10. Kata Ayah dan Bunda

1.1K 254 1
                                    

Pulang sekolah, aku langsung melesat menuju kamarku dan menutup pintu kamarku rapat-rapat. Aku pun mengambil kereta lebih awal dari Mingi, lebih tepatnya aku meninggalkan Mingi begitu saja di depan ruang komputer barusan.

Aku duduk di meja belajarku yang menghadap langsung ke arah jendela, ke taman samping rumahku. Aku melirik bingkai fotoku bersama Mingi dan tersenyum miris, lalu membaliknya dalam posisi jatuh, sehingga aku tidak lagi dapat melihat foto itu.

Senyuman di foto itu selalu indah, namun senyuman di wajah kami akan selalu berubah-ubah. Foto yang abadi, seperti kenangan indah yang terekam di dalamnya.

Aku menidurkan kepalaku di atas meja dan terisak. Aku hanya kecewa karena Mingi tidak jujur padaku. Itu saja, aku bersumpah!

tok tok tok

Pintu kamarku terbuka, namun aku tidak ingin melihat siapa yang datang. Aku tidak bergeming dari posisiku, hingga aku dengar suara decitan kasurku, sepertinya itu adalah Bunda.

"Sha," panggil Bunda.

Aku tetap tidak menjawab, tapi suara Bunda terasa begitu menyayat hatiku. Entah bagaimana, rasanya aku semakin sedih ketika Bunda memanggil namaku.

Aku merasakan tangan Bunda membelai lembut rambutku. Aku pun menegakkan tubuhku, tetapi aku tetap menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Bunda tidak boleh melihat muka jelekku saat ini.

"Sha? Kamu kenapa, nak?" tanya Bunda.

Aku menghapus air mataku dan berusaha menetralkan nafasku yang memburu. "Bunda, aku ke Amerika, ya?"

Bunda tampak terkejut. "Kenapa?" tanya Bunda lagi.

Bunda menarik kursi lain di dekat meja rias mendekatiku dan duduk di sana. Bunda menarikku dan merengkuhku erat sembari membelai punggungku.

"Natasha, kamu tau kan Ayah sama Bunda gak pernah ngebatasin kamu ke mana aja, apalagi dalam hal belajar, ke Amerika sekalipun. Tapi, kalo kamu ke Amerika cuma buat ikut Mingi, Bunda minta kamu pikir lagi ya, nak," ucap Bunda.

Bunda membenarkan posisi pigura fotoku dan Mingi kembali ke posisinya, yang tadinya aku jatuhkan agar aku tidak melihat foto kami dan melanjutkan, "Amerika itu keras, Sha. Di sana lingkungannya baru, kamu jauh dari keluarga, gak ada siapa-siapa di sana, dan terlebih, kamu gak punya persiapan apa-apa."

"Silahkan kalo kamu mau ikut ke Amerika, tapi Ayah gak mau kalo sampe sana kamu justru ketergantungan sama Mingi. Mingi jauh-jauh ke Amerika buat ngejar cita-citanya. Kalo Sasha sayang Mingi, Sasha harus bisa relain dan dukung keputusan Mingi," ucap Ayah yang tiba-tiba datang.

Bunda mengangguk, menyetujui ucapan Ayah. "Bunda tau, pasti kamu lagi sakit hati banget sekarang, tapi Sasha harus dukung Mingi, ya? Relain Mingi belajar di Amerika sana, nanti Mingi pasti pulang kok buat nemuin kamu," ucap Bunda.

"Ta–tapi Bun, Mingi bakal pergi dalam waktu dekat dan Mingi gak pernah bilang tentang ini sebelumnya. Dia berencana buat pergi tiba-tiba, aku gak suka," ucapku di sela-sela isakanku.

Ayah mendudukkan diri di atas meja belajarku dan menatapku lunak, "Coba kamu bayangin jadi Mingi, Sha. Mungkin aslinya dia harusnya berangkatnya masih lama, entah minggu depan atau bulan depan, tapi ternyata tiba-tiba keluarganya ngubah jadwal terbangnya. Bukan bermaksud buat gak ngabarin kamu, tapi coba liat lagi, kalo Mingi bilang yang sebenernya sebelum hari ini, gimana ujian nasional kamu?"

"Mingi pasti gak mau kamu ikut terbebani selagi ngerjain ujian nasional, makannya dia gak bisa bilang sekarang," sahut Bunda.

"Karena ujian nasional udah selesai, kamu ketemu sama Mingi sana, minta dia ceritain semuanya. Meskipun kamu sakit hati, kamu gak boleh egois ya, Sha, dengerin penjelasannya Mingi dulu, selesaiin semuanya dengan kepala dingin, jadi Mingi bisa ke Amerika dengan tenang dan kamu gak kepikiran lagi," ucap Ayah.

Aku mengangguk. Aku melirikkan mataku pada foto-foto kami. Ah, bahagia sekali ya.

Ayah menepuk bahuku, "Kalo kangen kan masih bisa video call. Meskipun nanti kalian bakal jauh, jangan lupa jaga komunikasi."

Mingi, if I'm honest I'd call, but I'm trying to let go.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] La La Lost You ➖Mingi ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang