"Namaku Hyunjin, loh. Anda tidak penasaran, begitu?"Oh, sudahlah. Apapun itu, Heejin berharap ada suatu benda terjun dari angkasa lalu menyumpal mulut si Hyunjin-Hyunjin ini. Karena demi apapun, Hyunjin benar-benar cerewet sejak tadi.
"Oke, Hyunjin, atau siapalah itu, aku tak peduli. Karena kau telah berbaikhati, aku akan mengizinkanmu pergi tanpa mendapatkan hukuman apapun."
Hyunjin menegak air liurnya. Ia kalut juga, mengingat ada beberapa ksatria dan ahli pedang yang mati membusuk di penjara karena menyusup di area kerajaan.
"Baiklah, aku pergi tapi- ah sudahlah. Aku sudah puas menatapmu tersenyum. Kau cantik."
Heejin diam tak berkedip. Tangannya yang semula membelai mahkota bunga tiba-tiba berhenti begitu saja. Namun, jantungnya justru berdetak lebih cepat.
"Sampai jumpa tuan puteri, selamat mal-"
"Tun-Tunggu sebentar! Ehm, aku hanya ingin bilang, terimakasih, aku me-menyukai bunga ini. Maksutnya warnanya bagus...ya, haha"
Hyunjin mengernyit, "Oh, ah, tentu saja. Itu kan memang warna asli bunga tulip. Anda belum pernah melihat bunga tulip sebelumnya?"
"Sudah, barusan."
"Baiklah, terserah anda . Aku akan pergi. Terimakas-"
"Hyu-Hyunjin, tolong besok malam kau petikan beberapa bunga tulip lagi kesini. Bi-bisa? Ah, atau aku, bisa memetiknya sendiri beberapa tahun lagi-"
"TENTU!"
"DENGAN SENANG HATI, TUAN PUTERI. SELAMAT MALAM DAN SAMPAI KETEMU LAGI BESOK MALAM!"
Tak lama, Hyunjin benar-benar memanjat pagar istana layaknya cicak, ia hanya merangkak tanpa alat atau apapun itu. Melewati pagar lalu menghilang begitu saja.
"Terimakasih tulipnya, aku sangat menyukainya."
"Nona? Anda kah itu?"
-o0o-
Hyunjoon datang dengan perlahan mendekati Heejin dan duduk disampingnya.
"H-hai Hyunjoon."
"Aku bau as-seseorang telah memasuki daerah ini! Anda tidak apa-apa, kan?"
Hyunjoon terkejut seketika setelah ia sadari ada seseorang selain orang istana yang menyusup kedalam.
" Ya, aku baik."
"Lebih bai-Tunggu sebentar.....apa ini? Tulip? Nona, apa anda...?"
"Kisahnya panjang, ayo temani aku masuk kedalam ruang makan. Aku yakin ayah telah selesai memakan kudapan."
Hyunjoon menarik tangan Heejin," Dia....bau ini siapa?"
"H..hah? Tentu saja itu Linyi, Joon..."
"Nona, jangan bercanda!"
"Itu.....Maafkan aku, Hyunjoon. Kau boleh marah saat ini."
Heejin pergi meninggalkan Hyunjoon sendirian. Seharusnya tidak seperti ini, pikirnya. Seharusnya tadi, ia harus jujur. Hanya saja, nalurinya berkata ' lindungi bocah tengil pembawa bunga tulip'. Jadi , mau tak mau, Heejin harus berbohong kepada Hyunjoon.
"Maaf, seharusnya tidak seperti ini...."
Ucapan lirih Hyunjoon terbang terbawa angin yang bertiup kencang malam itu.
TBC
HALO KALIAN
Hnggg maaap banget sebelumnya aku telat update sampai ber minggu-minggu.
Bukannya apa-apa....cuman,kemaren lusa aku ada simulasi unbk, terus minggu ini ada Persiapan Pemantapan Ujian (PPU) yang mana bikin aku pusing juga wkwkwkwkw tapi yaudahlah jalanin aja:'BTW, aku kangen Jinverse:(
di youtube ada gak sih video-video interaksinya Heejin sm Hyunjeannn. Kalo ada kirim link ya:( plis lah aku lagi kangen bgt sama dua kakak-kakak ini....Oh iya! Setelah buku ini selesai, aku janji bakal bikin buku Jinverse baru lagi. Karena aku sayang bgt sama Jinverse dan sayang banget sama kalian yg udah baca buku iniii♥
Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess of Oria ✓ | Jinverse
FanficSejak Puteri Heejin lahir, Raja Wonwoo tidak pernah menunjukan wajah asli putri semata wayangnya itu kepada para rakyatnya sampai saat ini. Hal itu membuat Hyunjin, seorang pemuda yang cakap bermain pedang dari negeri Floria, penasaran dan bertekad...