Kini, nanti, bahkan esok, aku bangga menjadi diriku sendiri dalam jamanika kehidupan. Tanpa disadari.. aku akan menembus anca dan akan membuat jembatan baru atas harapan yang telah mati di masa lalu. Kemarin, aku memang menampakkan harsaku, tapi nyatanya jiwa ku sedang meronta-ronta. Tapi sekarang, aku akan bergerak seperti tirta amarta, yang mengalir begitu saja.. tanpa hambatan.
YOU ARE READING
Dialah yang Kuanggap Fiksi
Поэзия[KUMPULAN PROSA] -Dialah yang Kuanggap Fiksi- Dulu, kita seringkali bercengkerama dengan untaian kata penuh rahsa. Dulu, kita seringkali melantunkan syair bersama dengan penuh harsa. Sekarang, kita terpisahkan oleh kisah-kisah klasik yang tentunya m...