Di atap gedung, dibawah langit yang mendung, dan juga hembusan angin yang tipis tipis. Itu menerbangkan rambutnya
Matanya berkaca - kaca menahan tangis tapi apa daya air mata itu tetap saja membasahi kedua pipinya yang lembut itu
Berulang kali Anneth bergumam "Anneth kuat" "Anneth ga boleh nangis cuma gara gara cowo brengsek kayak dia." Ya,cuma gumam!
Asal kalian tau dia bukan tipe prempuan yang pandai menyembunyikan kesedihan, tangisan, air mata, atau apalah yang dikatakan orang
Tidak! Tidak sama sekali. Tapi bukan berarti dia orang yang tidak tegar, cuma hatinya sedang dalam fase rapuh saat ini.
Friden
Itu namanya, si pemilik nama ini telah membuat hancur hati anneth tanpa sisa.
Bayangkan saja, bagaimana bisa ia memutuskan hubungan mereka begitu saja di depan orang ramai.Bahkan Anneth sendiri tidak tau kenapa friden memutuskan hubungan mereka.
Anneth berpikir 'apa friden suka sama orang lain?'Jujur, cuma orang brengsek yang melakukan hal itu! Dan kata brengsek sangat cocok di utarakan kepada Friden!
Dan kini, malam ini!
Hati Anneth sangat hancur, hancur sehancur - hancurnya. Bagaimana tidak? Hari demi hari bahkan bulan demi bulan telah mereka lalui bersama sangat sulit melupakan semua kenangan bersamanya ituAnneth juga bukan tipe orang yang tebuka kepada orang lain cuma Joa. Ya, cuma Joa yang ia percayai untuk tempat menyimpan rahasia - rahasianya.
Dan kini, Joa sedang tidak disampingnya!
Sebab itulah Anneth menuju ke atap gedung ini, tempat dimana ia bisa meluapkan seluruh isi hatinya.
Anneth punya semua yang akan ia utarakan, dan atap gedung adalah salah satu tempat yang cocok untuk orang yang patah hati
Tapi, tempat ini terlalu sepi.
Terlihat Anneth mengeluarkan benda berbentuk persegi panjang dari saku nya dan mencoba menghubungi sebuah kontak.
JO
Nama itu terpampang jelas di layar handphone nya. Tapi suaranya tidak terdengar, hanya suara operator yang didengar Anneth.
'Joa mana sih, kan gue kesepian sendiri disini' gumam Anneth pelan
Lalu, kembali lagi menatap langit malam dengan taburan bintang - bintang yang berkelap kelip. Membuat ingatan tentang friden kembali ke otak Anneth
Selang beberapa menit setelah itu, terdengar suara sepatu yang mulai mendekat.
Pijakan, demi pijakan terdengar dan Anneth mulai merasa takut. Takut kalau orang yang akan datang ini menyakitinya.
Wajar saja, tempat ini kan sepi. 'Aduh gue takut banget ini, gue harus gimana?' Batin Anneth
Dan Anneth pun terus melihat ke sumber suara itu. Jaga - jaga siapa tau orang itu benar - benar menuju atap.
Dan beberapa detik setelah itu, datang lah seorang pria memakai hoodie hitam dengan hot pants berwarna navy dan dengan kamera menggelantung di lehernya.
Dan
" TOLONGGGGGG!!" teriak Anneth melihat pria itu , dan pria itu pun menutup telinganya suara Anneth sangatlah nyaring.
'Njir, suara apaan nih? Ini gadis apa emak emak sih?' Batin pria itu. "Gausah teriak teriak kali!, telinga gue sakit nih" Ucap pria itu
"Lo mau nyakitin gue kan? Ngaku lo! Pergi sana! Kalo nggak mau gue laporin polisi?" Gertak Anneth "Pikiran Lo negatif banget sih! Panggil aja sono polisi lagian, ga mungkin kan polisi nangkep orang baik kayak gue" Jawab pria itu
Anneth pun bernafas lega, dia kira pria ini akan menyakiti dirinya. Tapi ternyata tidak hanya pikiran Anneth yang buruk.
Tapi Anneth sungguhlah asing dengan orang ini, Anneth sepertinya tidak pernah berjumpa dengan orang ini.
Suasana hening tidak ada yang memulai percakapan baik Anneth maupun pria itu.
Anneth tetap pada pemandangan indah itu sambil sedikit memikirkan masalah tentang friden . Sedangkan pria yang membawa kamera tadi masih sibuk memotret indahnya kota jakarta malam itu.Sudah sekitar 30 menit pria itu disana, dan kini ia berniat untuk pulang. Tapi, teringat dengan gadis yang ia kejutkan tadi pria ini tidak enak. Jadi dia menawarkan tumpangan pulang.
"Lo kayaknya sendirian ya disini?" Ucap pria itu agak ragu "Iyaa, emangnya kenapa?" Sahut Anneth "gue mau balik, dan kayaknya lo sendiri mau gue anterin?" Ucap pria itu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
Setelah sekitar beberapa menit Anneth pun menjawab ajakan pria itu "Hmm..gue bisa naik taxi kok" "oh yaudah kalo gitu gue duluan" tegas pria itu "iyaa.. makasi ajakannya" Jawab Anneth
Pria itu hanya membalas dengan senyum tipis.
***
Author Note :Halo:)
Selamat datang, selamat membaca
Semoga suka dengan karya pertama saya. Kalau pembaca suka yuk vote dan share sama sama:)Dan maaf jika ada kesalahan dan cerita agak tidak nyambung karna ini karya pertama saya, sambil belajar ehe:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Deven
Teen FictionIni tentang dia, tentang dia yang selalu saja tersenyum ke arahku dengan senyuman termanis yang pernah ia miliki. Ini tentang dia, dia yang menghancur leburkan raguku dari awal bertemu. Ini tentang dia, dia yang hangatnya mengalahkan sinar mentari p...