.
"Mimpi yang sama, sudah bertahun tahun saya mempi ini tanpa kejelasan apapun" dalam hatinya.
Suara handphone membuyar lamuan pagi pemuda itu.
Yang bertulisan ' si buchin akut shi '
"Wangji ge, selamat pagi!?, apakah aku mengangu mu , ?" tannya nya dalam mode riang.
"Tidak, ada apa menelpon?"
" saya hanya memberi tau saja kalo tugas kemarin malam sudah selesai. Gege tau tidak kakak kedua sedang bermurung hati..."
"em,, okey, sampai jumpa" ucap nya memati kan hp nya.
Pemuda yang bernama wangji bermanga Lan itu membuka pintu dan di sambut pelayan pribadi dan pelayan ruman plus koki di rumag itu.
"Tuan wangji, tuan besar menelpon dan menanyakan kabar kamu dan satu hal lagi tuan besar mengundang mu nanti malam di acara amal besar para pemengang saham" ucap pelayan sekaligus seketaris pribadinya.
