Kala itu, terdengar bisikan angin dari ujung pandang. Terlewat kisah masa lalu berkeping makna. Tak seorang pun tahu dimana diriku berada. Kala itu, bagaikan rintikan hujan membasahi pipi. Sendu dan gurauan tak lagi terlintas. Ungkapan pilu telah terucap, "... rasa ini telah disayat".
Gemuruh pun bersorak, pertanda aku harus pergi.
Pergi dari kesepian ini.
YOU ARE READING
Dialah yang Kuanggap Fiksi
Poetry[KUMPULAN PROSA] -Dialah yang Kuanggap Fiksi- Dulu, kita seringkali bercengkerama dengan untaian kata penuh rahsa. Dulu, kita seringkali melantunkan syair bersama dengan penuh harsa. Sekarang, kita terpisahkan oleh kisah-kisah klasik yang tentunya m...