02. Kantin

2K 368 54
                                    

Sampai di tikungan dekat sekolah, aku memaksa Mingi untuk turun dari punggungnya. Gila saja jika ia meneruskan ingin menggendongku. Selain bisa mengundang gosip dari masyarakat, aku juga tidak setega itu untuk membiarkan punggung Mingi bekerja keras.

Mingi melirik jam tangannya, "Masih pagi nih, kantin yuk? Lagian jam pertama masih nanti jam sembilan."

Aku mengangguk, "Yuk."

Kami berjalan melintasi sekolah, menuju kantin yang terletak di pojok belakang. Belum banyak warung yang buka karena masih pagi, sehingga masih sepi sekali. Kelas 12 memang diberi waktu yang longgar, apalagi mendekati ujian nasional seperti ini. Kami memiliki jam bebas selama dua jam yang ku pikir benar-benar seperti sebuah anugerah.

"Jam pertama kamu apa?" tanyaku tepat setelah kami duduk berhadapan di salah satu meja.

"Bahasa Inggris, tapi kayaknya bakal latihan soal doang," jawab Mingi, "Kamu?"

"Mata pelajaran pilihan, jadi bakal ekonomi," jawabku.

"Whoops, pacarku pinter ngitung duit nih," ucap Mingi.

"Buat apa ngitung duit banyak, tapi duitnya gak tampak? Serius, belajar ekonomi bikin lelah hati, ngitung duit gaib soalnya," candaku.

"Gimana aku harus ngitung bakteri," sahut Mingi, "Bayangin, aku harus ngitung gravitasi pas mobil ngepot."

Aku terbahak, "Ya gapapa dong, lagian kenapa ga ambil biologi aja? Perasaan kamu seneng banget disuruh mainan bunga."

"Gak, gak, ih geli aku, inget dulu disuruh operasi kodok!" Mingi bergidik ngeri, "Kodok gak berdosa malah dijadiin mainan. Masa laluku penuh percobaan pembunuhan."

Aku menepuk dahi, "Bukan pembunuhan juga ih, kan buat belajar."

"Woii masih pagi udah berduaan!"

San dan Yunho mendatangi meja kami dan bergabung dengan kami. Keduanya merupakan teman satu kelas Mingi, yang artinya mereka dari jurusan IPA juga, sementara aku satu-satunya IPS di sini.

Tidak seperti Yunho yang mengeluarkan ponselnya atau seperti aku dan Mingi yang sibuk berbincang, San justru mengeluarkan buku tebal yang tampak sudah usang, menandai buku tersebut sering dibaca. Hal yang membuatku membelalakkan mataku adalah, buku itu adalah buku soshum.

"San, lo mau linjur?" tanyaku.

San mengangguk mantap, "Iya, udah cukup gue merasa terbodohi 3 tahun di IPA, lagian jurusan IPA gak ada yang cocok sama gue."

"Astaga ih kok gue baru tau!" aku menepuk dahiku, "Kalo gitu kan kita bisa belajar bareng!"

"Ekhm," Mingi sok memberi kode.

Aku memicingkan mataku pada Mingi, "Kita beda server, gak bisa belajar bareng."

Yunho tertawa keras, "WKWKWK ANJIR BEDA SERVER!!"

"Ah, mau ngambek ah," ucap Mingi.

"Yaudah sih ngambek aja situ. Ke perpus yuk, San? Kita belajar bareng hehe gak usah ajak Mingi," aku memanas-manasi.

"Yaampun, gue ditikung di depan mata..."

San terkekeh, "Gak lah, mana mau gue sama Natasha. Galak, kayak emak-emak keilangan tupperware."

Aku membulatkan mataku, "Hee awas ya, gak gue jawab kalo lo tanya-tanya!"

"Hehe, ampun, ibu negara!" seru San.

Aku dan Mingi saling bertukar pandangan dan menggelengkan kepala. Teman-teman Mingi selalu suka bercanda, apalagi Wooyoung yang entah ada di mana dia hari ini, atau Yeosang yang terlihat galak, namun sebenarnya berhati lembut.

"Perpus yuk?" ajak Mingi.

"Mmm, boleh deh," jawabku.

Kami bangkit dari tempat duduk kami dan kembali merangkul tas ransel kami. Yunho dan San menatap kami datar. "Emang ya, orang pacaran gak pernah mau diganggu," celetuk Yunho, "Udah mah berduaan mulu kayak betamart sama indojuni."

San mengangguk setuju, "Padahal kita baru dateng, ya kan, Ho?"

"Diam kamu anak linjur," ucap Mingi sok seram, "Hati-hati lo temenan sama San, ntar lama-lama iman lo goyah, terus ikut linjur sama San."

"Ya ntar gue minta pak kimia buat baptis gue biar masuk IPA lagi," ucap Yunho asal.

Aku tertawa, "Ngaco banget ya kalian."

"Kitab suci gue buku rumus fisika masih setia gue buka ya, jangan meragukan kesetiaan gue," tambah Yunho.

Mingi meraih bahuku dan memutar tubuhku agar tidak lagi menghadap ke arah San dan Yunho. "Jangan didengerin, Nath, nanti lama-lama kamu linjur IPA."

"Woy??" seruku.

"Rucika, gobloknya mengalir sampai jauh," celetuk San.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




#timsoshum

#soshumuntukips

[✔] La La Lost You ➖Mingi ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang